Konsep Dampak Program CSR
on Community Impacts: A survey conducted by the Global Reporting Initiative, menambahkan bahwa peningkatan terjadi ketika upaya tersebut disusun secara
strategis dan dikaitkan dengan kerangka internasional seperti halnya Millenium Development Goals MDGs Dragicevic, 2008. Pada waktu yang sama,
pertumbuhan atau peningkatan yang terjadi memperkuat pemahaman mengenai dampak dari kegiatan bisnis terhadap masyarakat dan lingkungan. Ada
peningkatan kepentingan
dari stakeholders
kepada perusahaan
untuk mengklarifikasi dan mendemonstrasikan dampaknya. Bagaimanapun juga,
berdasarkan sebuah penelitian terkait dampak dari CSR pada perusahaan besar agar mampu melihat dampak secara umum, kasus bisnis, sikap bisnis, kesadaran
dan praktik seharusnya juga mengetahui secara baik kebiasaan stakeholder, tetapi upaya untuk mengklarifikasi dampak pada hubungan terhadap manusia. Oleh
karena itu, saat ini makin maraknya tren terhadap kepentingan yang lebih dari sebuah perusahaan dan stakeholder nya untuk mengukur hasil dan memahami
bagaimana CSR dapat memberikan nilai baik bagi perusahaan maupun bagi komunitas.
GRI Global
Reporting Initiative
sebagai sebuah
jaringan multistakeholder yang mendukung pembangunan kesepakatan untuk membentuk
dan secara berkelanjutan meningkatkan keberlanjutan kerangka kerja pelaporan. Dimana,
GRI berinisiatif untuk melakukan penelitian berkaitan dengan pencapaian pemahaman yang lebih baik mengenai praktik tertentu dalam
pelaporan, jenis informasi, pola mencakup sektor dan lokasi geografis sejalan dengan panduan dari GRI. University of Hongkong bersama GRI dan CSR Asia
mengadakan penelitian untuk memahami pelaporan mengenai dampak perusahaan. Dragicevic 2008 memaparkan bahwa dalam survei yang dilakukan
oleh Global Reporting Initiative terdapat lima pertanyaan fundamental terkait pengukuran terhadap aspek dampak, yakni apakah terdapat aspek-aspek tertentu
dari CSR seperti dampak secara mudah dapat diukur. Ini adalah asumsi yang dibuat secara luas dan sejalan penelitian Blowfield yang berpandangan bahwa
“CSR Reports overall are better at covering environmental issues than social ones, and are only beginning to pay attention to companies
” Dragicevic, 2008. Pengukuran dampak dari perusahaan kepada komunitas bukan merupakan tugas
yang sederhana. Selama beberapa dekade, praktisi pengembangan masyarakat telah mencoba melakukan berbagai cara untuk melihat dampak terhadap
masyarakat dan lingkungan dengan menggunakan pendekatan tertentu. Dragicevic 2008 memaparkan bahwa penelitian ini dapat digunakan
untuk melihat dampak perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan, terdapat lima pertanyaan besar yang dapat diangkat. Pertama, bagaimana dampak
perusahaan pada komunitas setempat? Pertanyaan ini ditujukan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap praktik pelaporan partisipasi masyarakat dan dampak sesuai dengan pendekatan yang digunakan, jenis
informasi, pola baik sektor maupun lokasi geografis. Sejumlah 72 laporan berkelanjutan secara acak dipilih untuk analisis ini dan laporan yang terpilih harus
merefleksikan keanekaragaman sektor untuk melihat dampak komunitas secara relatif berdasarkan substansinya. Kedua, bagaimana pendekatan perusahaan dalam
pelaporan terhadap kinerja masyarakat? Dari pertanyaan tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa “sixty-three percent of the reports, followed by philantrophy
and charitable giving, community services, and employee volunteering, total community ebih baik expenditure dan community engagement and dialogue”.
Selain itu, “sixty-nine percent of the companies choose to group community related topics under a distinct section in the report
”. Ketiga, informasi apa yang tersedia dalam konteks pelaporan? Perusahaan biasanya berfokus pada pelaporan
kinerja mereka dan dalam kaitannya dengan inisiatif komunitas untuk menuju perubahan dan lingkungan sebagai sebuah hasil dari aktivitas mereka. Oleh
Karena itu, sulit untuk menggambarkan bagaimana dampak komunitas berdasarkan informasi pada laporan seperti halnya indikator kuantitatif yang lebih
sedikit digunakan untuk melaporkan dampak komunitas. Keempat, bagaimana pola dari sektor dan lokasi geografi yang ada? Hasilnya adalah terdapat perbedaan
dalam pola pelaporan antar sektor, seperti halnya pada Community Engagement and Dialogue yang muncul sebagai topik penting dalam sektor pertambangan
dimana 90 dari sektor perusahaan melaporkan isu ini. Kelima, bagaimana pendekatan dan informasi ini berkaitan dengan panduan GRI dan pada
kenyataannya sebagian besar laporan secara relatif lemah untuk memenuhi persyaratan seperti halnya yang tertulis pada pendekatan manajemen GRI terkait
dengan isu komunitas, kurangnya kapasitas dalam melaporkan dampak komunitas, dan kurangnya panduan atau petunjuk bagaimana menulis laporan.
Secara jelas terlihat bahwa, perusahaan sangat sulit untuk melaporkan sejauhmana dampak aktifitasnya terhadap lingkungan dan juga masyarakat. Diperlukan
pengukuran yang lebih sistematis dan juga bagaimana menyikapi perbedaan akan strategi investasi komunitas oleh masing-masing perusahaan.