Uji Reliabilitas Importance Performance Analysis IPA

Tabel 2. Nilai Korelasi Uji Validitas Pertanyaan Kuisioner di Wilayah Kerja BP3K Ciawi No Atribut Mutu Nilai Korelasi Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan 1 1 Kerapihan dan penampilan 0,481 0,666 2 Praktek langsung di lapangan 0,388 0,423 3 Pelatihan dan kunjungan 0,399 0,671 4 Pengupayaan sarana dan prasarana 0,539 0,660 5 5 Penyusunan rencana kegiatan usahatani 0,598 0,561 6 6 Membantu administrasi kelompok 0,398 0,450 7 Memberikan informasi teknologi baru 0,847 0,738 8 Memberikan informasi p p a a s s a a r r 0,609 0,618 9 Memberikan informasi peluang usaha dan permodalan 0,477 0,542 10 Peningkatan hasil usaha 0,617 0,717 11 Cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul 0,718 0,645 1 1 2 2 Kecepatan menangani pengaduan petani 0,564 0,773 13 Membantu dalam pengambilan keputusan guna menjalin kemitraan usaha 0,563 0,514 14 Keramahan 0,373 0,543 1 1 5 5 Pengetahuan dan kecakapan dalam memberikan materi 0,517 0,600 16 Pelayanan menyelesaikan masalah secara tuntas 0,794 0,721 17 Pengetahuan permasalahan di Lapangan 0,722 0,729 18 Mudah ditemui dihubungi 0,380 0,700 19 Pelayanan yang sama kepada petani 0,619 0,756 20 Perhatian khusus atas masalah tertentu 0,539 0,576

b. Uji Reliabilitas

Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama Umar, 2003. Setelah uji validitas, maka kuisioner yang digunakan perlu diuji reliabilitasnya untuk menunjukkan konsistensi suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Kuisioner yang reliable adalah kuisioner yang apabila dicobakan berulang-ulang terhadap kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Adapun rumus yang digunakan adalah : } 1 { 1 2 2 t i i s s k k r     ………………………………………………. 3 Nilai varian total dan varian item dapat diketahui dengan menggunakan rumus: 2 2 2 2 n x n x s i t t     ……………………………………………... 4 2 2 n Jk n Jk s s i t   ………………………………………………….….5 Dengan: r i = reliabilitas instrumen k = jumlah butir pertanyaan  2 i s = jumlah varian item 2 t s = varian total Jk i = jumlah kuadrat seluruh skor item Jk s = jumlah kuadrat subjek n = jumlah responden x = nilai skor yang dipilih Uji reliabilitas diolah dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows ver. 12.0. Berdasarkan perhitungan Lampiran 2, hasil yang didapat untuk tingkat kepentingan diperoleh 0,876 dimana nilai tersebut termasuk kategori excellent atau sempurna. Begitu juga untuk tingkat kepuasan diperoleh alpha 0,916 dimana nilai tersebut termasuk kategori excellent atau sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan pengukuran dalam kuisioner rendah, sehingga penggunaannya dapat diandalkan dan mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten, apabila peneliti menyebarkan kuisioner secara berulang dan dalam waktu berlainan.

c. Importance Performance Analysis IPA

Metode deskriptif kualitatif-kuantitatif digunakan dalam mengolah dan menganalisis data penelitian. Rangkuti 2006 menyebutkan bahwa IPA atau analisis tingkat kepentingan dan kinerja karyawan atau penyuluh digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai sejauh mana tingkat kepuasan petani terhadap penyuluh BP3K Ciawi. Metode Importance Performance Analysis merupakan suatu teknik penerapan untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Tingkat kepentingan diukur dari harapan petani, sedangkan tingkat kinerja diukur dari pelaksanaannya. Total penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja masing- masing atribut diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing-masing skala dengan jumlah responden yang memilih pada skala likert. Kisaran untuk tiap skala adalah : . Xib-Xik ………………………………….6 Banyaknya skala pengukuran Dimana : Xib = skor terbesar yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberi jawaban sangat penting atau sangat baik skor 5 terhadap setiap unsur i mutu pelayanan. Xik = skor terkecil yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberi jawaban tidak penting skor 1 terhadap setiap unsur i mutu pelayanan. Maka besarnya kisaran untuk setiap kelas yang diteliti adalah : [5x n-1x n] 5 karena n berjumlah 100, maka kisarannya adalah: [5x100-1x100] = 80 5 Tabel 3. Sebaran Jumlah Nilai Tingkat Kepentingan Harapan Tingkat Kepentingan Selang Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 100-179 180-259 260-339 340-419 420-499 Tabel 4. Sebaran Jumlah Nilai Tingkat Kinerja Pelaksanaan Tingkat Kinerja Selang Tidak Puas Kurang Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas 100-179 180-259 260-339 340-419 420-499 Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut kualitas Penyuluh Pertanian Lapang. Adapun rumus yang digunakan adalah : 100 x Yi Xi TK i  …………………...………………………...……. 7 Dengan Tk i = tingkat kesesuaian penyuluh lapang Xi = skor penilaian petani terhadap tingkat kinerja atribut penyuluh lapang Yi = skor penilaian petani terhadap tingkat kepentingan atribut kualitas jasa penyuluh lapang Tingkat kesesuaian digunakan untuk mengetahui sejauh mana kepuasan petani di wilayah kerja BP3K Ciawi. Jika Tki 100 persen maka dapat dikatakan petani merasa sangat puas terhadap penyuluh lapang BP3K Ciawi. Sebaliknya, jika Tki 100 persen maka kinerja penyuluh lapang di BP3K Wilayah Ciawi dianggap belum dapat memenuhi kepuasan petani. Setelah diperoleh nilai tingkat kesesuaian, selanjutnya memetakan nilai rataan dari masing-masing atribut mutu pelayanan ke dalam diagram kartesius yang dapat dilihat pada Gambar 5. Diagram kartesius merupakan diagram yang terbentuk dari dua sumbu. Kedua sumbu tersebut selanjutnya disebut sumbu mendatar X diisi oleh skor rataan tingkat kinerja atribut, sedangkan sumbu tegak Y diisi oleh skor rataan tingkat kepentingan atribut. Skor rata- rata sumbu mendatar X dan sumbu tegak Y diperoleh melalui rumus berikut: n Xi X   _ …………….………………………………………..…8 n Yi Y   _ …………………………….…………….……………..9 Dengan: _ X = skor rata-rata tingkat kinerja atribut _ Y = skor rata-rata tingkat kepentingan atribut n = jumlah responden Diagram kartesius merupakan bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik X,Y dimana merupakan rataan dari skor rata-rata tingkat kinerja seluruh atribut, dan  Y merupakan rataan dari skor rata- rata tingkat kepentingan seluruh atribut yang mempengaruhi kepuasan petani. Skor ini dihitung dengan rumus : K Xi X n i     1 _ ………….………………………………………….... 10 K Yi Y n i     1 _ ……………………………………………………….. 11 Dengan K = banyaknya atribut kualitas jasa yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Tingkat Kepentingan  Y  X Tingkat Kinerja Gambar 5 Diagram Kartesius Rangkuti, 2006 Masing-masing kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda, yaitu: 1. Kuadran A Prioritas Utama Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat atribut dengan tingkat kepentingan tinggi, tetapi memiliki tingkat kinerja rendah, sehingga mengecewakan konsumen. Atribut-atribut yang masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan kinerjanya dan menjadi prioritas perusahaan. Perusahaan harus secara terus menerus melaksanakan perbaikan. 2. Kuadran B Pertahankan Prestasi Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang dianggap sangat penting oleh pelanggan dan telah dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan harapan pelanggan. Atribut-atribut yang masuk pada kuadran ini harus tetap dipertahankan dan harus terus dikelola dengan baik, karena semua atribut ini menjadikan produk atau jasa tersebut unggul di mata pelanggan atau petani. 3. Kuadran C Prioritas Rendah Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat atribut dengan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja rendah. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini dirasakan kurang penting oleh pelanggan atau petani dan pelaksanaannya dinilai masih kurang baik. Pihak perusahaan belum merasa terlalu perlu mengalokasikan Prioritas Utama A Pertahankan Prestasi B Perioritas Rendah C Berlebihan D biaya dan investasi untuk memperbaiki kinerjanya prioritas rendah. Namun perusahaan juga tetap perlu mewaspadai, mencermati dan mengontrol setiap atribut pada kuadran ini, karena tingkat kepentingan pelanggan dapat berubah seiring meningkatnya kebutuhan. 4. Kuadran D Berlebihan Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh pelanggan, namun perusahaan telah melaksanakannya dengan baik, sehingga dianggap berlebihan. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi, agar perusahaan dapat menghemat sumberdaya.

d. Customer Satisfaction Index CSI