18 Peta lokasi kerentanan pesisir dibuat berdasarkan nilai dari perhitungan
Indeks Kerentanan Pesisir. Indeks tersebut digolongkan menjadi 5 kelas, yaitu kelas pertama yang mempresentasikan sangat tidak rentan sampai indeks ke
lima yang mempresentasikan sangat rentan.
3.3. Pembuatan Peta Genangan
Tahapan pertama sebelum pembuatan peta kerentanan pesisir adalah pembuatan peta genangan. Peta genangan akan digunakan sebagai dasar
penentuan jarak buffer daerah penyangga dalam pengolahan parameter
kerentanan pesisir. Batas yang digunakan sebagai dasar pembuatan peta genangan berdasarkan dua faktor utama, yaitu topografi dan hubungan
hidrogeologi terhadap laut Lichter dan Felsenstein, 2012. Peta genangan dibuat dengan menggunakan data DEM ASTER versi 2
yang diunduh melalui situs EarthExplorer-USGS https:earthexplorer.usgs.gov dan data kenaikan paras laut
sea level time series yang diperoleh dari CU Sea Level Research Group http:sealevel.colorado.edu. Data DEM yang akan
digunakan terlebih dahulu dikoreksi dengan perubahan kenaikan paras laut saat ini. Perekaman data DEM ASTER tercatat pada bulan Oktober tahun 2011
sehingga kenaikan paras laut sudah berpengaruh terhadap batas daratan dan lautan pada saat perekaman. Data kenaikan paras laut dihitung dengan asumsi
bahwa kenaikan paras laut terjadi secara linear, sehingga digunakan metode regresi linear.
Koreksi garis pantai dilakukan dengan cara menghitung perbedaan tanggal perekaman dan kondisi pada saat ini. Hasil dari perbedaan waktu tersebut
kemudian dibagi dengan satu tahun 365,25 hari. Data kenaikan paras laut yang telah diperoleh kemudian dikalikan dengan selisih waktu perekaman,
sehingga diperoleh garis pantai yang terbaru Lampiran 3.
19
Sumber data geomorfologi pesisir Indramayu diperoleh dengan mengidentifikasi citra QuickBird berdasarkan kriteria deskripsi geomorfologi
berdasarkan seperti yang tertera pada Tabel 7. Penjelasan mengenai klasifikasi variabel geomorfologi yang lebih terperinci dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.
Tahapan yang dilakukan dalam untuk mengidentifikasi variabel geomorfologi ditampilkan pada Gambar 4.
3.4. Geomorfologi
Garis pantai terbaru yang telah diperoleh kemudian digunakan sebagai dasar ketinggian 0 meter. Tahapan selanjutnya dilakukan pembagian kelas
sesuai dengan skenario genangan pada 10, 20 dan 30 tahun mendatang. Setelah diperoleh daerah genangan sesuai dengan skenario yang telah
ditentukan maka dilakukan konversi data dari raster menjadi vektor. Hasil dari
konversi data tersebut kemudian dilayout menjadi peta genangan Gambar 3.
Gambar 4. Tahapan pengolahan data geomorfologi Gambar 3. Prosedur pembuatan peta genangan.
20 Crooping atau pemotongan merupakan tahapan pertama yang dilakukan
dalam proses pengolahan data geomorfologi. Citra QuicBird dipotong berdasarkan kecamatan yang yang terdapat pada daerah pesisir. Citra yang
telah dipotong kemudian diidentifikasi berdasarkan klasifikasi tutupan lahan Badan Standardisasi Nasional 2010. Hasil identifikasi yang telah diperoleh
selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi variabel geomorfologi oleh Gornitz 1991 yang terdapat pada Lampiran 4. Tahapan berikutnya adalah
pemberian rangking berdasarkan kelas kerentanan pada Tabel 6 atau untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 5.
3.5. Elevasi