Analisis Banjir HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Interpretasi Citra Landsat Tahun 1990, 2001 dan 2010

memburuk. Perbandingan debit maksimum dan minimum yang semakin meningkat menggambarkan kondisi DAS yang semakin memburuk, yaitu menunjukkan tingginya debit maksimum saat musim hujan dan rendahnya debit minimum saat musim panas. Apabila fungsi dari suatu DAS terganggu, maka sistem hidrologisnya akan terganggu, penangkapan curah hujan, resapan dan penyimpanan airnya menjadi sangat berkurang atau sistem penyalurannya menjadi sangat boros. Kejadian tersebut akan menyebabkan melimpahnya air pada musim hujan dan sebaliknya sangat minimnya air pada musim kemarau. Hal ini membuat fluktuasi debit sungai sangat tajam. Jika fluktuasi debit sangat tajam, berarti fungsi DAS tidak berjalan dengan baik, yang berarti kualitas DAS tersebut rendah Suripin, 2002.

5.5 Analisis Banjir

Banjir adalah debit aliran sungai yang secara relatif lebih besar dari biasanya akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu secara terus menerus, sehingga air limpasan tidak dapat ditampung oleh alurpalung sungai yang ada, maka air melimpah keluar dan menggenangi daerah sekitarnya Kristianto, 2010. Dalam istilah teknis, banjir adalah aliran air sungai yang mengalir melampaui kapasitas tampung sungai dan dengan demikian aliran air akan melewati tebing sungai dan menggenangi daerah di sekitarnya Asdak, 2010. Banjir dapat terjadi karena berbagai hal tergantung pada kondisi penyebab dan proses terjadinya. Dalam penelitian ini, banjir yang diidentifikasi adalah banjir sungai, karena terjadi pada daerah aliran sungai. Peristiwa banjir merupakan dampak negatif dari kegiatan manusia pada suatu DAS. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan manusia telah menyebabkan DAS gagal menjalankan fungsinya sebagai penampung air hujan, penyimpanan dan pendistribusian air tersebut ke saluran-saluran atau sungai Suripin, 2002. Berikut adalah grafik yang memberikan informasi frekuensi serta kualitas banjir yang terjadi pada tahun 1990, 2001 dan 2010. Gambar 7. Grafik Frekuensi Banjir berdasarkan Status Siaga Pada Gambar 7 diketahui frekuensi terjadinya banjir pada tahun 1990, 2001 dan 2010. Untuk melihat kejadian banjir secara lengkap, dapat dilihat pada Lampiran 8, 9 dan 10. Gambar 7 tersebut menunjukkan bahwa kejadian banjir meningkat di tahun 2001-2010 sebesar 400, namun di tahun 1990-2001 kejadian banjir berkurang sebanyak satu kali kejadian banjir. Dari gambar tersebut juga diketahui bahwa kualitas banjir selalu meningkat dari tahun 1990, 2001 hingga 2010. Di tahun 1990 banjir yang terjadi hanya dalam kategori siaga 3, tahun 2001 banjir yang terjadi ada pada kategori siaga 2 dan siaga 3. Pada tahun 2010 banjir yang terjadi bahkan mencapai kategori siaga 1 dan kategori 2 serta 3 yang meningkat. Walaupun pada tahun 2001 frekuensi banjir yang terjadi turun satu kali dari tahun 1990 namun terjadi peningkatan dari segi kualitas sebanyak dua kali banjir pada siaga 2. Peristiwa banjir merupakan hasil output dari ekosistem DAS dimana masukannya adalah curah hujan. Menurut Kristianto 2010, faktor-faktor penyebab timbulnya banjir dipengaruhi oleh aktifitas manusia, kondisi alam yang bersifat tetap, dan kondisi alam yang bersifat dinamis. Aktifitas manusia yang mempengaruhi timbulnya banjir yaitu pembangunan dan perkembangan tempat pemukiman, penggundulan hutan, di daerah pegunungan atau perbukitan untuk penggunaan lahan budidaya, pemanfaatan dataran banjir yang digunakan untuk pemukiman atau industry dan buruknya pengelolaan sampah. Beberapa kondisi alam yang bersifat tetap dan menjadi faktor penyebab timbulnya banjir antara lain kondisi geografi daerah yang sering terkena badai atau siklon, kondisi topografi yang cekung dan kondisi daerah aliran sungai. Peristiwa alam yang dinamis yang menjadi faktor penyebab terjadinya banjir yaitu hujan dalam jangka waktu panjang atau hujan deras selama berhari-hari. Debit maksimum dan selisih debit maksimum-minimum yang selalu meningkat, berhubungan dengan kualitas banjir dan kejadian banjir yang juga meningkat. Walaupun pada periode tahun 1990-2001 terjadi penurunan kejadian banjir yang sangat kecil namun terjadi peningkatan kualitas banjir, secara umum dapat dikatakan terjadi penurunan kualitas hidrologi bila dilihat dari karakteristik banjir.

5.6 Hubungan Curah Hujan dengan Banjir