Partisipasi stakeholder diidentifikasi secara kualitatif dengan menggali informasi dari pihak terkait, yakni pemerintah lokal, Perusahaan Geothermal,
mitra perusahaan, maupun tokoh masyarakat. Identifikasi masing-masing stakeholder
dilakukan dengan menganalisis sejauhmana keterlibatan dan keaktifan stakeholder
dalam penyelenggaraan program hingga kemudian dikategorikan berdasarkan tingkatan partisipasi yang mengacu pada konsep
Uphoff. Variabel tingkat partisipasi dihubungan dengan variabel dampak sosial dan dampak ekonomi melalui uji korelasi rank spearman. Hal tersebut dilakukan
untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Analisis menggunakan konsep partisipasi Uphoff kemudian dibandingkan dengan analisis
dengan konsep partisipasi Arnstein, untuk melihat kesesuaian pengujian statistik.
2.3. Hipotesis Penelitian
1. Semakin tinggi partisipasi anggota kelompok simpan pinjam LKMS Kartini dalam penyelenggaraan program CSR, maka semakin kuat modal
sosial komunitas perdesaan 2. Semakin tinggi tingkat partisipasi anggota kelompok simpan pinjam
LKMS Kartini dalam penyelenggaraan program CSR, maka semakin tinggi taraf hidup komunitas perdesaan.
2.4. Definisi Konseptual
1. Perusahaan Geothermal merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan gas bumi yang kemudian dipergunakan
sebagai pembangkit tenaga listrik, terletak di Gunung Salak, Jawa Barat. 2. Penyelenggaraan Program
Corporate Social Responsibility CSR
merupakan bentuk pelaksanaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan, mencakup daya tanggap perusahaan dalam menghadapi permasalahan
kebutuhan masyarakat yang diperlukan dalam implementasi program CSR, konsistensi program, evaluasi pemantauan program
3. Community Engagement merupakan komitmen kepedulian Perusahaan
Goethermal dalam mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat. 4. Community Based Micro Finance CBMF adalah program Community
Engagement yang bersifat bantuan terprogram dengan konsep
pengembangan masyarakat. Tujuan akhir program Community Based Micro Finance CBMF adalah mewujudkan kemandirian self help dan
keberlanjutan sustainability masyarakat Kecamatan Kabandungan pada umumnya, dan masyarakat Desa Cihamerang pada khsusunya.
5. Komunitas merupakan sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu dimana anggotanya saling berinteraksi memiki pembagian peran
dan status yang jelas, mempunyai kemampuan untuk memberikan pengaturan terhadap anggota-anggotanya. Komunitas dibatasi secara
ekologis oleh wilayah desa dan kecamatan. 6. Masyarakat didefinisikan sebagai sebuah entitas yang bersifat heterogen
dimana, sekumpulan orang tinggal bersama di suatu wilayah, diikat oleh aturan yang berlaku di wilayah tersebut, dimana dalam hal ini adalah
masyarakat Desa Cihamerang. 7. Stakeholders adalah individu maupun kelompok yang terlibat dalam
penyelenggaraan Program CSR. Dalam hal ini terdiri dari masyarakat baik pengurus koperasi maupun anggota koperasi, pemerintah baik
pemerintah desa, kecamatan, maupun dinas koperasi, dan swasta perusahaan geothermal beserta mitra perusahaan.
8. Anggota kelompok simpan pinjam LKMS Kartini didefinisikan sebagai masyarakat Desa Cihamerang yang tergolong sebagai anggota dari
kegiatan simpan pinjam yang diselenggarakan oleh LKMS Kartini.
9. Kategori Sosial Masyarakat adalah pengelompokan masyarakat
berdasarkan matapencaharian yang digeluti pada skala rumah tangga. Kategori mata pencaharian dibagi ke dalam dua kelompok yakni mata
pencaharian dari sektor pertanian farm sector dan sektor non-pertanian non farm. Selanjutnya dari kedua kategori tersebut, masing-masing
digolongkan kembali ke dalam dua sub kategori yakni kategori pengusaha dan kategori buruh.
Tabel 2. Kategori Sosial Masyarakat Pemanfaat Program Sektor
Posisi FARM
NON-FARM PENGUSAHA
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
BURUH KELOMPOK
3 KELOMPOK
4
2.5. Definisi Operasional
1. Tingkatan partisipasi adalah keikutsertaan anggota kelompok simpan pinjam LKMS Kartini dalam semua tahapan kegiatan sesuai dengan
gradasi derajat wewenang dan tanggung jawab yang dapat dilihat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.
a. Partisipasi pada Tahap Perencanaan Keterlibatan anggota LKMS Kartini dalam merumuskan, merancang
penyelenggaraan LKMS Kartini, baik bersifat teknis maupun non- teknis,
menyangkut aspek,
kehadiran, keikutsertaan
dalam pengambilan keputusan dan keaktifan anggota selama proses
perencanaan kegiatan. b. Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan
Keterlibatan anggota LKMS Kartini dalam tahapan pelaksanaan kegiatan simpan pinjam LKMS Kartini yang menyangkut aspek
kehadiran, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, serta keaktifan anggota selama proses kegiatan.
c. Partisipasi pada Tahap Evaluasi Keterlibatan anggota LKMS Kartini dalam mengevaluasi kelebihan
kekurangan dari pelaksanaan kegiatan simpan pinjam oleh LKMS Kartini, meliputi keikutsertaan anggota dalam memberikan saran dan
kritik.