41
4.6. Tinggi Gelombang
Hasil analisa rata-rata tinggi gelombang signifikan berdasarkan data AVISO untuk daerah pesisir Indramayu berkisar antara 1,47-1,55 m Gambar 16.
Tinggi gelombang rata-rata tersebut termasuk ke dalam kelas kerentanan sangat tidak rentan Gornitz, 1991. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil
pengukuran yang dilakukan pada bulan Febuari 2006 di Eretan dengan tinggi gelombang berkisar antara 0,19-1,23 m Hadikusumah, 2009.
Pengukuran tinggi gelombang signifikan tersebut seharusnya memiliki hasil yang tidak jauh berbeda sepanjang pantai Utara Jawa. Namun hasil yang
berbeda diperoleh pada pantai Banten yang berada di utara pulau Jawa yang menyebutkan bahwa, tinggi gelombang signifikan di sepanjang pantai Banten
berkisar antara 0,381 sampai 0,499 m dengan rata-rata sekitar 0,440 m Sujarwadi, 2010. Perbedaan hasil dari penelitian tersebut kemungkinan
disebabkan perbedaan kecepatan angin, fetch, kedalaman air dan kemiringan
dasar Triadmojo, 1999.
4.7. Kenaikan Paras Laut
Pada Gambar 17, memperlihatkan peta sebaran kenaikan paras laut relatif di perairan Indonesia. Peta tersebut dibuat berdasarkan data kombinasi satelit
TopexPoseidon TP, Jason-1, Jason-2 dan Envisat mulai dari Oktober 1992 hingga September 2011 yang diunduh melalui situs AVISO
http:www.aviso.oceanobs.com. Data tersebut telah mengalami koreksi tekanan atmosfer, pola musiman, pengaruh pada permukaan laut angin,
gelombang dan pasang surut. Kenaikan paras laut relatif yang terjadi pada perairan Indonesia bekisar antara 2,308 – 11,175 mmthn.
42 Gambar 16. Kelas resiko gelombang
43
Hasil yang tidak jauh berbeda diperoleh dari University of Colorado
http:sealevel.colorado.edu yang menunjukan bahwa kenaikan paras laut sebesar 5,0607 mmthn Gambar 19. Kenaikan paras laut yang lebih dari
5mmthn menyebabkan seluruh pesisir kabupaten Indramayu termasuk ke dalam kelas kerentanan sangat rentan Gambar 20.
Data kenaikan paras laut yang diperoleh dari kombinasi satelit TopexPoseidon, Jason-1, Jason-2 dan Envisat mulai dari Oktober 1992 hingga
September 2011 dari AVISO memperlihatkan adanya perubahan tinggi paras laut sebesar 4,695 – 5,199 mmthn pada daerah pesisir Indramayu. Kenaikan paras
laut sebesar 4,695 – 5,199 mmthn pada pesisir Indramayu berdasarkan Gornitz 1991, menjadikan daerah tersebut menjadi kelas kerentanan sangat rentan
Gambar 18. Gambar 17. Peta tren kenaikan paras laut relatif mmthn di perairan
Indonesia dari Oktober 1992 – September 2011.
Kenaikan paras laut tersebut memiliki hasil yang lebih besar dari hasil penelitian Gornitz 1991 yang menyatakan bahwa, kenaikan paras laut global
akibat mencairnya es di kutub utara sebesar 0,5 – 3,0 mmthn. Penelitian mengenai kenaikan paras laut yang dilakukan oleh Sujarwadi 2010 di pesisir
Utara Banten menyatakan kenaikan paras laut sekitar 4,06 mmthn.
44
Gambar 18. Peta tren kenaikan paras laut relatif mmthn di perairan Indramayu dari Oktober 1992 – September 2011.
Sumber data : http:www.aviso.oceanobs.com
Gambar 19. Tren kenaikan paras laut 1993 – 2011 Sumber : http:sealevel.colorado.edu
Kenaikan Paras Laut = 5.0607 mm
‐300 ‐200
‐100 100
200 300
400
1992 1994
1996 1998
2000 2002
2004 2006
2008 2010
Sea Level
Anomaly mmthn
Tahun
thn 2012
Linear Data Kombinasi TP, Jason‐1, Jason‐2, Envisat
Data Kombinasi TP, Jason‐1, Jason‐2, Envisat
45 Gambar 20. Kelas resiko parameter kenaikan paras laut
46
4.8. Analisa Kerentanan Pesisir