Tempat dan Waktu Penelitian Rancangan Penelitian

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan pertambangan emas di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan selama 8 delapan bulan, mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan April 2009. Kawasan pertambangan emas yang dijadikan lokasi penelitian berada di Pekon Sidoharjo Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu : a Menganalisis nilai resiko lingkungan akibat kegiatan pertambangan emas di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung; b Menganalisis kebijakan yang terkait dengan penerapan asuransi lingkungan sebagai instrumen ekonomi lingkungan dalam mengendalikan kegiatan pertambangan emas; c Menganalisis peranan pemangku kepentingan stakeholders dalam pengembangan kebijakan asuransi lingkungan untuk pertambangan emas di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung; serta d Menentukan alternatif kebijakan asuransi lingkungan dalam pengendalian pertambangan emas. 3.2.1. Analisis Nilai Resiko Lingkungan Pertambangan Emas 3.2.1.1.Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan adalah data kualitas air sungai yang berasal dari lokasi penambangan, data nilai manfaat lingkungan yang terganggu, serta data nilai gangguan kesehatan masyarakat sekitar lokasi penambangan. Data primer diperoleh dari hasil wawancara terstruktur yang disertai dengan pengisian kuesioner oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di sekitar lokasi Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com pertambangan dan langsung terkena dampak dari kegiatan penambangan yang dilakukan. Jumlah responden adalah 30 tiga puluh orang dengan pertimbangan bahwa karakteristik responden yang relatif homogen dengan populasi relatif kecil Singarimbun dan Effendi, 1989. Data sekunder yang diperlukan berupa data kependudukan sekitar lokasi penambangan dan peta wilayah pertambangan. Sumber data sekunder berasal dari perusahaan pertambangan serta data potensi desa tahun 2008 Badan Pusat Statistik BPS. 3.2.1.2.Parameter yang Diamati Parameter yang diamati dalam penelitian ini difokuskan pada parameter kualitas air, nilai manfaat jasa lingkungan yang terganggu akibat penambangan, serta biaya kesehatan masyarakat akibat terganggunya lingkungan. Selain itu dalam penelitian ini dikaji pula tentang estimasi nilai premi yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan berdasarkan pendekatan kerugian harapan, jumlah tertanggung dan peluang terjadinya resiko lingkungan akibat pertambangan emas. 3.2.1.3.Metode Analisis Data Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis kualitas air sungai untuk menentukan tingkat pencemaran sungai akibat kegiatan pertambangan emas, melakukan estimasi nilai resiko lingkungan akibat pertambangan emas, dan mengestimasi nilai premi berdasarkan hasil wawancara dan pengisian kuesioner yang dilakukan. 3.2.2. Analisis Kebijakan Asuransi Lingkungan 3.2.2.1.Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder berupa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan asuransi lingkungan dan kegiatan pertambangan emas. Sumber data sekunder berasal dari instansilembaga yang memiliki kaitan dengan upaya pengembangan asuransi lingkungan, yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Provinsi Lampung, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com Daerah BPLH Provinsi Lampung, Dinas Pertambangan Provinsi Lampung, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral dan Departemen Kehutanan. Penelusuran peraturan perundang-undangan yang terkait dengan asuransi lingkungan dilakukan pula melalui jaringan internet. 3.2.2.2.Parameter yang Diamati Penelitian difokuskan kepada aturan hukum yang secara tekstual terkait dengan pertambangan dan asuransi lingkungan. Peraturan perundang-undangan yang dikaji yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Parameter yang diamati difokuskan kepada pasal-pasal yang terkait dengan asuransi lingkungan untuk pengendalian resiko lingkungan pertambangan, khususnya pertambangan emas.

3.2.2. 3.Metode Analisis Data

Analisis kebijakan dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan kritis Muhadjir, 2000. Analisis difokuskan terhadap pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengembangan asuransi lingkungan sebagai instrumen ekonomi lingkungan dalam mengendalikan resiko lingkungan pertambangan. Hasil analisis kritis tersebut dijadikan dasar dalam mengkaji apakah peraturan perundang- undangan yang ada sudah cukup untuk menjadi landasan hukum dalam menerapkan asuransi lingkungan di bidang pertambangan emas. 3.2.3. Analisis Kelembagaan Pengembangan Asuransi Lingkungan 3.2.3.1.Metode Pengumpulan Data Analisis kelembagaan memerlukan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara terstruktur yang disertai Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com dengan pengisian kuisioner oleh responden. Responden dipilih secara purposif dengan mempertimbangkan keterkaitan peranan dari masing- masing responden sebagai bagian dari stakeholders yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan pengembangan asuransi lingkungan di Provinsi Lampung yaitu : pemerintah daerah dinasinstansi daerah yang mengurus lingkungan hidup dan pertambangan, LSM, akademisi, serta tokoh masyarakat. Jumlah responden berjumlah 20 dua puluh orang. 3.2.3.2.Parameter yang Diamati Beberapa parameter kelembagaan yang dikaji meliputi : hak-hak, tanggung-jawab, manfaat yang akan didapatkan, dan intensitas keterkaitan antar stakeholders dalam kaitannya dengan pengembangan kebijakan asuransi lingkungan yang menunjang pertambangan emas berkelanjutan di Provinsi Lampung. 3.2.3.3.Metode Analisis Data Analisis kelembagaan difokuskan untuk mengkaji peranan setiap stakeholders dalam pengembangan asuransi lingkungan, terutama yang berkaitan dengan rights hak-hak yang dimiliki stakeholders, responsibilities tanggung-jawab yang dimiliki stakeholders, revenuereturns hasilmanfaat yang didapatkan stakeholders, dan relationship hubungan antar stakeholders. Untuk mendapatkan empat parameter tersebut, maka disusun kuesioner yang diminta untuk diisi oleh responden yang terpilih secara purposif. Hasil pengisian kuesioner selanjutnya ditabulasikan sehingga diperoleh informasi tentang karakteristik kelembagaan dari setiap stakeholders, terutama yang berkaitan dengan empat parameter utamanya yaitu hak-hak yang dimiliki stakeholders, tanggung-jawab yang dimiliki stakeholders, manfaat yang didapatkan stakeholders, dan hubungan antar stakeholders dalam pengembangan asuransi lingkungan Berdasarkan hasil analisis dengan pendekatan 4Rs tersebut akan diperoleh karakteristik kelembagaan asuransi lingkungan yang akan Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com dikembangkan dalam menunjang pertambangan emas berkelanjutan di Provinsi Lampung. 3.2.4. Analisis Prioritas Kebijakan Asuransi Lingkungan 3.2.4.1.Metode Pengumpulan Data Rumusan kebijakan pengembangan asuransi lingkungan harus sesuai dengan karakteristik wilayahnya, termasuk di dalamnya karakteristik sosial, ekonomi, dan politik masyarakat. Untuk mendapatkan informasi tersebut dilakukan kegiatan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara dengan para pihak stakeholders yang terkait dengan pengembangan asuransi lingkungan. Wawancara juga dilengkapi dengan pengisian kuesioner yang telah dibuat sebelumnya. Kuesioner yang dibuat berisi pertanyaan tentang : identitas responden, nilai perbandingan responden terhadap faktor, aktor, tujuan, dan alternatif tentang pengembangan asuransi lingkungan dalam menunjang pertambangan emas berkelanjutan. Responden yang dipilih dalam penelitian ini dilakukan secara purposif, yaitu responden yang dianggap memahami secara baik permasalahan pengembangan asuransi lingkungan yang menunjang kegiatan pertambangan berkelanjutan di Provinsi Lampung, yaitu berasal dari pemerintah daerah dinasinstansi daerah yang mengurus lingkungan hidup dan pertambangan, LSM, akademisi, serta tokoh masyarakat. Jumlah responden berjumlah 20 dua puluh orang. 3.2.4.2.Parameter yang Diamati Parameter yang diamati meliputi bentuk-bentuk resiko lingkungan akibat pertambangan emas, kebijakan pengelolaan lingkungan yang bersifat command and control dan instrumen ekonomi lingkungan, serta alternatif turunan dari instrumen ekonomi lingkungan yang diperlukan dalam menunjang pertambangan emas berkelanjutan di Provinsi Lampung. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 3.2.4.3.Metode Analisis Data Kebijakan asuransi lingkungan yang akan dikembangkan dilakukan dengan menggunakan pendekatan AHP analytical hierarchy process. Pelaksanaan penelitian terdiri atas : 1 studi pustaka dan diskusi untuk menyusun rancangan Hierarki; 2 penyusunan kuesioner untuk pengumpulan data primer; 3 wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden; 4 tabulasi data kuesioner; 4 operasionalisasi model HIPRE3+ dengan input data dari hasil pengisian kuesioner; 5 analisis keluaran hasil HIPRE3+ yang digunakan dalam menyusun prioritas faktor dampak, sub faktor dampak, tujuan pelaksanaan asuransi lingkungan, dan tipe asuransi yang akan diimplementasikan dalam pengendalian dampak negatif dari kegiatan pertambangan emas. Hierarki disusun mulai dari tingkatan level paling tinggi sampai paling rendah dalam Hierarki. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka dan diskusi dengan pelaku diperoleh struktur Hierarki sebagaimana ditampilkan pada Gambar 5. Prinsip penilaian dalam AHP adalah membandingkan secara berpasangan pairwise comparisons tingkat kepentingan satu elemen dengan elemen lainnya yang berada dalam satu tingkat atau level berdasarkan pertimbangan tertentu. Nilai yang diberikan berada dalam skala nilai pendapat yang dikeluarkan oleh Saaty 1993 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3. Nilai rata-rata geometrik dari semua responden untuk setiap nilai pendapat yang dibandingkan dimasukkan ke dalam HIPRE3+.

3.3. Definisi Operasional