Bidang Keuangan Sistem penyelenggaran otonomi khusus Papua dalam tinjauan

3. Pembentukan Peraturan Daerah Khusus Perdasus dan Peraturan Daerah Provinsi Perdasi Pasal 29 sd 31, dan; 4. Kewenangan khusus daerah Pasal 4, bidang perekonomian Pasal 38 sd 42, bidang pendidikan dan kebudayaan Pasal 56 sd 58, bidang kesehatan Pasal 59 sd 60, bidang kependudukan dan ketenagakerjaan Pasal 61 sd 62, bidang lingkungan hidup Pasal 63 sd 64, dan; bidang sosial Pasal 65 sd 66. Senyatanya peraturan yang menjadi dasar berlakunya otsus di tanah Papua dan Papua Barat belumlah memiliki peraturan pelaksana hingga pada standart oprasional dalam pelaksanaan kewenangan khusus, hal ini memiliki impilkasi adanya multitafsir kewenangan dan terdapat ketidaktegasan pada tahap pelaksanaan kebijakan. Terjadi konflik horizontal di dalam wilayah Papua, otsus dan pemekaran daerah di Papua menjadi objek ketidaksetujuan masyarakat dan sekaligus menjadi potensi yang memberikan kesempatan elit politik lokal Papua mencapai keuntungan ekonomi dalam bidang investasi hingga dana otsus. 26 Perdasus ataupun perdasi yang telah diterbitkan kurang menjadi acuan yang tegas, terdapat 7 perdasus dan 8 perdasi yang telah diterbitkan dari total seharusnya terdapat 31 perdasus dan perdasi yang harus diselesaikan. 27

B. Bidang Keuangan

Terdapat empat sumber pendanaan untuk Papua dengan status kekhususannya, Dana Alokasi Umum atau DAU ditambah 2 khusus untuk wilayah Papua dan Papua Barat. Pengaturan mengenai keuangan terdapat di dalam Pasal 34 UU Otsus Papua, yakni; 26 I Ngurah Suryawan, Jiwa yang Patah, Pusbadaya Universitas Negeri Papua Monokwari, 2012 Halaman 225. 27 Tim Peneliti Kemitraan, Kemendagri dan Lembaga Administrasi Negara, Op.,cit., Halaman 3. Pasal 34 Sumber-sumber penerimaan Provinsi, KabupatenKota meliputi: a. pendapatan asli Provinsi, KabupatenKota; b. dana perimbangan; c. penerimaan Provinsi dalam rangka Otonomi Khusus; d. pinjaman Daerah; dan e. lain-lain penerimaan yang sah. 1. Pendapatan Asli Provinsi, KabupatenKota Sumber pendapatan asli Provinsi Papua, KabupatenKota terdiri atas : a. Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan di atas Air, Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Galian Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lain-lain. Pajak-pajak Daerah ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah; b. Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Persampahan, Retribusi Biaya Cetak Kartu, Retribusi Pemakaman, Retribusi Parkir di Tepi Jalan, Retribusi pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi Pemadam Kebakaran, dan lain-lain. Retribusi ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah; c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain hasil deviden BUMD; dan d. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar, komisi, potongan, dan lain-lain yang sah. 2. Dana Perimbangan Komponen Dana Perimbangan yang terdiri dari bagi Dana Bagi Hasil terbagi atas Dana Bagi Hasil Pajak BHP dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK. Dana Perimbangan bagian Provinsi Papua, KabupatenKota dalam rangka otonomi khusus dengan perincian sebagai berikut: a. Bagi Hasil Pajak BHP antara lain Pajak Bumi Bangunan PBB, Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan BPHTB, dan pajak Penghasilan Badan ataupun pribadi dengan pembagian : 1. Pajak Bumi dan Bangunan sebesar 90 sembilan puluh persen; 2. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebesar 80 delapan puluh persen; dan 3. Pajak Penghasilan Orang Pribadi sebesar 20 dua puluh persen. b. Bagi Hasil Sumber Daya Alam 1. Kehutanan sebesar 80 delapan puluh persen; 2. Perikanan sebesar 80 delapan puluh persen; 3. Pertambangan umum sebesar 80 delapan puluh persen; 4. Pertambangan minyak bumi sebesar 70 tujuh puluh persen; dan 5. Pertambangan gas alam sebesar 70 tujuh puluh persen. c. DAU yang ditetapkan dengan undang-undang d. Dana Alokasi Khusus Penerimaan khusus dalam rangka pelaksanaan otonomi khusus yang besarnya setara dengan 2 dua persen dari platfron Dana Alokasi Umum Nasional, yang terutama ditujukan untuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan. Dana tambahan dalam rangka pelaksanaan otonomi khusus yang besarnya ditetapkan antara pemerintah dengan DPR berdasarkan usulan Provinsi pada setiap tahun anggaran, yang terutama ditujukan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur. Dana tersebut dimaksudkan agar sekurang-kurangnya dalam 25 dua puluh lima tahun seluruh kota-kota provinsi, kabupatenkota, distrik atau pusat-pusat penduduk lainnya terhubungkan dengan transportasi darat, laut atau udara yang berkualitas sehingga Provinsi Papua dapat melakukan aktivitas ekonominya secara baik dan menguntungkan sebagai bagian dari sistem perekonomian nasional dan global. Penerimaan untuk bagi hasil sumber daya alam yang meliputi pertambangan minyak bumi dan gas alam berlaku selama 25 dua puluh lima tahun. Mulai tahun ke-26 dua puluh enam, penerimaan dalam rangka otonomi khusus menjadi 50 lima puluh persen untuk pertambangan minyak bumi, sebesar 50 lima puluh persen untuk pertambangan gas alam. Penerimaan khusus dalam rangka otonomi khusus berlaku selama 20 dua puluh tahun yang diatur secara adil dan berimbang dengan Perdasus, dengan memberikan perhatian khusus pada daerah-daerah yang tertinggal. 3. Pinjaman Daerah Provinsi Papua dapat menerima bantuan luar negeri setelah memberitahukannya kepada Pemerintah. Provinsi Papua dapat melakukan pinjaman dari sumber dalam negeri danatau luar negeri untuk membiayai sebagian anggarannya. Pinjaman dari sumber dalam negeri untuk Provinsi Papua harus mendapat persetujuan dari DPRP. Pinjaman dari sumber luar negeri untuk Provinsi Papua harus mendapat pertimbangan dan persetujuan DPRP dan Pemerintah dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. 4. Lain-lain Penerimaan yang sah Pendapatan daerah selain dari PAD dan Dana Perimbangan, juga didapatkan adanya Pendapatan lain-lain yang sah. Lain-lain pendapatan yang sah terdiri dari pendapatan pendapatan hibah, pendapatan dana darurat, dan pendapatan lainnya. Total dana yang dikeluarkan oleh pemerintah atas otonomi khusus kepada Papua dan Papua Barat dari tahun 2002-2012 sebesar Rp. 33,682 T dengan rincian sebagaimana terdapat dalam table di bawah ini, 28 Tabel 2.3. Alokasi Dana Otonomi Khusus dan Tambahan Infrastruktur Tahun 2002-2012 No Tahun Dana Otsus dalam milyar Rp Infrastruktur dalam Milyar Rp Papua Papua Barat Papua Papua Barat 1 2002 1,380 - - - 2 2003 1,539 - - - 3 2004 1,643 - - - 4 2005 1,775 - - - 5 2006 2,913 - - - 6 2007 3,296 - - - 7 2008 3,590 - 330 670 8 2009 2,610 1,118 800 600 9 2010 2,695 1,155 800 600 10 2011 3,157 1,353 800 600 11 2012 3,833 1,642 571 428 TOTAL 28,413 5,269 2,501 2,298 Sumber : Ditjen Keuangan Daerah, Kemendagri Tahun 2012 28 Tim Peneliti Kemitraan, Kemendagri dan Lembaga Administrasi Negara, Op.,cit. Halaman 57. Provinsi Papua Barat mendapatkan dana secara mandiri dimulai dari tahun 2008 setelah putusan Mahkamah Konstitusi mengakui Papua Barat yang telah menjalani fungsi administrasi dan diteruskan dengan pembentukan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Papua. Pengalokasian dari pendanaan Otsus diprioritaskan kepada kabupatenkota dengan perhitungan 60 dan 40, akan tetapi di Papua Barat karena dirasakan alokasi 60 masih dirasa begitu kurang ideal sehingga alokasi dinaikan dengan alokasi sebesar 70 dan 30 pada tahun 2010 dengan mengeluarkan peraturan gubernur. Tabel 2.4. Pola Pengalokasian Dana Otonomi Khusus di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Periode Porsi KabupatenKota Porsi Provinsi Dasar Hukum Periode 2002- 2003 40 60 Surat Keputusan Menteri RI Nomor 47KM.072002 tanggal 21 Februari 2002 tentang Cara Penyalurah Dana Oonomi Khusus Provinsi Papua Periode 2004- 2006 60 40 Perda Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Pembagian Penerimaan dalam Rangka Otonomi Khusus Periode 2007- 2008 70 30 Perdasus Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pembagian dan Pengelolaan Penerimaan dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Khusus Papua Periode 2009- 2011 70 130 Peraturan Gubernur Provinsi Papua Barat Nomor 41 Tahun 2010 Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Papua.

B. Lembaga Khusus