Lokasi dan Waktu Penelitian
Engagement. Selain itu, tokoh masyarakat berserta masyarakat Desa Cihamerang, Kecamatan Kabandungan,
Kabupaten Sukabumi yang mendapat manfaat dari program Community Engagement. Pemerintah setempat, yakni pemerintah Desa
Cihamerang dan pemerintah Kecamatan Kabandungan juga menjadi informan kunci dalam penelitian ini. Untuk melengkapi data yang didapatkan dari informan
kunci, diperlukan data dari informan-informan lainnya yang kemudian akan didiskusikan bersama informan kunci. Pemilihan pemerintah sebagai salah satu
informan kunci didasarkan atas pertimbangan bahwasannya pemerintah, dalam hal ini pemerintah setempat adalah pembuat kebijakan dan memiliki andil serta
tanggung jawab terhadap segala sesuatu kegiatan yang diadakan. Tokoh masyarakat dalam hal ini dilibatkan sebagai informan kunci sebagai pihak yang
berpotensi untuk memberikan informasi terkait populasi yang memiliki karakteristik sesuai dengan konteks penelitian.
Populasi atau universe didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga Singarimbun, 2006. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh rumah tangga masyarakat Desa Cihamerang yang menjadi anggota kelompok simpan pinjam LKMS Kartini, yakni dalam hal ini
berjumlah 75 orang. Dari keseluruhan populasi, dibentuklah kerangka sampling yang berjumlah 54 orang dengan meliputi anggota kelompok simpan pinjam di
dua dusunkampung, yakni dusunkampung Pasir Haur dan Pameungpeuk. Pemilihan kedua dusun tersebut didasarkan pada kriteria, dimana kelompok di dua
dusun tersebut tergolong aktif mengadakan kumpulan setiap minggunya dan juga frekuensi putaran pinjaman modal yang sudah minimal dua kali dilakukan.
Responden didefinisikan sebagai pihak yang memberi keterangan tentang diri dan kegiatan yang dilaksanakannya. Pemilihan responden dilakukan dengan
teknik purposif atau purposive sampling. Singarimbun 2006 menyampaikan bahwasanya sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu,
sedangkan pertimbangan yang diambil itu berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka sampel. Cara pengambilan sampel seperti ini ialah kita memilih sub-
grup dari populasi sedemikian rupa sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat yang sesuai dengan sifat-sifat populasi. Pengambilan sampel dari kerangka
sampling dilakukan secara puposif, mengingat penelitian ini diarahkan untuk
melihat dampak penyelenggaraan program sehingga responden yang dipilih merupakan anggota kelompok simpan pinjam yang sudah mengikuti dua kali
putaran pinjaman modal. Selain itu, faktor frekuensi penyelenggaran kumpulan juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan responden. Jumlah responden yang
diambil dalam penelitian ini berjumlah 45 orang, yang terdiri dari 30 responden dari rumah tangga anggota kelompok simpan pinjam LKMS Kartini dan 15
responden pembanding dari rumah tangga non-anggota kelompok simpan pinjam LKMS Kartini. Responden sebanyak 30 orang dari kategori rumah tangga anggota
kelompok simpan pinjam diambil dari kerangka sampling yang berjumlah 54 orang dengan pertimbangan bahwasanya tidak semua anggota kelompok simpan
pinjam dalam kerangka sampling dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat diwawancarai untuk diambil datanya.
Jumlah informan yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 12 orang yang terdiri dari perwakilan pihak PGPA Policy, Government, and Public Affair.
Penentuan jumlah responden yang diambil didasarkan pada pernyataan Singarimbun 2006 bahwasanya bilamana analisa yang dipakai adalah teknik
korelasi, maka sampel yang diambil minimal 30 kasus. Penjelasan mengenai teknik korelasi akan dipaparkan pada sub bab selanjutnya. Unit analisis dalam
penelitian ini adalah rumah tangga anggota kelompok LKMS Kartini, meskipun dalam hal ini keterlibatan dalam kelompok simpan pinjam diperankan oleh Ibu.
Pemilihan unit analisis dengan cakupan rumah tangga didasarkan pada pertimbangan tujuan penelitian, dimana untuk melihat bagaimana dampak
terhadap taraf hidup dan modal sosial tidak dapat diukur dalam cakupan skala individu.