Teknik Pengambilan Sampel Metodologi Penelitian .1 Pengumpulan Data

diminta memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban atas semua pernyataan yang diamati. Untuk mengukur tingkat mutu pelayanan penyuluh lapang BP3K Ciawi yang menyangkut harapan petani dan dalam mengukur tingkat pelaksanaan kinerja dari mutu pelayanan penyuluh lapang BP3K Ciawi digunakan skala likert pada Tabel 1. Tabel 1. Skor Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Skor atau Nilai Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja 1 Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Puas 2 Tidak Penting Tidak Puas 3 Netral Netral 4 Penting Puas 5 Sangat Penting Sangat Puas Penentuan atribut-atribut kualitas jasa dalam kuisioner diperoleh berdasarkan tugas pokok dan fungsi dari penyuluh lapang. Selanjutnya, atribut yang didapat disesuaikan oleh pihak BP3K Ciawi melalui diskusi dengan kepala BP3K Ciawi dan penyuluh lapang BP3K Ciawi untuk mengeleminasi atribut-atribut yang dianggap tidak sesuai dengan BP3K Ciawi. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk-bentuk seperti tabel-tabel atau diagram-diagram Umar, 2003. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang diperolah dari studi pustaka, internet dan literatur instansi atau dinas terkait yang terdiri dari data demografi, monografi, luas lahan, wilayah binaan BP3K dan data lain yang berkaitan dengan penelitian.

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel di BP3K Wilayah Ciawi adalah dengan menggunakan metode pengambilan sampel non-probabilitas atau non-acak, dengan menggunakan teknik purposive sampling dan judgment sampling cara keputusan. BP3K Ciawi memiliki 106 kelompok tani dengan jumlah petani sebanyak 2.426 orang petani yang akan dijadikan sebagai populasi untuk penelitian. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga dan populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Penentuan jumlah responden minimal, didasarkan pada pendapat Slovin dalam Umar 2003 dengan rumus: 1 2 Ne N n   …………………………….………………………1 Dengan n = jumlah responden N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir. Menurut Slovin dalam Umar 2003 dalam penggunaan rumus di atas persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir adalah sebesar 10 persen. Populasi petani di BP3K Wilayah Ciawi per Mei 2009 dalam rekapitulasi penilaian kemampuan kelas kelompok sebesar 2.426 petani, maka jumlah sampel yang diperlukan adalah minimal sebesar 97 responden. Jumlah sampel yang diperoleh harus dapat mewakili kelompok tani di BP3K Ciawi. Dengan purposive sampling atau penentuan sampel dengan pertimbangan bahwa sampel tersebut dapat mewakili kelompoknya, maka dipilih lima orang responden yang akan mewakili kelompok tani yang terdiri dari ketua, satu orang pengurus kelompok dan tiga orang anggota kelompok tani. Kelompok tani sampel didapat dengan cara jumlah sampel yang diperlukan dibagi dengan lima orang perwakilan dari tiap kelompok tani 97 orang : 5 orang, dengan pembulatan maka kelompok tani sampel yang diperlukan adalah 20 kelompok tani. Penentuan kelompok tani sampel dengan menggunakan teknik judgement sampling yaitu dengan menentukan secara sengaja kelompok tani di wilayah kerja BP3K Ciawi yang memenuhi kriteria tertentu. Adapun kriteria kelompok tani yang dijadikan sampel yaitu kelompok tani aktif yang rutin mengadakan pertemuan kelompok, kelompok tani aktif yang mengikuti program yang diadakan pihak BP3K seperti kursus tani, Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu SLPTT, Sekolah Lapang Pengelolaan Hama Terpadu SLPHT dan berbagai program serta pelatihan lainnya yang diadakan BP3K Ciawi . Kriteria kelompok Tani aktif tersebut ditentukan dengan melibatkan kepala BP3K Ciawi sebagai narasumber.

3.3.3 Pengolahan dan Analisis Data