PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Pengaruh Perubahan Penutupan/Penggunaan Lahan terhadap Karakteristik Hidrologi Sub DAS Ciliwung Hulu

I. PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang

Sebagian besar wilayah DKI Jakarta adalah dataran yang letaknya lebih rendah dari permukaan laut. Kota ini dialiri oleh tiga belas sungai yang bermuara di Laut Jawa. Saat ini Jakarta juga merupakan kota dengan jumlah penduduk tertinggi di Indonesia dan jumlah ini terus bertambah karena daya tarik kota ini sebagai pusat perekonomian. Perpaduan antara kondisi geografis dengan dataran yang rendah dan dialiri oleh banyak sungai, serta kian rusaknya lingkungan hidup akibat tekanan pertumbuhan penduduk, menyebabkan Jakarta kian lama kian rentan terhadap ancaman bencana banjir Kompas, 2007. Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir di Kota Jakarta berkaitan erat dengan banyak faktor seperti antara lain, pembangunan fisik di kawasan tangkapan air di hulu yang kurang tertata baik, urbanisasi yang terus meningkat, perkembangan ekonomi dan perubahan iklim global. Salah satu sungai yang bermuara di Jakarta adalah sungai Ciliwung, hulu sungai ini berada di dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, atau tepatnya di Gunung Gede, Gunung Pangrango dan daerah Puncak serta melintasi Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, dan Jakarta. DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai beserta anak-anak sungainya. DAS berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami. DAS merupakan satu ekosistem yang terdiri dari hulu, tengah dan hilir. Ekosistem DAS hulu merupakan bagian penting karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS Asdak, 2010. DAS Ciliwung merupakan satu dari beberapa DAS yang tergolong kritis, dan termasuk DAS super prioritas. Penetapan DAS Prioritas ini dilakukan oleh Kementerian Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pekerjaan Umum karena suatu DAS telah mengalami gangguan sehingga diperlukan upaya konservasi dengan segera. Pada dasarnya, DAS Ciliwung mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan DAS kritis lainnya, akan tetapi ada beberapa hal yang menyebabkan DAS Ciliwung lebih mendapat sorotan. Pertama wilayah hilir DAS Ciliwung mencakup ibukota Negara DKI Jakarta yang sangat kaya akan berbagai aset nasional dan pemukiman penduduk. Kedua kerusakan wilayah hulu DAS Ciliwung tidak semata-mata sebagai akibat dari kegiatan pertanian, tetapi juga oleh tumbuhnya pemukiman dan prasarana lainnya yang tidak berwawasan lingkungan. Ketiga wilayah hulu DAS Ciliwung merupakan kawasan wisata yang terus berkembang sehingga hal itu mengakibatkan terjadinya tekanan terhadap sumberdaya air semakin berlanjut Lewolaba, 1997. Leopold dan Dunne 1978 dalam Sudadi et al. 1991 mengatakan secara umum perubahan penggunaan lahan akan mengubah: 1 karakteristik aliran sungai, 2 total aliran permukaan, 3 kualitas air dan 4 sifat hidrologi yang bersangkutan. Komponen hidrologi yang terkena dampak kegiatan pembangunan di dalam DAS meliputi koefisien aliran permukaan, koefisien regim sungai, nisbah debit maksimum-minimum, kadar lumpur atau kandungan sedimen sungai, laju, frekuensi dan periode banjir serta keadaan air tanah Suripin, 2002. Berkaitan dengan kenyataan yang telah dipaparkan sebelumnya, perlu dilakukan suatu kajian mengenai perubahan penutupanpenggunaan lahan di daerah sub DAS Ciliwung Hulu dan dinamikanya. Khususnya mengenai pengaruh perubahan penutupanpenggunaan lahan terhadap perubahan karakteristik hidrologi DAS.

1.2 Tujuan

1. Menganalisis penutupanpenggunaan lahan dan perubahannya di kawasan sub DAS Ciliwung Hulu pada tahun 1990, 2001 dan 2010. 2. Menganalisis pengaruh perubahan penutupanpenggunaan lahan terhadap karakteristik hidrologi DAS frekuensi banjir, kualitas banjir, debit maksimum, debit minimum dan rasio debit maksimum-minimum.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Landsat