24 titik koordinat posisi stasiun dengan menggunakan
Ms. Excel. Hasil dari rata-rata tiap posisi stasiun tersebut kemudian dilakukan interpolasi dengan jarak 1 Km
dengan menggunakan ArcGIS. Hasil dari interpolasi tersebut kemudian
dikelaskan sesuai dengan kelas kerentanan pada Tabel 7.
3.9. Kenaikan Paras Laut
Data satelit altimeter digunakan sebagai sumber informasi utama bagi tren kenaikan paras laut di daerah penelitian. Data kenaikan paras laut diperoleh dari
data kombinasi satelit TOPEXPoseidon, Jason-1, Jason-2OSTM dan Envisat yang diunduh melalui situs AVISO http:www.aviso.oceanobs.com. Data yang
telah diunduh akan ditampilkan dengan menggunakan perangkat lunak ODV 4 untuk memperlihatkan pola kenaikan paras laut yang terjadi di Indonesia 6°LU -
11°LS dan 95°BT - 141°BT dan Indramayu Indonesia 6°LS - 6°40‘LS dan 107°52‘BT - 108°36‘BT.
Sumber lain data kenaikan paras laut yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
Sea level time series yang berasal dari CU Sea Level Research Group http:sealevel.colorado.edu. Pengolahan data CU Sea Level Research
Group dilakukan dengan menggunakan regresi linear pada perangkat lunak Ms. Excel. Data dari CU Sea Level Research Group akan digunakan sebagai
pembanding data dari AVISO. Kenaikan paras laut yang paling besar dari kedua data tersebut akan digunakan sebagai masukan
input untuk pengolahan data kerentanan pesisir. Hasil dari pengolahan data kemudian dikelaskan sesuai
dengan kisaran kerentanan kenaikan paras laut pada Tabel 7.
3.10. Analisis Spasial
Analisis spasial dilakukan dengan menggunakan seluruh parameter yang telah ditetapkan, yaitu geomorfologi, kenaikan paras laut, selang pasang surut,
tinggi gelombang, kemiringan pantai dan perubahan garis pantai Tabel 7.
25 Perhitungan tingkat kerentanan wilayah pesisir dihitung dengan menggunakan
rumus Indeks Kerentanan Pesisir seperti yang digunakan dalam Gornitz, 1991. IKP
a b c d e f
K = tingkat kerentanan untuk elevasi
eterangan : a
= tingkat kerentanan untuk perubahan garis pantai = tingkat kerentanan untuk geomorfologi
b = tingkat kerentanan untuk pasang surut
c = tingkat kerentanan untuk tinggi gelombang
d e
f = tingkat kerentanan untuk kenaikan paras laut Penentuan batas indeks dalam pengkelasan ini adalah nilai yang kurang
dari sama dengan 0,2 termasuk ke dalam kelas sangat tidak rentan, nilai antara 0,2 sampai dengan 0,4 termasuk ke dalam kelas tidak rentan, nilai antara 0,4
sampai dengan 0,6 termasuk ke dalam kelas sedang, nilai antara 0,6 sampai dengan 0,8 termasuk dalam kelas rentan dan niai lebih dari 0,8 termasuk ke
dalam kelas sangat rentan. Hasil dari pengkelasan tersebut kemudian ditampilkan dalam bentuk peta kerentanan pesisir dengan degradasi warna yang
berbeda.
26
4. HASIL DAN PEMBAHASAN