53
Tabel 16. Sebaran tingkat penguasaan aset ekonomi rumahtangga petani sayuran di Desa Gempol Sari, 2009
Tingkatan Jumlah n
Persentase Rendah
23 74,2
Sedang 6
19,4 Tinggi
2 6,5
Total 31
100,0 Keterangan: Rendah
= luas lahan 4133,33 m
2
, Sedang = luas lahan 4133,33 m
2
hingga 8266,67 m
2
, dan Tinggi = luas lahan 8266,67 m
2
Nilai penguasaan aset ini dilakukan dengan mengukur luasan lahan yang digarap oleh petani, baik lahan milik pribadi maupun lahan yang disewa untuk
digarap. Berdasarkan data pada Tabel 16, sebagian besar petani memiliki luas lahan garapan yang relatif kecil, rata-rata 300 m
2
hingga 4100 m
2
dengan persentase sebesar 74,2 persen.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar petani di Desa Gempol Sari adalah petani dengan lahan yang sempit yaitu lebih
kecil dari 0,5 hektar.
5.3.3 Interaksi Petani dengan Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat
sangat besar
peranannya dalam
kehidupan bermasyarakat, baik sebagai penentu keputusan bermasyarakat, sumber informasi,
dan sebagai tokoh kepercayaan masyarakat termasuk petani. Tokoh masyarakat yang dimiliki masyarakat Desa Gempol Sari meliputi ustadz, aparat desa, dan
ketua kelompok tani. Berdasarkan data pada Tabel 17, kedekatan petani dengan tokoh
masyarakat tergolong baik dengan persentase sebesar 74,2 persen. Hal ini menunjukkan kedekatan petani yang cukup tinggi dengan tokoh masyarakat, serta
pengaruh yang dimiliki oleh tokoh masyarakat cukup besar dalam kehidupan petani. Kedekatan ini diukur melalui frekuensi pertemuan dengan tokoh
masyarakat dan manfaat yang didapat oleh petani dari tokoh masyarakat. Namun,
54
kedekatan dan pengaruh yang dimiliki tokoh masyarakat tersebut tidak berdampak pada peningkatan pemahaman petani mengenai relasi gender pada berbagai aspek
kehidupan. Hal ini disebabkan karena tokoh masyarakat desa Gempol Sari tidak memberikan informasi mengenai gender pada petani.
Tabel 17. Jumlah dan persentase rumahtangga petani sayuran menurut tingkat interaksi petani dengan tokoh masyarakat, 2009
Tingkatan Jumlah n
Persentase Rendah
1 3,2
Sedang 7
22,6 Tinggi
23 74,2
Total 31
100,0 Keterangan: Rendah = perolehan skor 5, Sedang
= perolehan skor 6 – 10, dan Tinggi = perolehan skor 10
55
6. RELASI GENDER RUMAHTANGGA PETANI SAYURAN
DATARAN RENDAH
6.1 Analisis Gender dalam Akses, Kontrol, Pembagian Kerja, dan
Pengambilan Keputusan dalam Rumahtangga Petani Sayuran
Konsep gender diartikan sebagai perbedaan-perbedaan sifat laki-laki dan perempuan yang tidak hanya berdasarkan biologis semata, akan tetapi lebih
kepada sistem nilai budaya dan struktur sosial yang menentukan peranan dan status laki-laki serta perempuan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat,
dan bernegara. Konsep gender ini penting untuk melihat relasi gender yang ada dalam rumahtangga petani sayuran di Desa Gempol Sari. Dalam pembahasan
relasi gender rumahtangga petani, dijelaskan hubungan kekuasaan antara laki-laki petani dan perempuan tani dalam rumahtangganya. Pembahasan terkait dengan
akses dan kontrol, pembagian kerja, serta pola pengambilan keputusan yang ada dalam lingkungan rumahtangga petani.
6.1.1 Akses dan Kontrol dalam Rumahtangga Petani Sayuran
Akses atau jangkauan seseorang terhadap sumberdaya diukur dari kepemilikan atas sumberdaya dan kemampuan mereka untuk memperoleh atau
melakukan sesuatu kegiatan. Kontrol terhadap sumberdaya diukur dari frekuensi
pengambilan keputusan, serta tanggungjawab yang dilakukan oleh anggota rumahtangga, dimana berhubungan dengan kegiatan produktif maupun kegiatan
sosial kemasyarakatan.
Pada masyarakat petani di Desa Gempol Sari, akses dan kontrol perempuan terhadap beragam sumberdaya lebih rendah dibanding laki-laki.