Customer Satisfaction Index CSI Implikasi Manajerial

d. Memberikan perhatian khusus atas masalah tertentu yang dihadapi petani Adapun upaya yang dapat dilakukan penyuluh lapang BP3K Ciawi untuk meningkatkan keempat atribut ini yaitu dengan melakukan kunjungan secara teratur, monitoring kegiatan usaha petani dan lebih memperhatikan kebutuhan petani di wilayah BP3K Ciawi. 4. Kuadran D Kuadran D menunjukkan bahwa unsur-unsur jasa yang dianggap kurang penting, tetapi telah dijalankan dengan sangat baik oleh pihak BP3K. Hal ini dianggap berlebihan. Atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan petani di wilayah kerja BP3K Ciawi berada dalam kuadran ini dinilai berlebihan dalam pelaksanaannya. Hal ini terutama disebabkan karena petani menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya atribut tersebut, akan tetapi pelaksanaannya dilakukan dengan baik sekali oleh pihak BP3K, sehingga sangat memuaskan.. Adapun atribut yang termasuk dalam kuadran ini yaitu Pelayanan yang sama kepada petani tanpa pilih-pilih.

4.7 Customer Satisfaction Index CSI

Tingkat kepuasan petani di wilayah kerja BP3K Ciawi secara keseluruhan dapat diukur dengan menggunakan alat analisis CSI Customer Satisfaction Index. Tingkat kepuasan ini dihitung berdasarkan nilai rataan total dari tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan. Hasil analisis tingkat kepuasan ini dapat dilihat pada Tabel 10. Tingkat kepuasan petani secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan sebagai berikut: f. 0,00-0,34 = tidak puas g. 0,35-0,50 = kurang puas h. 0,51-0,65 = cukup puas i. 0,66-0,80 = puas j. 0,81-1,00 = sangat puas Tabel 10. Perhitungan CSI Kinerja Penyuluh Lapang BP3K Ciawi. No Atribut Rata-rata Tingkat Kepentingan Weighting Faktor Rata-rata Tingkat Kepuasan Weighted Skor 1 3,58 4,12 3,51 0,14 2 4,51 5,19 a 3,89 0,20 b 3 4,58 5,27 4,01 0,21 4 4,45 5,12 2,86 0,15 5 4,37 5,03 3,53 0,18 6 4,05 4,66 3,6 0,17 7 4,47 5,14 3,36 0,17 8 4,47 5,14 3,38 0,17 9 4,64 5,34 3,6 0,19 10 4,28 4,92 3,59 0,18 11 4,49 5,16 3,82 0,20 12 4,35 5,00 3,93 0,20 13 4,41 5,07 3,84 0,19 14 4,44 5,11 4,18 0,21 15 4,67 5,37 4,03 0,22 16 4,39 5,05 3,87 0,20 17 4,58 5,27 3,91 0,21 18 4,53 5,21 4,18 0,22 19 4,21 4,84 3,95 0,19 20 3,48 4,00 3,33 0,13 Total 86,95 100 74,37 Weighted Total 3,73 Satisfaction Index 74,53 c a 4,51 : 86,95 x 100 = 5,91 b 5,19 x 3,89 : 100 = 0,20 c 3,73 : 5 x 100 = 74,53 Berdasarkan hasil perhitungan CSI yang dapat dilihat pada Tabel 10, diperoleh hasil CSI untuk atribut kinerja penyuluh lapang BP3K Ciawi adalah sebesar 74,53 persen. Nilai tersebut berada pada selang 0,66-0,80. Angka tersebut mengidentifikasikan bahwa secara umum petani di wilayah kerja BP3K Ciawi berada dalam kategori puas. Oleh karena itu, kinerja perusahaan secara keseluruhan baik karena telah memenuhi harapan petani.

4.8 Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil analisis CSI yang dilakukan, diketahui bahwa secara umum petani di wilayah kerja BP3K Ciawi berada pada kategori puas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai CSI sebesar 74,53 persen. Oleh karena itu pihak BP3K Ciawi harus mampu mempertahankan dan meningkatkan kepuasan petani tersebut. Dari pembahasan yang dikemukakan pada bagian 4.1-4.8, dapat disusun suatu implikasi manajerial sekaligus rekomendasi upaya yang dapat diterapkan BP3K Ciawi untuk mempertahankan dan meningkatkan kepuasan petani di wilayah kerja BP3K Ciawi. a. Upaya Pembinaan Kelompok Tani Upaya pembinaan kelompok tani merupakan salah satu tugas dari penyuluh lapang. Dengan pembinaan yang dilakukan secara berkala akan dapat mempertahankan serta meningkatkan kepuasan petani. Dalam pembinaan tersebut penyuluh lapang dapat berdiskusi bersama petani unuk menentukan jadwal pertemuan dengan anggota tani. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam pertemuan tersebut, antara lain berdiskusi dalam menentukan pola usaha tani yang menguntungkan agar dapat mengurangi biaya, belajar manganalisis dan menilai hasil usaha tani, mengelola administrasi kelompok, membicarakan masalah-masalah yang ditemukan di lapangan dan mengefektifkan pengadaan bantuan sehingga belajar mengajar lebih efektif dan sebagai pendorong agar petani mau berkelompok serta dibina. Dengan adanya pertemuan berkala tersebut, diharapkan petani akan terlayani dengan baik yang berdampak pada peningkatan kepuasan petani. Hal-hal yang perlu dibina oleh seorang penyuluh antara lain yaitu penerapan teknologi kepada petani. Untuk penerapan teknologi yang baru, penyuluh dapat melakukannya dengan cara mengadakan percontohan. Misalnya dengan mengadakan demplot padi demonstrasi plot yaitu penerapan teknologi padi baik berupa cara tanam, pepupukan dan panen. Dengan cara seperti ini diharapkan teknologi yang dicontohkan dapat ditiru oleh masyarakat tani lainnya. b. Meningkatkan Jaringan Kerjasama Penyuluh Lapang Meningkatkan jaringan kerjasama dengan lembaga lain seperti KUD, lembaga penelitian, universitas atau institut, pemasok, pengumpul hasil tani dan lembaga perbankan akan sangat menguntungkan bagi petani. Dengan kerja sama yang baik, lembaga-lembaga tersebut akan dapat membantu petani dalam hal permodalan, informasi teknologi baru dan cara penerapannya, dan berbagai informasi yang dibutuhkan petani seperti perluasan pemasaran, pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. c. Pelatihan bagi Penyuluh Lapang Agar petani dapat merasakan kinerja penyuluh, seorang penyuluh dituntut untuk banyak mengetahui permasalahan di lapangan dan mengatahui cara mengatasi masalah tersebut. Upaya yang dapat dilakukan oleh pihak BP3K untuk meningkatkan pengetahuan penyuluh lapang yaitu dengan mengadakan berbagai macam pelatihan. Pelatihan dapat dilakukan secara berkala, misalnya setiap dua minggu, pada saat pertemuan yang dilakukan BP3K. Pelatihan dapat dilakukan dengan bertukar pengetahuan atau kemampuan antar penyuluh lainnya. Pengetahuan yang cukup yang dimiliki seorang penyuluh diharapkan akan dapat menjawab permasalahan yang ada di lapangan yang berdampak pada kepuasan petani di wilayah kerja BP3K Ciawi. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a a . . Atribut mutu pelayanan yang digunakan untuk menilai tingkat kepuasan petani di BP3K Wilayah Ciawi terbagi menjadi lima dimensi kualitas jasa. Pada dimensi berwujud yaitu kerapihan dan penampilan penyuluh. Dimensi kehandalan terdiri dari sembilan atribut pelayanan yang terdiri dari praktek langsung di lapangan, pelatihan dan kunjungan secara teratur oleh penyuluh, pengupayaan sarana dan prasarana, penyusunan rencana kegiatan usahatani, membantu administrasi kelompok, memberikan informasi teknologi, memberikan informasi pasar, memberikan informasi peluang usaha dan permodalan serta peningkatan hasil usaha. Dimensi kesigapan terdiri dari dua atribut pelayanan yaitu cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul dan kecepatan menangani pengaduan petani. Dimensi kepastian terdiri dari lima atribut pelayanan yang terdiri dari membantu pengambilan keputusan guna menjalin kemitraan usaha, keramahan penyuluh, pengetahuan dan kecakapan dalam memberikan materi, pelayanan dan menyelesaikan masalah secara tuntas dan pengetahuan permasalahan di lapangan. Terakhir dimensi empati yang terdiri dari tiga atribut pelayanan yaitu mudah ditemui atau dihubungi, pelayanan yang sama kepada petani,dan perhatian khusus atas masalah tertentu. b b . . Hasil IPA menunjukkan bahwa atribut-atribut jasa yang sangat penting yang berada pada kuadran A pada Matrik IPA yaitu pengupayaan sarana dan prasarana yang diperlukan petani, penyusunan rencana kegiatan usahatani , , memberikan informasi teknologi dan memberikan informasi pasar . . Atribut-atribut yang dianggap penting oleh petani telah dilaksanakan dengan baik yang berada pada kuadran B yaitu praktek langsung dilapangan pada saat pelatihan dan kunjungan, cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul di lapangan, kecepatan dalam menangani pengaduan petani, membantu pengambilan keputusan guna menjalin kemitraan usaha , , keramahan penyuluh, pengetahuan dan kecakapan dalam memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh petani, pengetahuan dan kemampuan penyuluh dalam menangani permasalahan di lapangan, mudah ditemui atau dihubungi untuk berkonsultasi. Atribut-atribut yang dianggap kurang penting yang berada pada kuadran C yaitu kerapihan dan penampilan penyuluh, membantu administrasi kelompok , , memberikan informasi peluang usaha dan permodalan , , peningkatan hasil usaha, memberikan pelayanan dalam menyelesaikan masalah secara tuntas, memberikan perhatian khusus atas masalah tertentu yang dihadapi petani. Atribut-atribut yang dianggap kurang penting pada kuadran D, yaitu pelayanan yang sama kepada petani . . c. Berdasarkan hasil perhitungan CSI diperoleh nilai sebesar 74,53 persen. Artinya secara keseluruhan petani di wilayah kerja BP3K Ciawi menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan penyuluh lapang BP3K Ciawi. d. Rekomendasi upaya yang dapat diterapkan BP3K Ciawi untuk mempertahankan dan meningkatkan kepuasan petani di wilayah kerja BP3K Ciawi yaitu dengan pembinaan kelompok tani, meningkatkan jaringan kerjasama penyuluh lapang dan pelatihan bagi penyuluh lapang.

2. Saran

Saran yang didapat adalah hasil analisis kuisioner dan harapan petani pada pertanyaan saran bagi penyuluh lapang. Adapun saran untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan petani adalah : a. penelitian lanjutan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Penyuluh diharapkan memiliki jadwal kunjungan kelompok agar secara teratur dapat memperhatikan permasalahan tentang pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan di wilayah kerja BP3K Ciawi. b. Pihak BP3K sebaiknya mengadakan evaluasi secara berkala mengenai kinerja penyuluh lapang BP3K Ciawi, agar kegiatan penyuluhan di BP3K Ciawi tetap efektif. c. Perlu dilakukan penyuluhan terhadap kinerja kelompok tani di BP3K Ciawi. DAFTAR PUSTAKA Andika, S. 2009. Pengaruh Pelayanan BPP Terhadap Kepuasan dalam Agroproduksi Padi Oriza sativa L. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT di Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo,Jawa Tengah. Laporan Tugas Akhir pada Jurusan Penyuluh Pertanian, Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Bogor, Bogor Anonim. 1998. Menjadi Penyuluh Pertanian Swakarsa yang Efektif. Balai Metodologi Informasi Pertanian., Bogor Departemen Pertanian. 2009. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian. Modul Pembekalan Bagi THL-TB Penyuluh Pertanian 2009. Departemen Pertanian Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Jakarta . 2009. Manajemen Agribisnis Modul Pembekalan Bagi THL-TB Penyuluh Pertanian 2009. Departemen Pertanian Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Jakarta . 2009. Pemberdayaan Kelompok Tani dan Gapoktan. Modul Pembekalan Bagi THL-TB Penyuluh Pertanian 2009. Departemen Pertanian Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Jakarta . 2009. Kebijakan Pembangunan Pertanian. Modul Pembekalan Bagi THL-TB Penyuluh Pertanian 2009. Departemen Pertanian Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Jakarta . 2009. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Modul Pembekalan Bagi THL-TB Penyuluh Pertanian 2009. Departemen Pertanian Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Jakarta . Undang undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan. httpdeptan.go.id. [07 Juni 2009] Engel, J.F, R.D. Blackwell dan P.W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen Jilid I Edisi Keenam, Binarupa. Jakarta Gerson, R.F. 2001. Mengukur Kepuasan Pelanggan terjemahan. Pusat Pengembangan Manajemen, Jakarta Jaharudin. 2008. Persepsi Sumber Motivasi Kerja dan Kualitas Pelayanan Penyuluh Pertanian di Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau. Tesis pada Magister Bisnis, Institut Pertanian Bogor. Bogor Joni, W. 2009. Analisis Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Bank Muamalat Indonesia Cabang Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Kartasapoetra, A.G. 2001. Penyuluhan Teknologi Pertanian. Bina Aksara, Jakarta Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Jilid Satu. Teguh, Hendra et al, Penerjemah. Indeks, Jakarta. Terjemahan dari: Marketing Management, 10 Th Edition . 2004. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Jilid Dua. Teguh, Hendra et al, Penerjemah. Indeks, Jakarta. Terjemahan dari: Marketing Management, 10 Th Edition PERDA No. 15 Tahun 2008. http:jdih.bogorkab.go.id . [05 Agustus 2009] Rangkuti, F. 2006. Measuring Costumer Satisfaction. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Slamet, M., D.P. Tampubolon, M.J. Hanafiah, dan A. Hamim. 1996. Manajemen Mutu Terpadu di Perguruan Tinggi. HEDS Project, Jakarta Supranto. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Rineka Cipta, Jakarta Suwandi, A. 2006. Administrasi Penyuluh Pertanian. Jakarta, Universitas Terbuka Umar, H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta, Raja Grafindo Persada. , 2003. Metode Riset Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Zeithaml, VA., Bitner, Mary Jo. 2006. Service Marketing. Mc. Graw Hill, New York. KUISIONER ANALISIS KEPUASAN PETANI TERHADAP KINERJA PENYULUH LAPANG BP3K WILAYAH CIAWI Kuisioner ini merupakan bagian dari penelitian dalam rangka penulisan skripsi Program Sarjana yang dilakukan oleh: Nama NRP : Ika Listiawati H24076054 Departemen : Manajemen Fakultas : Ekonomi Manajemen Universitas : Institut Pertanian Bogor Saya mohon kesediaan Bapak Ibu Saudarai untuk berpartisipasi dalam mengisi kuisioner ini secara lengkap dan benar. Informasi yang diterima dari kuisioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya . Nama Responden : …………………………… Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang x pada jawaban yang Anda pilih. 1. Apakah BapakIbu adalah Anggota Kelompok Tani ? a. Ya b. Tidak STOP 2. Kapan terakhir Anda dilayani penyuluh lapang BP3K Ciawi ? a. Dalam dua bulan terakhir b. Lebih dari dua bulan yang lalu STOP

I. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin a. Pria b. Wanita 2. Usia saat ini a. kurang dari 20 tahun d. 41-50 Tahun b. 20-30 Tahun e. Lebih dari 50 Tahun c. 31-40 Tahun 3. Pendidikan a. Tidak Lulus SD d. SMA b. SD e. Akademi Diploma c. SMP f. Sarjana 4. Komoditas yang di usahakan a. Tan. Pangan Padi, Jagung, umbi-umbian dll b. Holtikultura sayuran, buah, jahe, dll c. Ternak sapi, Kelinci, Kambing dll d. Tanaman Keras e. Lainnya ………….. No