Hasil dan Pembahasan Resiko Lingkungan Pertambangan Emas 1. Analisis Kualitas Air Permukaan

pengobatan; c pengeluaran untuk menghindari sakit akibat pencemaran; dan d ketidaknyamanan akibat sakit Bolt et.al., 2005. Estimasi nilai gangguan terhadap kesehatan masyarakat akibat pertambangan merupakan total biaya pengobatan apabila sakit dan hilangnya produktivitas kerja selama sakit. Nilai gangguan terhadap sumber air masyarakat dan gangguan terhadap kesehatan masyarakat merupakan resiko lingkungan yang terjadi. Total resiko lingkungan dihitung sebagai perkalian dari nilai resiko lingkungan dengan lamanya kegiatan eksploitasi pertambangan. 3 Perhitungan Premi Asuransi Lingkungan Darmawi 2004 menyebutkan bahwa nilai premi murni dihitung dengan persamaan sebagai berikut : P = K U dimana K adalah kerugian harapan dan U adalah jumlah unit. Dalam penelitian ini nilai K adalah total resiko lingkungan selama jangka waktu pertambangan. Jangka waktu pertambangan di lokasi penelitian adalah 13 tiga belas tahun. Jumlah unit disetarakan dengan jumlah penduduk yang terkena dampak kegiatan pertambangan. 5.3. Hasil dan Pembahasan Resiko Lingkungan Pertambangan Emas 5.3.1. Analisis Kualitas Air Permukaan Potensi pencemaran di sekitar pertambangan dinilai dengan melakukan uji kualitas air sungai yang digunakan oleh penduduk yang berdomisili di sekitar pertambangan, yaitu aliran air Sungai Napal. Aliran air sungai ini merupakan aliran sungai yang langsung terkena dampak dari kegiatan pertambangan emas PT NUP PT. Napal Umbar Picung yang berada di PekonDesa Sidoharjo Kabupaten Tanggamus Provinsi Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com Lampung. Aliran air Sungai Napal dimanfaatkan penduduk untuk kebutuhan air rumah tangga dan pertanian. Pada Tabel 5 terlihat bahwa semua paramater kualitas air yang dianalisis menunjukkan nilai yang berada di bawah ambang batas. Kondisi ini terjadi karena saat dilakukan pengambilan sampel air, kegiatan pertambangan emas sedang tidak beroperasi. Di lain pihak sungai merupakan aliran air yang dinamis, yang melakukan pergantian air setiap saat, sehingga pada saat tidak ada kegiatan parameter kualitas air baik. Keadaan ini didukung oelh letak Sungai Napal yang berada di hulu sungai dan langsung berbatasan dengan daerah tangkapan air, sehingga airnya selalu berganti dengan air yang kualitasnya baik. Berdasarkan kondisi tersebut, maka parameter fisika dan kimia dari sampel air yang diuji berada di bawah ambang batas yang ditentukan atau termasuk kualitas air kategori baik belum tercemar. Kondisi kualitas air Sungai Napal walaupun masuk kategori baik tidak tercemar, tetapi hasil analisis biotanya menunjukkan nilai keanekaragaman bentos dan plankton yang cukup rendah Tabel 6 dan Tabel 7. Kondisi ini memperlihatkan bahwa kondisi air Sungai Napal mulai terganggu dan masuk kategori tercemar sedang Odum, 1971. Nilai keanekaragaman plankton dan bentos bertentangan dengan nilai kualitas airnya yang masih baik. Hal ini terjadi karena aliran air sungai bersifat dinamis yang selalu berganti setiap saat, sehingga air kurang tepat untuk menunjukkan tercemar tidaknya ekosistem sungai. Berbeda dengan air, pencemaran ekosistem sungai dapat ditunjukkan dari kondisi biota yang berada di dalamnya, Bahan-bahan pencemar yang sulit urai akan terakumulasi dalam tubuh biota, sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi populasi setiap jenis biota tersebut dan selanjutnya menurunkan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Tercemarnya Sungai Napal ini disebabkan karena dampak kegiatan pertambangan PT NUP yang membuang limbah tambangnya tailing ke dalam aliran Sungai Napal. Bahan-bahan pencemar yang sudah masuk ke dalam Sungai Napal tersebut mempengaruhi biota air, baik ditinjau dari kualitas biota Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com airnya dan keanekaragaman biota yang hidup dalam ekosistem Sungai Napal tersebut. Tabel 5. Kualitas Air Sungai Napal Hasil Analisis No Parameter Satuan B ML I II Metode A FISIKA 1. Residu terlarut mgL 1000 75 80 Gravimetri 2. Residu tersuspensi NTU 50 30 35 Gravimetri 3. Suhu 0C - 26,70 26,70 Elektroda B KIMIA 4. PH - 6,5-9,0 7,17 7,24 Elektroda 5. Seng mgL 0,05 0,008 0,006 Spektrofotometri 6. Sianida mgL 0,02 0,005 0,005 Spektrofotometri 7. Florida mgL 1,5 0,010 0,010 Spektrofotometri 8. Kadmim mgL 0,01 0,002 0,002 Spektrofotometri 9. Kromium mgL 0,05 0,003 0,002 Spektrofotometri 10 Nitrat – N mgL 10 2,10 2,30 Spektrofotometri 11 Nitrit – N mgL 0,06 0,010 0,010 Spektrofotometri 12 NH3 – N mgL 0,5 0,010 0,010 Spektrofotometri 13 Chlor Bebas mgL 0,03 0,01 0,01 Spektrofotometri 14 BOD mgL 6 3,05 3,26 Volumetri 15 COD mgL 50 9,50 10,40 Volumetri 16 Sulpida mgL 0,002 0,001 0,001 Spektrofotometri 17 MinyakLemak mgL 1 0,28 0,30 Gravimetri Keterangan : : Lebih kecil, Baku Mutu Lingkungan BML menggunakan : PP.82 Tahun 2001 Air Golongan II Pencemaran yang terjadi merupakan dampak dari kegiatan pertambangan emas yang dilakukan. Kegiatan ekploitasi tambang yang menggunakan bahan kimia berpengaruh terhadap penurunan kualitas air sungai yang ada di sekitar pertambangan. Sebagian penduduk yang tinggal di sekitar Sungai Napal tidak lagi menggunakan air sungai dan menggantinya dengan membuat sumur untuk kebutuhan air minum dan rumah tangga lainnya. Penurunan kualitas air tersebut menjadi biaya sosial yang harus ditanggung oleh masyarakat. Manfaat ekosistem berupa jasa lingkungan air yang sebelum pertambangan dibuka masih cukup memenuhi kebutuhan air masyarakat, tetapi dengan terjadinya Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com pencemaran maka sebagian dari manfaat tersebut hilang dan menjadi biaya sosial yang harus ditanggung oleh masyarakat. Selain itu, dengan penurunan kualitas air beresiko terhadap terjadinya gangguan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu kegiatan pertambangan yang memberikan resiko lingkungan berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup perlu dikendalikan, sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat yang berdomisili di sekitar pertambangan dan sepanjang aliran Sungai Napal.

5.3.2. Nilai Resiko Kerusakan Lingkungan

Resiko kerusakan lingkungan akibat pertambangan emas yang menonjol adalah pencemaran aliran air sungai dan gangguan kesehatan masyarakat yang berada di sekitar pertambangan emas. Walaupun dampak akibat pertambangan emas memiliki bermacam resiko lingkungan, tetapi dalam penelitian ini estimasi nilai resiko kerusakan lingkungan dibatasi terhadap terganggunya nilai manfaat air akibat pencemaran dan nilai biaya gangguan kesehatan masyarakat. Nilai gangguan terhadap sumber air masyarakat dan gangguan terhadap kesehatan masyarakat merupakan resiko lingkungan yang terjadi. Total resiko lingkungan dihitung sebagai perkalian dari nilai resiko lingkungan dengan lamanya kegiatan eksploitasi pertambangan. Wilayah lokasi pertambangan dan sekitarnya merupakan daerah tangkapan air Sungai Napal yang digunakan masyarakat PekonDesa Sidoharjo. Daerah tangkapan air tersebut yang umumnya merupakan ekosistem hutan memberikan manfaat hidrologis berupa aliran sungai untuk digunakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan airnya untuk kebutuhan air minum, rumah tangga, dan pertanian. Dengan adanya pertambangan yang mengakibatkan kualitas air sungainya berada dalam kondisi tercemar sedang, maka nilai manfaatnya berkurang. Nilai manfaat air tersebut dapat tiba-tiba hilang apabila terjadi kecelakaan, kelalaian, atau kesalahan dalam operasi pertambangan. Peluang terjadinya pencemaran air permukaan akibat pertambangan yang mencapai 70 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com merupakan resiko lingkungan yang harus dihadapi oleh masyarakat EPA, 1995. Besaran nilai resiko lingkungan tersebut dianalisis dengan pendekatan biaya pengadaan air. Sungai Napal merupakan sungai yang langsung bermuara ke laut, dengan jarak dari pertambangan hingga muara laut relatif dekat, yakni hanya kurang lebih berjarak 20km, maka bahan-bahan pencemar tersebut relatif akan langsung masuk ke dalam ekosistem pesisir. Padahal bahan- bahan kimia yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan seperti logam berat, sianida, dsb pada umumnya merupakan bahan yang sulit terurai, bahkan cenderung akan terakumulasi dalam tubuh mahluk hidup dan menimbulkan berbagai kerusakan dalam tubuh mahluk hidup tersebut Klaassen, Amdur and Doull, 1986. Berdasarkan hal tersebut maka biota air yang terdapat pada ekosistem Sungai Napal dan yang hidup di pesisir laut tempat bermuaranya Sungai Napal diduga akan dapat membahayakan kehidupan yang ada di dalamnya, namun demikian hal ini masih perlu dibuktikan secara ilmiah. Penurunan kualitas air tersebut menjadi biaya sosial yang harus ditanggung oleh masyarakat. Manfaat ekosistem berupa jasa lingkungan air yang sebelum pertambangan dibuka masih cukup memenuhi kebutuhan air masyarakat, tetapi dengan terjadinya pencemaran maka sebagian dari manfaat tersebut hilang dan menjadi biaya sosial yang juga harus ditanggung oleh masyarakat. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com Tabel 6. Hasil Analisis Keberadaan Plankton di Sekitar Lokasi Pertambangan Emas PT NUP No Familla No Spesies WA X1 X2 N NL1 X1 X2 H PC1 X1 X2 H PC2 X1 X2 1 Fragillriaceae 1 Synedra sp 1 0.01 -4.61 -0.05 1 0.02 -3.93 -0.08 0.1 -2.3 -0.23 1 0.02 -3.93 2 Fragillaria sp 3 0.05 -3 -0.15 2 Zygnemataceae 3 Spirogyra sp 4 0.04 -3.22 -0.13 5 0.1 -2.32 -0.23 5 0.1 -2.32 4 Mougeotia sp 1 0.01 -4.61 -0.05 4 0.08 -2.55 -0.2 5 0.1 -2.32 3 Spathialidae 5 Homalozoon sp 8 0.08 -2.53 -0.2 7 0.14 -1.99 -0.27 4 0.07 -2.71 -0.18 17 0.33 -1.1 4 Naviculaceae 6 Amphora sp 4 0.07 -2.71 -0.18 5 Tribonemaceae 7 Tribonema sp 4 0.04 -3.22 -0.13 3 0.06 -2.83 -0.17 1 0.02 -3.93 6 Scytonemataceae 8 Plectonema sp 3 0.05 -3 -0.15 7 Melosiraceae 9 melosira sp 1 0.01 -4.61 -0.05 5 0.1 -2.32 -0.23 5 0.08 -2.48 -0.21 8 Kyirodicyaceae 10 pediastrum sp 1 0.01 -4.61 -0.05 1 0.02 -3.93 9 Tabellariaceae 11 tabellaria sp 1 0.02 -3.93 -0.08 3 0.05 -3 -0.15 10 Oocystaceae 12 pachyclodon sp 4 0.04 -3.22 -0.13 13 Closteriopsis 4 0.07 -2.71 -0.1 2 0.04 -3.24 11 Chroorococcaceae 14 Arthrospira sp 1 0.02 -4.09 -0.07 12 Codonellidae 15 Bronchionus sp 1 0.02 -3.93 -0.08 13 Slrrellaceae 16 surirella sp 63 0.63 -0.46 -0.29 13 0.25 -1.37 -0.35 12 0.2 -1.61 -0.32 6 0.12 -2.14 14 Desmidaaceae 17 Desmidium sp 1 0.01 -4.61 -0.05 15 Coscinodiscaceae 18 Cyclotella sp 3 0.03 -3.51 -0.11 4 0.08 -2.55 -0.02 16 Osciihaforiaceae 19 Oscililaria sp 1 0.02 -3.93 -0.08 20 techodesmium sp 1 0.01 -4.61 -0.05 1 0.02 -3.93 17 Trachelidae 21 Diplois sp 1 0.02 -3.93 -0.08 3 0.05 -3 -0.15 18 Egugieneceae 22 trechelomonas sp 1 0.02 -3.93 -0.08 23 Lepcoinelis sp 4 0.08 -2.66 -0.02 19 Cladophoraceae 24 Basicladia sp 1 0.01 -4.61 -0.05 20 Protococeaceae 25 protococcus sp 1 0.01 -4.61 -0.05 21 Epithemiaceae 26 Rhopalodia sp 3 0.05 3 -0.15 27 Epithemia sp 1 0.02 -4.09 -0.07 4 0.08 -2.55 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 56 Tabel 6. Lanjutan No Familla No Spesies WA X1 X2 N NL1 X1 X2 H PC1 X1 X2 H PC2 X1 X2 22 Shacodina 28 Amoeba sp 6 0.06 -2.81 -0.17 0 8 0.13 -2.01 -0.27 7 0.14 -1.99 Palmellaceae 29 Sphaeracystis sp 0 1 0.02 -3.93 Jumlah Faksa 100 51 60 51 Fi 1 1 1 1 Ln pl -42.1 -89.7 -35.3 H -55.8 -1.52 -2.3 -2.45 H 1.52 2.3 2.45 Keterangan : Berdasarkan hasil perhitungan indek diversitas Shannon Wlener 1 menunjukan bahwa perairan tersebut di bawah ini adalah sebagai berikut WA Way Asahan H=1.62 tercemar sedang NL1 Napal 1 H=2.3tercemar sedang PC1 Picung1 H=2.45 tercemar sedang PC2 Picung 2 H=2.1 tercemar sedang Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 57 Tabel 7. Hasil Analisis Keberadaan Benthos di Sekitar Lokasi Pertambangan Emas PT NUP No Phylum No Spesies Wa X1 X2 H Nl1 X1 X2 H Pc1 X1 X2 H Pc2 X1 X2 H 1 Protozoa 1 Homalozoon sp 4 0.093 -2.27 -0.2 1 0.02 -4.06 -0.07 3 0.058 -2.85 -0.16 2 0.06 -2.8 -0.17 2 Rhizophrysis sp 2 0.047 -3.07 -0.1 3 0.05 -2.96 -0.15 2 0.038 -3.26 -0.13 5 0.15 -1.89 -0.286 3 Spirulina sp 0 2 0.02 -3.37 -0.12 1 0.019 -3.95 -0.08 1 0.03 -3.5 -0.106 4 Chernydophys sp 1 0.023 -376 -0.1 1 0.02 -4.06 -0.07 1 0.019 -3.95 -0.08 1 0.03 -3.5 -0.106 5 Chrysococcus sp 1 0.023 -3.76 -0.1 5 0.09 -2.45 -0.21 2 0.038 -3.26 -0.13 1 0.03 -3.5 -0.106 6 Syncrypta sp 1 0.023 -3.76 -0.1 2 0.03 -3.37 -0.12 1 0.019 -3.95 -0.08 1 0.03 -3.5 -0.106 7 Ulotrichia sp 0 1 0.02 -4.06 -0.07 0 2 Annelida 8 Miciodrile sp 1 0.023 -3.76 -0.1 3 0.05 -296 -0.15 2 0.038 -3.26 -0.13 1 0.03 -3.5 -0.106 9 Tubpex sp 3 0.07 -2.66 -0.2 2 0.03 -3.37 -0.12 3 0.058 -2.85 -0.16 1 0.03 -3.5 -0.106 10 Naiscommunis sp 3 0.07 -2.66 -0.2 2 0.01 -3.37 -0.12 3 0.058 -2.85 -0.16 1 0.03 3.5 -0.106 3 Nematoda 11 Rhabdithis sp 24 0.581 -0.54 -0.3 35 0.6 -0.51 -9.3 32 0.015 -0.49 -0.3 16 0.48 -0.72 -0.351 4 Ashcelmirithes 12 Segita sp 2 0.047 -3.07 -0.1 1 0.02 -4.06 -0.07 2 0.038 -3.26 -0.13 3 0.09 -2.4 -0.218 Jumlah taksa 43 58 52 33 Pi 1 1 1 1 Ln pi -29.4 -4.57 -33.9 -32.3 H -1.5 -1.57 -1.52 -1.766 H -1.5 1.6 1.5 1.77 Keterangan : Berdasarkan hasil perhitungan indek diversitas Shannon Wlener 1 menunjukan bahwa perairan tersebut di bawah ini adalah sebagai berikut : WA Way Asahan H=1.5 tercemar sedang NL1 Napal 1 H=1.6tercemar sedang PC1 Picung1 H=1.5 tercemar sedang PC2 Picung 2 H=1.77 tercemar sedang Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com Hasil wawancara dengan masyarakat yang menjadi responden terdapat tiga upaya yang dilakukan untuk memperoleh sumber air apabila terjadi resiko lingkungan yang menyebabkan air sama sekali tidak dapat dimanfaatkan. Ketiga upaya tersebut adalah membuat sumur, mencari sumber air baru terdekat, dan membeli air. Persentase kesediaan membayar willingness to pay, WTP untuk membuat sumur baru disajikan pada Gambar 7. Gambar 7. Kesediaan Membayar Masyarakat Untuk Membuat Sumur Gambar 7 menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya pembuatan sumur, maka semakin rendah persentase jumlah masyarakat yang bersedia membayar. Biaya pembuatan sumur antara Rp.250.000,- sampai dengan Rp.750.000,- mencapai hampir 60. Dengan jumlah penduduk yang terkena dampak mencapai 1921 jiwa pada tahun 2008, maka nilai pengadaan air melalui pembuatan sumur mencapai Rp. 1.104.575.000,- tahun. Persentase kesediaan membayar masyarakat untuk mencari sumber air baru disajikan pada Gambar 8. Gambar 8 menunjukkan semakin tinggi biaya untuk mencari sumber air baru, maka semakin kecil persentase jumlah masyarakat yang bersedia membayar. Kesediaan membayar masyarakat untuk mengambil air dari sumber air baru sebesar Rp7.500,-bulan mencapai 57. Pengambilan air dari sumber air baru Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com terdekat dapat dilakukan dengan menyambungkan pipa air ke sumber air yang dikelola secara bersama. Kesediaan membayar untuk mendapatkan sumber air baru ini merupakan biaya kompensasi bulanan yang dibayarkan kepada pengelola. Dengan jumlah penduduk yang terkena dampak mencapai 1921 jiwa pada tahun 2008, maka nilai pengadaan air melalui sumber air baru mencapai Rp. 20.170.500bulan atau Rp242.046.000,-tahun. Gambar 8. Kesediaan Membayar Masyarakat Untuk Mencari Sumber Air Baru Upaya untuk pengadaan air dilakukan dengan cara membeli air. Persentase kesediaan membayar masyarakat untuk membeli air disajikan pada Gambar 9. Gambar 9 menunjukkan semakin tinggi biaya untuk membeli air, maka semakin kecil persentase jumlah masyarakat yang bersedia membayar. Kesediaan membayar masyarakat untuk membeli air antara Rp. 2.500,- sampai dengan Rp. 7.500,- mencapai 57. Adapun rata-rata nilai kesediaan membayarnya adalah Rp.17.500,-bulan. Dengan jumlah penduduk yang terkena dampak mencapai 1921 jiwa pada tahun 2008, maka nilai pengadaan air dengan cara membeli mencapai Rp Rp20.170.500bulan atau Rp242.046.000,-tahun. Nilai ini sama dengan Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com nilai kesediaan membayar untuk mendapatkan air dengan mencari sumber baru. Gambar 9. Kesediaan Membayar Masyarakat Untuk Membeli Air Nilai pengadaan air yang diestimasi tersebut belum memasukkan dampak kesehatan akibat pencemaran air, padahal berdasarkan hasil wawancara terhadap masyarakat yang berada di sekitar pertambangan dan masyarakat yang ada di sepanjang Sungai Napal memperlihatkan bahwa sejak beroperasinya pertambangan, masyarakat telah merasakan bahwa terjadi pencemaran air yang menyebabkan munculnya berbagai penyakit yang sering muncul di sekitar areal pertambangan emas sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 10. Hasil wawancara menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan apabila terjadi sakit adalah Rp. 30.000,- orangtahun, sehingga estimasi total untuk biaya pengobatan sebesar Rp. 59.310.875,-tahun. Proses penyembuhan memerlukan waktu selama 7 hari. Apabila rata-rata pendapatan per hari penduduk mencapai Rp.30.000,- dan proses penyembuhan memerlukan waktu selama 7 hari, maka maka kerugian ketika tidak bekerja mencapai Rp. 470.645.000,- tahun. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com Gambar 10. Penyakit yang timbul di sekitar pertambangan emas Estimasi nilai resiko lingkungan akibat pertambangan emas di Desa Sidoharjo selama jangka waktu pertambangan disajikan pada Tabel 8. Total resiko lingkungan akibat pertambangan emas selama jangka waktu kegiatan pertambangan adalah Rp. 12.562.859.750,-. Nilai ini tentunya belum memasukkan nilai kerusakan bentang lahan, biodiversitas, dan jasa lingkungan lainnya, sehingga apabila dihitung maka nilai resiko lingkungan akan lebih besar. Tabel 8. Estimasi Nilai Resiko Lingkungan Akibat Pertambangan Emas No DampakResiko Lingkungan Akibat Pertambangan Emas Nilai Estimasi tahun Rp Nilai Estimasi Resiko Lingkungan Rp 1 Degradasi Sumber Air Pengadaan sumur 276.143.750 Pencarian sumber air baru 242.046.000 3.146.598.000 Membeli air 242.046.000 3.146.598.000 2 Gangguan Kesehatan Biaya pengobatan 57.630.000 749.190.000 Kehilangan pendapatan karena sakit 403.410.000 5.244.330.000 Total Resiko Lingkungan 12.562.859.750 Catatan: Nilai Estimasi Resiko Lingkungan dihitung selama jangka waktu kegiatan pertambangan 13 tahun Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com Adanya pencemaran air dan gangguan kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa kegiatan pertambangan emas yang dilakukan belum menunjukkan kegiatan pertambangan berkelanjutan, yang menghendaki keseimbangan antara dimensi ekonomi, dimensi ekologis, dan dimensi sosial budaya dalam pertambangan.

5.3.3. Estimasi Premi Asuransi Lingkungan

Estimasi nilai total resiko lingkungan akibat kegiatan pertambangan emas di kawasan PT NUP sebesar Rp 12.562.859.750,- diasumsikan merupakan nilai kerugian harapan total. Apabila peluang terjadinya kerusakan terhadap sumber air yang sekaligus berdampak terhadap gangguan kesehatan masyarakat sebesar 70 sesuai hasil riset EPA 1995, maka nilai kerugian harapan yang mungkin terjadi sebesar Rp8.794.001.825,- selama 13 tahun jangka waktu kegiatan pertambangan. Dengan jumlah masyarakat tertanggung yang potensial terkena dampak 1921 jiwa orang, maka nilai premi murni adalah Rp. 676.461.679 tahun. Apabila biaya manajemen asuransi oleh perusahaan asuransi mencapai 30 dari nilai premi murni, maka premi yang harus dibayarkan per tahun adalah Rp. 966.373.827,- per tahun. Perhitungan estimasi nilai produksi dan premi asuransi disajikan pada Tabel 9. Persentase kerugian harapan terhadap nilai penjualan kotor serta premi murni terhadap nilai produksi masing-masing hanya mencapai 1,91. Adapun persentase premi yang dibayarkan terhadap nilai produksi emas dan perak hanya mencapai 2,72. Apabila nilai laba bersih mencapai 50 dari nilai produksi per tahun, persentase premi yang dibayarkan terhadap estimasi nilai laba bersih mencapai 5,44. Kecilnya persentase premi yang harus dibayarkan dibandingkan dengan keuntungan ekonomi yang diperoleh menunjukkan bahwa asuransi lingkungan layak diterapkan dalam pengendalian resiko lingkungan akibat pertambangan emas. Bagi pengusaha pertambangan dengan membayarkan sejumlah premi, maka kegiatan usahanya dapat berjalan lebih aman karena jika sewaktu-waktu terjadi resiko lingkungan yang tidak diharapkan, maka ada pihak ketiga perusahaan asuransi yang menjamin Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com biaya kerugian yang terjadi. Apabila resiko lingkungan dapat dikendalikan dan tidak terjadi kerugian, maka premi yang dibayarkan menjadi investasi yang dapat menjadi tambahan pendapatan di akhir kegiatan penambangan. Perusahaan asuransi pun dalam mengeluarkan polis asuransi mengeluarkan syarat-syarat yang harus ditaati oleh perusahaan tertanggung, misalnya adanya syarat untuk menerapkan teknologi pertambangan yang aman bagi lingkungan dan memonitor pelaksanaannya dalam periode waktu tertentu. Dalam hal ini perusahaan asuransi dapat membatalkan klaim asuransi apabila perusahaan tertanggungnya melanggar syarat dan ketentuan yang diatur dalam polis asuransi lingkungan. Tabel 9. Estimasi Nilai Produksi dan Premi Asurani Lingkungan No Estimasi Nilai Produksi dan Premi Asuransi Nilai Satuan A 1 Total Resiko Lingkungan 12,562,859,750 rupiah 2 Jumlah tertanggung 1,921 orang 3 Peluang terjadinya resiko lingkungan 70 4 Kerugian Harapan 8,794,001,825 5 Nilai Premi Murni 676,461,679 Rptahun 6 Biaya Manajemen Asuransi 30 7 Premi yang harus dibayarkan 966,373,827 rupiahtahun B Penjualan Emas dan Perak 1 Cadangan emas 1537.92 kg 2 Cadangan Perak 2.5426 kg 3 Estimasi Harga Emas 300,000 rupiahgram 4 Estimasi Harga Perak 30,000 rupiahgram 5 Nilai Produksi Emas dan Perak 461,452,278,000 rupiah 6 Estimasi Nilai Produksi Emas Perak per tahun 35,496,329,077 7 Laba Bersih 50 nilai produksi per tahun 17,748,164,538 C Perbandingan Kerugian HarapanNilai Produksi Emas-Perak 1.91 Premi MurniNilai Produksi Emas-Perak 1.91 Premi yang DibayarkanNilai Produksi Emas 2.72 Premi yang DibayarkanLaba Bersih 5 Adanya pemantauan dalam pengendalian resiko lingkungan akibat pertambangan melalui instrumen asuransi lingkungan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungannya Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com green company. Perkembangan sikap masyarakat di dunia terhadap pentingnya mengintegrasikan aspek lingkungan dalam pengelolaan pertambangan emas secara tidak langsung memberikan nilai positif terhadap citra kinerja perusahaan. Citra terhadap kinerja yang makin baik dan positif berpengaruh terhadap keberlanjutan perusahaan. Adanya upaya pengendalian resiko lingkungan secara sosial akan menjamin rasa aman bagi masyarakat sehingga potensi konflik dapat dihindari. Konsumen pengguna hasil tambang yang kedepan cenderung bersifat sebagai greener costumers akan lebih memilih hasil tambang yang berasal dari usaha tambang yang dikelola secara berkelanjutan daripada usaha tambang yang dianggap merusak lingkungan hidup.

5.3.3. Kesimpulan

Kegiatan pertambangan emas memiliki resiko terhadap lingkungan, terutama pencemaran terhadap air permukaan dan gangguan kesehatan masyarakat. Resiko lingkungan yang merupakan kerugian harapan akibat dampak negatif pertambangan dapat dikendalikan dengan asuransi lingkungan. Dengan premi asuransi lingkungan yang relatif kecil terhadap nilai produksi yang diperoleh, maka asuransi lingkungan layak untuk diterapkan dalam kegiatan pertambangan emas. Dengan membayarkan premi yang lebih kecil dari nilai produksi yang diperoleh, perusahaan akan mendapatkan manfaat yang lebih besar terutama adanya jaminan pertanggungan biaya oleh pihak ketiga asuransi apabila sewaktu-waktu terjadi resiko lingkungan yang tidak diduga uncertainty. Selain memberikan rasa aman bagi kegiatan usaha, asuransi lingkungan juga mendorong perusahaan untuk menjalankan usahanya menggunakan sistem manajemen dan teknologi yang aman bagi kelestarian fungsi lingkungan hidup. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com

VI. ANALISIS KEBIJAKAN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ASURANSI LINGKUNGAN