3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di BP3K Wilayah Ciawi yang beralamat di Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor, dengan pertimbangan
bahwa penelitian mengenai kepuasan petani di BP3K Wilayah Ciawi sejauh ini belum pernah dilaksanakan dan secara administrasi BP3K Ciawi ini
merupakan BP3K yang dapat diunggulkan dibandingkan dengan BP3K lainnnya di Kabupaten Bogor. BP3K Wilayah Ciawi terdiri dari tiga
kecamatan yaitu Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Cisarua. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2009 sampai Desember 2009.
3.3 Metodologi Penelitian 3.3.1 Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti Umar, 2003.
Pada penelitian ini data primer diperoleh melalui pengisian kuisioner Lampiran 1 oleh responden petani sampel di wilayah kerja BP3K
Ciawi, diskusi dengan kepala BP3K Ciawi dan penyuluh lapang BP3K Ciawi, wawancara langsung dengan aparatur desa dan Kontak Tani
Nelayan Andalan KTNA yang ada di BP3K Ciawi.
Teknik kuisioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, dan harus diisi oleh responden Lampiran 1. Bentuk kuisioner yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk
kuisioner berstruktur yakni kuisioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban, sehingga responden hanya memberi tanda pada
jawaban yang dipilih dan jawabannya bersifat tertutup, artinya pada setiap pertanyaan sudah tersedia alternatif jawaban. Dalam hal ini,
setiap jawaban dari pertanyaan diberi bobot dengan menggunakan skala likert, dimana skala likert digunakan untuk mengetahui atau
menganalisis mutu pelayanan yang diberikan penyuluh lapang BP3K Ciawi dengan mutu pelayanan yang diinginkan oleh petani. Responden
diminta memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban atas semua pernyataan yang diamati. Untuk mengukur tingkat mutu pelayanan
penyuluh lapang BP3K Ciawi yang menyangkut harapan petani dan dalam mengukur tingkat pelaksanaan kinerja dari mutu pelayanan
penyuluh lapang BP3K Ciawi digunakan skala likert pada Tabel 1.
Tabel 1. Skor Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Skor atau Nilai
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
1 Sangat Tidak Penting
Sangat Tidak Puas 2
Tidak Penting Tidak Puas
3 Netral
Netral 4
Penting Puas
5 Sangat Penting
Sangat Puas Penentuan atribut-atribut kualitas jasa dalam kuisioner diperoleh
berdasarkan tugas pokok dan fungsi dari penyuluh lapang. Selanjutnya, atribut yang didapat disesuaikan oleh pihak BP3K Ciawi melalui diskusi
dengan kepala BP3K Ciawi dan penyuluh lapang BP3K Ciawi untuk mengeleminasi atribut-atribut yang dianggap tidak sesuai dengan BP3K
Ciawi.
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh
pihak lain misalnya dalam bentuk-bentuk seperti tabel-tabel atau diagram-diagram Umar, 2003. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data yang diperolah dari studi pustaka, internet dan literatur instansi atau dinas terkait yang terdiri dari data demografi,
monografi, luas lahan, wilayah binaan BP3K dan data lain yang berkaitan dengan penelitian.
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel di BP3K Wilayah Ciawi adalah dengan menggunakan metode pengambilan
sampel non-probabilitas atau non-acak, dengan menggunakan teknik purposive sampling dan judgment sampling cara keputusan. BP3K
Ciawi memiliki 106 kelompok tani dengan jumlah petani sebanyak
2.426 orang petani yang akan dijadikan sebagai populasi untuk penelitian. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang
ciri-cirinya akan diduga dan populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Penentuan jumlah responden
minimal, didasarkan pada pendapat Slovin dalam Umar 2003 dengan rumus:
1
2
Ne N
n
…………………………….………………………1
Dengan n = jumlah responden
N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir. Menurut Slovin dalam Umar 2003 dalam penggunaan rumus di
atas persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir adalah sebesar 10
persen. Populasi petani di BP3K Wilayah Ciawi per Mei 2009 dalam rekapitulasi penilaian kemampuan kelas kelompok sebesar 2.426 petani,
maka jumlah sampel yang diperlukan adalah minimal sebesar 97 responden. Jumlah sampel yang diperoleh harus dapat mewakili
kelompok tani di BP3K Ciawi. Dengan purposive sampling atau penentuan sampel dengan pertimbangan bahwa sampel tersebut dapat
mewakili kelompoknya, maka dipilih lima orang responden yang akan mewakili kelompok tani yang terdiri dari ketua, satu orang pengurus
kelompok dan tiga orang anggota kelompok tani.
Kelompok tani sampel didapat dengan cara jumlah sampel yang diperlukan dibagi dengan lima orang perwakilan dari tiap kelompok tani
97 orang : 5 orang, dengan pembulatan maka kelompok tani sampel yang diperlukan adalah 20 kelompok tani. Penentuan kelompok tani
sampel dengan menggunakan teknik judgement sampling yaitu dengan menentukan secara sengaja kelompok tani di wilayah kerja BP3K Ciawi
yang memenuhi kriteria tertentu. Adapun kriteria kelompok tani yang
dijadikan sampel yaitu kelompok tani aktif yang rutin mengadakan pertemuan kelompok, kelompok tani aktif yang mengikuti program yang
diadakan pihak BP3K seperti kursus tani, Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu SLPTT, Sekolah Lapang Pengelolaan Hama
Terpadu SLPHT dan berbagai program serta pelatihan lainnya yang diadakan BP3K Ciawi
. Kriteria kelompok Tani aktif tersebut ditentukan
dengan melibatkan kepala BP3K Ciawi sebagai narasumber.
3.3.3 Pengolahan dan Analisis Data
Data primer yang telah diperoleh dari petani di wilayah BP3K Ciawi ditabulasi dan diolah dengan rumus statistika menggunakan
program Microsoft Excel 2003, SPSS for Windows ver. 12.0 dan Minitab for Windows Ver. 14,0. Dalam pengolahannya, tahap pertama yang
dilakukan adalah uji validitas dan uji reliabilitas kuisioner. Pengujian ini dilakukan agar kuisioner yang digunakan akurat dan layak untuk
disebarkan kepada responden. Selanjutnya, dilakukan pengukuran data dengan alat pengukuran kepuasan pelanggan yaitu Importance
Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index.
a. Uji Validitas
Instumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan hasil
penelitian yang valid adalah bila terdapat kesamaan antara data yang telah terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
yang diteliti.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment dengan bantuan Microsoft Excel 2003. Korelasi
Product Moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel atau lebih adalah sama.
Rumus Product Moment adalah :
}
}{ {
2 2
2 2
i i
i i
i i
i i
xy
y y
n x
x n
y x
y x
n r
…………………..2
Dengan : r
xy
= korelasi antara variabel x dan y Ho = instrumen dinyatakan tidak valid
Ha = instrumen dinyatakan valid Setelah r
xy
didapat, kemudian dibandingkan dengan r tabel dengan taraf kesalahan tertentu. Jika rxy lebih besar dari nilai r tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Menurut Arikunto dalam Umar 2003 disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30
orang, dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen =0,05. Dengan demikian, atribut dapat dinyatakan valid jika nilai rxy atau
nilai r hitung lebih besar dari 0,361.
Hasil perhitungan uji validitas pada Tabel 2, menunjukkan seluruh atribut yang diuji memiliki nilai r hitung lebih besar dari r
tabel pada selang kepercayaan 95 persen, yaitu 0,361. Hal ini menunjukkan seluruh atribut yang diuji adalah signifikan dan dapat
dinyatakan valid, serta responden dapat mengerti maksud dari setiap pertanyaan kuisioner.
Tabel 2. Nilai Korelasi Uji Validitas Pertanyaan Kuisioner di Wilayah Kerja BP3K Ciawi
No Atribut Mutu
Nilai Korelasi
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kepuasan
1 1
Kerapihan dan penampilan 0,481
0,666 2
Praktek langsung di lapangan 0,388
0,423
3 Pelatihan dan kunjungan
0,399 0,671
4 Pengupayaan sarana dan prasarana
0,539 0,660
5 5
Penyusunan rencana kegiatan usahatani
0,598 0,561
6 6
Membantu administrasi kelompok 0,398
0,450 7
Memberikan informasi teknologi baru
0,847 0,738
8 Memberikan informasi
p p
a a
s s
a a
r r
0,609 0,618
9 Memberikan informasi peluang
usaha dan permodalan 0,477
0,542 10
Peningkatan hasil usaha 0,617
0,717 11
Cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul
0,718 0,645
1 1
2 2
Kecepatan menangani pengaduan petani
0,564 0,773
13 Membantu dalam pengambilan
keputusan guna menjalin kemitraan usaha
0,563 0,514
14 Keramahan
0,373 0,543
1 1
5 5
Pengetahuan dan kecakapan dalam memberikan materi
0,517 0,600
16 Pelayanan menyelesaikan masalah
secara tuntas 0,794
0,721 17
Pengetahuan permasalahan di Lapangan
0,722 0,729
18 Mudah ditemui dihubungi
0,380 0,700
19 Pelayanan yang sama kepada
petani 0,619
0,756 20
Perhatian khusus atas masalah tertentu
0,539 0,576
b. Uji Reliabilitas