ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT

power antara penyedia kegiatan dan kelompok penerima kegiatan. Partisipasi masyarakat tersebut bertingkat, sesuai dengan gradasi, derajat wewenang dan tanggung jawab yang dapat dilihat dalam proses pengambilan keputusan Arnstein 1986 dalam Wicaksono 2010. Aspek-aspek dalam derajat keterlibatanpartisipasi menentukan tipe partisipasi stakeholder yang dianalisis menggunakan konsep Tangga Partisipasi Arnstein. Di bawah ini adalah matriks keterlibatanpartisipasi Stakeholder pada setiap tahapan berikut tipe partisipasi yang dianalisis menggunakan Tangga Partisipasi Arnstein: Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan Tahap Evaluasi Tahap Pelaporan Tipe Partisipasi Menurut Tangga Partisipasi Arstein Masyarakat Pengurus Koperasi Terlibat Rendah Terlibat Tinggi Terlibat Tinggi Terlibat Tinggi Tipe Penentraman Tokenism Masyarakat Anggota Koperasi Tidak Terlibat Terlibat Sedang Terlibat Rendah Tidak terlibat Tipe Pemberitahuan Tipe Konsultasi Tipe Penentraman Tokenism Pemerintah Desa dan Kecamatan Tidak Terlibat Tidak Terlibat Terlibat Rendah Tidak Terlibat Tipe Terapi Tanpa Partisipasi Perusahaan Geothermal Terlibat Tinggi Terlibat Rendah Terlibat Sedang Terlibat Sedang Tipe Kemitraan Partnership Mitra Perusahaan PNM Terlibat Tinggi Terlibat Tinggi Terlibat Tinggi Terlibat Tinggi Tipe Kemitraan Partnership Dinas Koperasi Terlibat Rendah Tidak Terlibat Tidak Terlibat Tidak Terlibat Tipe Pemberitahuan Tokenism Gambar 15. Matriks Keterlibatan Stakeholder dalam Penyelenggaraan LKMS Kartini Masing-masing stakeholder memiliki derajat partisipasi yang berbeda-beda dalam penyelenggaraan LKMS Kartini. Tingkat partisipasi tertinggi terletak pada perusahaan geothermal, mitra perusahaan, dan pengurus koperasi, tingkat partisipasi sedang terletak pada anggota kelompok simpan pinjam, dan tingkat partisipasi rendah terdapat pada pemerintah desa dan kecamatan, serta Dinas Koperasi. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap sejauhmana tingkat Kategori sosial 2 cenderung memiliki tingkat partisipasi yang sedang. Masyarakat dari sektor mata pencaharian non-farm memiliki kecenderungan keterlibatanpartisipasi yang lebih tinggi dibanding masyarakat dari sektor farm. Analisis juga dilakukan dengan kerangka konsep Arnstein 1969 dimana hasil frekuensi dan penghitungan skor menunjukkan bahwasanya sebagian besar anggota kelompok simpan pinjam berpartisipasi hingga tingkat tokenism, atau dalam hal ini hingga tipe pemberitahuan dan konsultasi. Dalam hal ini, anggota kelompok simpan pinjam hanya diarahkan untuk menerima informasi melalui sosialisasi dan jikalau ada saran, hanya sekedar didengar atau diterima, namun tidak untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, keterlibatan anggota kelompok simpan pinjam di Desa Cihamerang tergolong rendah menuju sedang dengan tingkat kekuasaan pada level tokenism, yakni berorientasi pada justifikasi masyarakat agar mengiyakan segala sesuatu yang telah dirancang sehingga anggota kelompok simpan pinjam tidak memiliki kontrol untuk mengambil keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dai 30 orang responden, sebagian besar anggota kelompok simpan pinjam LKMS Kartini bermatapencaharian utama di sektor pertanian, namun jika dilihat pada cakupan masing-masing kategori sosial, terlihat proporsi jumlah anggota kelompok simpan pinjam berasal dari kategori sosial non-farmburuh. Terdapat beberapa hal yang dapat diindikasikan oleh hasil pengolahan data tersebut, bahwasanya anggota kelompok dari kategori sosial tersebut memiliki waktu luang yang cenderung lebih banyak dibanding anggota kelompok dari kategori sosial lain. Selain itu, tingkat kebutuhan dan tingkat inisiatif untuk membuka usaha maupun mengembangkan usaha juga mempengaruhi seberapa tinggi minat untuk terlibat dalam program ini. Jumlah pinjaman yang cenderung sedikit menjadi pertimbangan anggota kelompok untuk mengikuti program tersebut, karena khususnya untuk anggota kelompok yang bekerja di sektor pertanian, jumlah tersebut dinilai sangat sedikit dibanding modal bertani yang harus mereka persiapkan. Tidak semua anggota kelompok memiliki kesamaan frekuensi mendapatkan penghasilan, sedangkan cicilan pinjaman harus dibayar setiap minggunya. Mekanisme tersebut juga menjadi pertimbangan anggota kelompok untuk memilih mengikuti program tersebut atau tidak. Sejauhmana program pemberdayaan ekonomi lokal melalui penyelenggaraan LKMS Kartini dapat berimplikasi dan berkontribusi terhadap seluruh stakeholder, khususnya anggota kelompok simpan pinjam, adalah ketika dapat dilihat dampak dari penyelenggaraan program, baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana hubungan atau korelasi antara tingkat partisipasi atau tingkat keterlibatan stakeholder, khususnya anggota kelompok simpan pinjam, pada setiap tahapan penyelenggaraan program terhadap dampak sosial dan dampak ekonomi program yang mereka peroleh. Dampak sosial didefinisikan sebagai perubahan yang dirasakan oleh anggota kelompok simpan pinjam setelah terlibat dalam penyelenggaraan program pada variabel kepercayaan trust, variabel kerjasama cooperation, dan variabel jejaring networking. Hasil pengolahan data baik dengan kerangka konsep partisipasi menurut Uphoff 1979, maupun Arnstein 1969, menunjukkan bahwa diperoleh hubungan antara variabel tingkat partisipasi dengan dampak sosial yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa partisipasi anggota kelompok simpan pinjam secara keseluruhan dalam penyelenggaraan program berhubungan dengan kekuatan modal sosial dalam masyarakat tersebut. Uji korelasi antara variabel tingkat partisipasi pada setiap tahapan dengan dampak sosial menunjukkan bahwasanya tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dan evaluasi menunjukkan hubungan korelasi sehingga dalam hal ini keterlibatan anggota kelompok simpan pinjam pada pelaksanaan program mempengaruhi kekuatan modal sosial mereka. Pada tahap perencanaan dan pelaporan, kedua variabel tersebut tidak berkorelasi, sehingga itu artinya partisipasi anggota kelompok simpan pinjam pada tahapan tersebut tidak berpengaruh pada kekuatan modal sosial. Penyelenggaraan LKMS Kartini memberi dampak pada modal sosial anggota kelompok simpan pinjam ketika selisih nilai antara anggota kelompok simpan pinjam dan non-anggota kelompok simpan pinjam, namun tidak semua kategori sosial anggota kelompok simpan pinjam memperoleh dampak sosial. Hal tersebut dijelaskan melalui hasil penelitian bahwasanya anggota kelompok simpan pinjam kategori non-farmpengusaha memiliki nilai selisih negatif, dimana itu artinya keterlibatannya dalam penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi lokal melalui kelompok simpan pinjam tidak memberi dampak positif. Namun, Keterlibatan anggota kelompok simpan pinjam dalam penyelenggaraan belum tentu menentukan peningkatan taraf hidup anggota kelompok simpan pinjam pada semua kategori karena hasil penelitian menunjukkan bahwa Kategori sosial non-farmpengusaha dan non-farmburuh memiliki dampak positif dalam taraf hidup terhadap penyelenggaraan LKMS Kartini, sedangkan dampak taraf hidup negatif dapat dilihat pada kategori sosial farmpengusaha dan farmburuh, tidak semua kategori sosial memperoleh dampak positif dalam tingkat pendapatan terhadap penyelenggaraan LKMS Kartini, dapat dilihat bahwa keterlibatan dalam program ini tidak memberikan dampak bagi pendapatan anggota kelompok simpan pinjam dari kategori sosial farmpengusaha dan non-farmpengusaha, sedangkan anggota kelompok simpan pinjam dari kategori sosial farmburuh dan non-farmburuh memperoleh dampak bagi pendapatan rumah tangganya. Aspek tingkat pendapatan memiliki keterkaitan yang erat dengan aspek tingkat pengeluaran. Sebuah rumah tangga dengan tingkat pendapatan yang tinggi namun pengeluaran juga tinggi, bahkan defisit, tidak lebih baik dibandingkan rumah tangga dengan tingkat pendapatan yang rendah namun pengeluaran juga rendah. Dari keempat kategori sosial, seluruhnya memiliki nilai delta yang positif dalam aspek tingkat pengeluaran. Antara aspek tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran, memiliki keterkaitan dengan aspek tabungansaving. Anggota kelompok simpan pinjam dengan kategori sosial farmpengusaha, non- farmpengusaha, farmburuh memiliki dampak positif terhadap tingkat tabungan rumah tangga. Keterlibatan anggota kelompok simpan pinjam dalam kelompok simpan pinjam membuat kategori masyarakat tersebut dapat mengatur keuangan rumah tangga mereka, dan berpikir progressive dengan menyisakan sebagian pendapatan untuk tujuan masa depan. Suatu program akan memiliki dampak yang lebih nyata, ketika setiap stakeholder berpartisipasi pada setiap tahapan penyelenggaraan. Partisipasi atau keterlibatan anggota kelompok simpan pinjam dalam penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi lokal melalui kegiatan simpan pinjam LKMS Kartini memberi dampak pada tingkat ekonomi anggota kelompok simpan pinjam.. Kategori sosial non-farmBuruh memiliki tingkat partisipasi yang paling tinggi diantara kategori sosial yang lain. Hal tersebut ternyata diiringi dengan dampak

BAB VIII PENUTUP

8.1. Kesimpulan

Penyelenggaraan LKMS Kartini merupakan salah satu wujud penyelenggaraan program CSR Perusahaan Geothermal yang berfokus pada area pemberdayaan ekonomi lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi anggota kelompok simpan pinjam di Desa Cihamerang dalam penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi lokal berhubungan dengan dampak sosial dan ekonomi masyarakat, sehingga jika partisipasi anggota kelompok simpan pinjam dalam penyelenggaraan program tinggi, maka dampak sosial dan ekonomi juga akan tinggi. Sejauhmana dampak sosial ekonomi diperoleh anggota kelompok simpan pinjam juga ditentukan oleh partisipasi dari stakeholder lain yang terkait. Jika dilihat dari klasifikasi kategori sosial yang ada, masyarakat dengan kategori sosial farmburuh memiliki tingkat partisipasi yang paling rendah diantara kategori sosial yang lain. Keikutsertaan anggota kelompok simpan pinjam kategori sosial tersebut, sejalan dengan kondisi taraf hidup anggota kelompok simpan pinjam karena tidak ada nilai peningkatan taraf hidup setelah mengikuti kegiatan simpan pinjam. Meskipun demikian, tingkat partisipasi pada kategori sosial tersebut memiliki hubungan terhadap tingkat pendapatan, tingkat tabungan, dan kekuatan modal sosial. Untuk kategori anggota kelompok simpan pinjam non-farmpengusaha, dan farmpengusaha tingkat partisipasi mereka tergolong sedang, namun data menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat pada kategori sosial tersebut tidak diikuti oleh peningkatan tingkat pendapatan, tingkat tabungan serta kekuatan modal sosial, kecuali untuk variabel taraf hidup, karena data menunjukkan bahwa terdapat peningkatan taraf hidup pada masyarakat kategori non-farmpengusaha. Penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi lokal secara langsung dan langsung membawa dampak pada kondisi sosial ekonomi anggota kelompok simpan pinjam pada khususnya. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh sejauhmana anggota kelompok simpan pinjam turut berpartisipasi dalam penyelenggaraannya. Dalam hal ini, tingkat keterlibatan masing-masing stakeholder memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Pada pelaksanaannya, penyelenggaraan program ini didominasi oleh peran dan fungsi Perusahaan Geothermal sebagai penyandang dana sekaligus pengambil keputusan pada awal pendirian. Stakeholder lain memiliki derajat keterlibatan yang rendah dengan peran dan fungsi yang berbeda. Masyarakat, yang dalam hal ini seharusnya secara aktif terlibat sebagai subjek dalam program, belum sepenuhnya terlibat sebagaimana mestinya. Begitu pun dengan pihak pemerintah lokal yang seharusnya dapat turut berpartisipasi dalam mendukung penyelenggaraan program, sejauh ini tidak terlibat secara langsung. Dominansi keterlibatan pihak swasta dalam penyelenggaraan program mempengaruhi sejauhmana program pemberdayaan berlangsung. Sejauhmana partisipasi anggota kelompok simpan pinjam berhubungan dengan dampak sosial ekonomi yang diperoleh juga dipengaruhi oleh faktor keterlibatan stakeholder lain.

8.2. Saran

Mengacu pada hasil penelitian, maka terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan masukan atau saran, diantaranya: 1. Sebaiknya Perusahaan Geothermal melakukan pendekatan partisipatif terhadap masyarakat dan pemerintah, begitu pun pemerintah dan masyarakat terhadap Perusahaan Geothermal sehingga tercipta hubungan yang lebih harmonis, saling mempercayai satu sama lain dan dapat membangun kerjasama yang baik. 2. LKMS Kartini sebaiknya mulai diarahkan untuk mengubah orientasi kegiatan yang hanya berfokus pada tingkat pengembalian dalam pembiayaan LKMS, melainkan orientasi perlu diarahkan pada sejauhmana pencapaian perguliran dana masing rumah tangga dalam pemanfaatan modal usaha. 3. Kebijakan pemerintah lokal dapat disinergikan dengan keberadaan perusahaan, sehingga penyelenggaraan program yang berkaitan dengan pengembangan masyarakat tidak tumpang tindih dan secara penuh melibatkan stakeholder terkait. DAFTAR PUSTAKA Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Anonim, 2008. Annual Report Perusahaan Geothermal. Jakarta: Perusahaan Geothermal. Anonim, 2009. Annual Report Perusahaan Geothermal. Jakarta: Perusahaan Geothermal. Arnstein, Sherry R. 1969. A Ladder Warga Negara Partisipasi. http:lithgow- schmidt.dksherry-arnsteinladder-of-citizen-participation.html diakses pada 26 Januari 2011. Dahlsrud, Alexander. How Corporate Social Responsibility is Defined: an Analysis of 37 Definitions. Corporate Social Responsibility and Environmental Management, Volume 15, 2008, hal. 1-13. www.interscience.wiley.com DOI: 10.1002csr.132. Djohan, Robby. 2007. Lead to togetherness. Fund Asia Eduaction. Jakarta. Dragicevic, Damir dkk. Reporting on Community Impacts: A survey conducted by the Global Reporting Initiative.Global Reporting Initiative, 2008. Garriga, Elisabeth dan Domenec Mele.Corporate Social Responsibility Theories : Mapping the Territory.Journal of Business Ethics, Volume 53, 2004, hal. 51-57. Netherlands:Kuwer Academic Publishers. Kriyantono, Rahmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group Lakin, Nick dan Veronica Scheubel.Corporate Community Involvement: The Definitive Guide to Maximizing Your Business Societal Engagement. Greenleaf Publishing, 2010. Lee, Min-Dong Paul. A Review of the Theories of Corporate Social Responsibility:Its Evolutionary Path and the Road Ahead. International Journal of Management Reviews Doi : 10.1111j.1468-2370.2007.00226.xx, 2008. Nasdian, Fredian Tonny. 2006. Pengembangan Masyarakat Community Development. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Nursahid, Fajar. 2006. Tanggung jawab sosial BUMN: Analisis Terhadap Model Kedermawanan Sosial Krakatau Steel, PT Pertamina dan PT Telekomunikasi Indonesia. Depok: Piramedia. Rahman, Arief. Implementasi Corporate Social Responsibility sebagai Kenggulan Kompetitif Perusahaan. Jurnal Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Volume 6, No. 2, 2004, hal. 37-46. Rahman, Reza. 2009. Corporate Social Responsibility: Antara Teori dan KenyataanYogyakarta: Media Pressindo Rudito, Bambang dan Arif Budimanta. 2003.Metode dan Teknik Pengelolaan Community Development. Jakarta: ICSD. Pemerintah Desa Cihamerang. 2010. “Profil Desa Cihamerang”. Kecamatan Kabandungan. Kabupaten Sukabumi. Saidi, Zaim dkk. 2003. Sumbangan Sosial Perusahaan :Profil dan Pola Distribusinya di Indonesia Survei 226 Perusahaan di 10 Kota. Jakarta Selatan: Piramedia. Sepriani, Arma. 2010. Hubungan Antara Persepsi Stakeholder Perusahaan Mengenai Corporate Social Responsibility CSR Dan Keberhasilan Program CSR. Studi Pustaka. Tidak Diterbitkan. Program Studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Seralgedin, Ismail. 1996b. Sustainability as Opportunity and the Problem of Social Capital. Journal of World Affairs Vol. 3 No. 2. Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia Sitorus, Felix. 1998. Penelitian Kualitatif “Suatu Perkenalan”. Kelompok Dokumentasi Ilmu-ilmu sosial untuk laboratorium Sosiologi, Antropologi dan Kependudukan Jurusan Ilmu sosial dan Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Soemanto, Bakdi dkk. 2007.Sustainable Corporate : Implikasi Hubungan Harmonis Perusahaan dan Masyarakat.Gresik: PT Semen Gresik Persero. Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat “Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial”. Bandung :PT Refika Aditama. Sukada, Sonny dkk. 2007.Membumikan Bisnis Berkelanjutan. Jakarta: Indonesia Business Links. Uphoff, NT.,Cohen, JM., dan Goldsmith, AA. Rural Development Committee: Feasibility and Application of Rural Development Participation: A. State-of-the-Arth Paper. New York: Cornell University. Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR Corporate Social Responsibility. Gresik: Fascho Publishing. Wicaksono, Mohammad Arya. 2010. Analisis Tingkat Partisipasi Warga Dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Studi Kasus: PT Isuzu Astra Motor Indonesia Assy Plant Pondok Ungu. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Program Studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara Mendalam PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder dalam Penyelenggaraan Program Corporate Social Responsibility dan Dampaknya terhadap Komunitas Perdesaan Tujuan : Menggali informasi terkait dengan kebijakan dan penyelenggaraan program CSR Perusahaan Geothermal Informan : Tokoh Masyarakat Haritanggal wawancara : Lokasi wawancara : Nama dan umur informan : Jabatan : Pertanyaan Penelitian 1. Apakah BapakIbu mengetahui mengenai program yang dilakukan oleh Perusahaan Geothermal Salak terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaanCSR? Dari mana dan apa saja? 2. Apakah BapakIbu turut aktif berperan serta dalam kegiatan CSR yang diselenggarakan Perusahaan Geothermal? 3. Mengapa BapakIbu tertarik untuk berperan serta? 4. Siapa saja menurut BapakIbu yang terkait dengan kegiatan ini selama pelaksanaannya? 5. Bagaimana menurut anda mengenai kegiatan CSR Perusahaan Geothermal, khususnya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui penyelenggaraan LKMS Kartini? 6. Sejauh ini apakah manfaat yang anda rasakan dari kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui penyelenggaraan LKMS Kartini? 7. Berupa apa saja manfaat yang anda rasakan tersebut? 8. Apakah hingga saat ini kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui penyelenggaraan LKMS Kartini? 9. Menurut BapakIbu apakah program CSR tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan penerima program? 10. Apakah harapan BapakIbu bagi kegiatan pemberdayaan ekonomi melalui LKMS kartini? PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder dalam Penyelenggaraan Program Corporate Social Responsibility dan Dampaknya terhadap Komunitas Perdesaan Tujuan : Menggali informasi terkait dengan kebijakan dan penyelenggaraan program Perusahaan Geothermal Informan : Pengurus LKMS Kartini Haritanggal wawancara : Lokasi wawancara : Nama dan umur informan : Jabatan : Pertanyaan Penelitian 1. Apa yang menjadi motivasi anda untuk ikut bergabung dalam kegiatan CSR Perusahaan Geothermal khususnya ini LKMS Kartini? 2. Bagaimana cara anda pada mulanya mengetahui akan keberadaan kegiatan CSR ini? 3. Bagaimana anda turut serta dalam kegiatan ini?Inisiatif sendiri, diajak, karena memiliki pengalaman, atau lainnya? 4. Sejak kapan anda bergabung? 5. Adakah persiapan khusus yang dilakukan baik dari pihak perusahaan dan diri anda dalam merencanakan kegiatan LKMS Kartini? 6. Bagaimana menurut anda mengenai kegiatan LKMS Kartini sejak anda bergabung? 7. Sejauh ini bagaimana pengaruh yang telah didapatkan dari LKMS Kartini bagi masyarakat tempat anda? 8. Berapa banyak masyarakat yang ikut turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini? 9. Bagaimana kontribusi dan dan dukungan pemerintah setempat terhadap kegiatan ini? 10. Adakah kendala yang dirasakan selama menjalankan program LKMS Kartini ini? 11. Apakah harapan anda dari kegiatan ini? PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder dalam Penyelenggaraan Program Corporate Social Responsibility oleh dan Dampaknya terhadap Komunitas Perdesaan Tujuan :Memahami kebijakan dan penyelenggaraan program CSR Perusahaan Geothermal Informan : Staf Departemen CSR Perusahaan Geothermal Haritanggal wawancara : Lokasi wawancara : Nama dan umur informan : Jabatan : Pertanyaan Penelitian: I. Pertanyaan Umum 1. Bagaimana sejarah dan latar belakang perusahaan memulai menyelenggarakan CSR? 2. Sejak kapan CSR mulai diselenggarakan? 3. Bagaimana pandangan perusahaan terhadap CSR? 4. Bagaimana kebijakan perusahaan mengenai CSR? 5. Siapa yang merumuskan kebijakan tersebut? 6. Apakah definisi CSR menurut Perusahaan Geothermal? 7. Apakah visi dan misi CSR Perusahaan Geothermal ? 8. Apakah tujuan dan sasaran utama pelaksanaan CSR oleh Perusahaan Geothermal? 9. Bagaimana posisi struktural CSR dalam perusahaan? Apa nama bagian yang membawahi penyelenggaraan CSR? Berapa jumlah orang yang berada di bawah divisibagian tersebut? 10. Berasal dari mana dana untuk melaksanakan CSR? Berapa persen dana yang dialokasikan untuk penyelenggaraan program CSR? Apakah setiap tahunnya sama atau tidak? 11. Bagaimana mekanisme persetujuan dilaksanakannya CSR oleh perusahaan? 12. Bagaimana mekanisme survey dalam pelaksanaan CSR untuk suatu tempat dan sasaran? Berapa lama? Dibantu oleh siapa? 13. Bagaimana cara pandang perusahaan terhadap CSR dan Comdev? 14. Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam menjalankan CSR? 15. Cara apa saja yang biasa digunakan dalam mencari mencari kebutuhan masyarakat? Kendala apa yang dialami saat hendak melaksanakan CSR di suatu tempat? 16. Apakah program yang dijalankan telah sesuai dengan tujuan perusahaan sebelumnya? 17. Sektor apa saja yang menjadi prioritas atau sering dilakukan perusahaan dalam menjalankan CSR? Mengapa? 18. Apakah ada pihak yang membantubermitra dalam pelaksanaan CSR? Siapa dan mengapa? 19. Apakah masyarakat dilibatkan dalam tahapan-tahapan pelaksanaan CSR? Sampai sejauh mana? Mengapa? 20. Bagaimana mekanisme monitoring dan evaluasi program CSR yang pernah dilaksanakan? Apakah hasil evaluasi dijadikan masukan untuk program berikutnya? 21. Apakah program tersebut masih berjalan sampai saat ini? 22. Apa saja dampak yang dirasakan perusahaan setelah menjalankan CSR? Apakah ukuran keberhasilan perusahaan dalam menjalankan CSR? Mengapa? 23. Bagaimana seharusnya bentuk CSR yang dilaksanakan suatu perusahaan?

II. Pertanyaan Khusus

1. Apa yang menjadi dasar motivasi untuk pelaksanaaan program CSR khususnya kegiatan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 2. Mengapa kegiatan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini yang dipilih sebagai salah satu bentuk CSR? 3. Siapakah yang menginisiasi program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembentukan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 4. Bagaimana tahapan perencanaan dalam pembuatan kegiatan ini? 5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merancang program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembentukan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merancang pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembentukan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 7. Apa yang menjadi media sosialisasi pada pelaksanaan CSR oleh perusahaan? 8. Siapa sajakah stakeholder yang terkait dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembentukan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 9. Mengapa mereka terlibat dalam penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembentukan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 10. Bagaimana cara menjalin kerjasama dengan para stakeholder dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembentukan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 11. Sejauhmana kontribusi para stakeholder tersebut? 12. Bagaimana mekanisme proyek penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembentukan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 13. Bagaimana perekruitan para pengurus dalam LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 14. Mengapa pengurus tersebut yang dipilih dalam LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 15. Apakah ada persiapan khusus bagi para pengurus dalam LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 16. Bagaimana perizinan yang dilakukan perusahaan untuk menyelenggarakan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 17. Sejauhmana pemerintah setempat memberi dukungan bagi penyelenggaraan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 18. Berupa apa saja dukungan tersebut? 19. Bagaimana model atau bentuk penyaluran dalam penyelenggaraan LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 20. Sudah berapa lama program ini diselenggarakan? 21. Ada atau tidakkah batasan waktu tertentu yang digunakan bagi program LKMS Kartini Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kartini? 22. Bagaimana tingkat antusias dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini menurut perusahaan? 23. Adakah data-data yang dapat menunjang hal tersebut? 24. Apa yang menjadi kriteria dan indikator perusahaan dalam penyelenggaraan CSR, khususnya LKMS Kartini? 25. Bagaimana penyelenggaraan evaluasi kegiatan LKMS Kartini? 26. Melibatkan siapa saja evaluasi tersebut? 27. Bagaimana mekanisme pelaporan kegiatan pemberdayaan ekonomi LKMS Kartini? 28. Apakah pelaporan kegiatan tersebut dilaksanakan dengan melibatkan stakeholder-stakehoilder lain seperti masyarakat atau pemerintah? 29. Apakah ada kendala yang dihadapi pada saat penyelenggaraannya tersebut? 30. Apakah harapan perusahaan terhadap kegiatan CSR terutama LKMS Kartini? PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM Partisipasi Stakeholder dan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Program Corporate Social Responsibility CSR dan Dampaknya terhadap Komunitas Perdesaan Tujuan : Menggali informasi terkait dengan kebijakan dan penyelenggaraan program Perusahaan Geothermal Informan : Staf Kantor KecamatanKelurahan Haritanggal wawancara : Lokasi wawancara : Nama dan umur informan : Jabatan : Pertanyaan Penelitian: 1. Bagaimana dan kapan desakeluarahanKecamatan ini berdiri? Mengapa bernama Cihamerang? 2. Bagaimana kondisi geografis dan demografi kelurahanKecamatan ini? 3. Bagaimana karakteristik masyarakat daerah ini? SARA, pendidikan, pekerjaan, budaya 4. Apakah bapakibu mengenal Perusahaan Geothermal? Siapa yang bapakibu kenal dari Perusahaan Geothermal dan jabatannya apa? 5. Kapan Perusahaan Geothermal datang ke daerah ini? Siapa yang menghadap? 6. Apakah Perusahaan Geothermal mensosialisasikan perihal rencana pelaksanaan program CSR? Berapa lama dilakukan sosialisasi tersebut? 7. Bagaimana cara Perusahaan Geothermal melakukan survey kebutuhan warga? Apa metode yang digunakan? 8. Apakah pejabat kecamatankelurahan dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan CSR Perusahaan? Jika tidak, mengapa? 9. Apakah masyarakat dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan CSR Perusahaan Geothermal? Jika tidak, mengapa? 10. Apakah kebutuhan utama yang diperlukan warga saat itu dan saat ini? 11. Program apa saja yang dilakukan oleh Perusahaan Geothermal? 12. Apakah program yang dijalankan Perusahaan Geothermal? Siapa saja sasarannya? 13. Apakah program yang dijalankan Perusahaan Geothermal bermanfaat bagi masyarakat? 14. Sejauhmana pihak keluarahkecamatan dilibatkan dalam implementasi program? 15. Apakah yang masyarakat rasakan setelah dijalankan program CSR Perusahaan Geothermal?

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

4 84 143

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Padaperusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-2010)

1 67 129

Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Pertumbuhan Pendapatan Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) Binaan P.T. Telekomunikasi Indonesia-TBK. CDC Area Medan

4 53 101

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Arun NGL Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe

3 65 100

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Dampak Program Corporate Social Responsibility PT. Telkom tbk Terhadap Akses Mata Pencaharian Masyarakat Peri - Urban Di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

0 41 151

Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa US

4 66 121

Keefektifan implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam meningkatkan taraf hidup warga komunitas pedesaan: studi kasus anggota kelompok LKMS Kartini di Dusun Pamengpeuk dan Dusun Pasirhaur, Desa Cihamerang, Kecamatan Kabandungan, Kabu

2 45 117

Respon Masyarakat Non Muslim Terhadap Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Lkms) (Study Kasus Pada Masyarakat Non Muslim Di Depok)

1 6 103