d. pengembangan sistem perdagangan izin pembuangan limbah danatau emisi;
e. pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup;
f. pengembangan asuransi lingkungan hidup;
g. pengembangan sistem label ramah lingkungan hidup; dan h. sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Asuransi lingkungan sebagaimana diatur dalam Pasal 43 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup merupakan bagian dari instrumen ekonomi lingkungan yang termasuk kategori insentif danatau disinsentif yang bagi pemerintah
dan pemerintah daerah wajib untuk dikembangkan dan diterapkan sebagai upaya untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup. Dengan
demikian setiap kegiatan yang memiliki potensi resiko lingkungan perlu menerapkan instrumen asuransi lingkungan untuk pengendalian resiko
lingkungannya, termasuk kegiatan pertambangan emas. Pengendalian resiko lingkungan akibat pertambangan emas sebagai
bagian dari perlindungan fungsi lingkungan hidup telah sejalan dengan ketentuan pertambangan yang diatur dengan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, dan menegaskan bahwa pengelolaan dan pengusahaan potensi mineral dan
batubara dilakukan secara mandiri, andal, transparan, berdaya saing,
efisien, dan berwawasan lingkungan, guna menjamin pembangunan
nasional secara berkelanjutan. Asas berkelanjutan dan berwawasan lingkungan adalah asas yang secara terencana mengintegrasikan dimensi
ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya dalam keseluruhan usaha pertambangan mineral dan batubara untuk mewujudkan kesejahteraan
masa kini dan masa mendatang. Bahkan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tersebut secara tegas menyebutkan bahwa kegiatan
usaha pertambangan dapat dihentikan apabila kondisi daya dukung lingkungan wilayah tersebut tidak dapat menanggung beban kegiatan
operasi produksi sumber daya mineral danatau batubara yang dilakukan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
di wilayahnya, sehingga pemegang ijin usaha pertambangan pun wajib mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan. Selain itu, Pasal 96
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara menegaskan bahwa dalam penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik, pemegang ijin wajib melaksanakan a. ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan; b.
keselamatan operasi pertambangan; c pengelolaan dan pemantauan lingkungan
pertambangan, termasuk
kegiatan reklamasi
dan pascatambang; d upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara;
e pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu
lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan. Kewajiban lain terkait perlindungan lingkungan hidup yang harus dilaksanakan sesuai dengan
Pasal 98 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 adalah menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung sumber daya air yang bersangkutan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Di samping perlunya menjaga kelestarian lingkungan hidup, bagi masyarakat yang
berdomisili di sekitar operasi pertambangan dan terkena dampak negatif
langsung dari kegiatan usaha pertambangan berhak a memperoleh ganti
rugi yang layak akibat kesalahan dalam pengusahaan kegiatan
pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; serta b mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap kerugian
akibat pengusahaan pertambangan yang menyalahi ketentuan. Berdasarkan uraian tersebut sebelumnya, kedua undang-undang
yang mengatur perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta pertambangan mineral dan batubara sudah cukup memberikan landasan
hukum di
dalam pengembangan
asuransi lingkungan
untuk mengendalikan resiko lingkungan akibat kegiatan pertambangan emas
yang dilakukan, walaupun peraturan teknis tentang penerapannya belum tersedia. Secara teknis kegiatan pertambangan emas berpotensi
menimbulkan resiko lingkungan yang akan menimbulkan : a kerusakan lingkungan dan atau kehilangan nilai manfaat ekosistem seperti jasa
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
lingkungan air yang tercemari; serta b resiko gangguan kesehatan bagi masyarakat. Kedua resiko tersebut dapat terjadi dalam peristiwa yang
uncertainty tidak pasti selama proses penambangan dan pengolahan bijih emas berlangsung, serta pasca penambangan. Dengan adanya
resiko lingkungan dengan peristiwa terjadinya secara tidak pasti, maka pengendalian resiko lingkungan akibat pertambangan emas dapat
dijadikan dasar untuk diterapkannya instrumen asuransi lingkungan. Di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian disebutkan bahwa “asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
untuk pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian menyebutkan bahwa jenis kegiatan usaha asuransi
meliputi a usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti; b usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam
penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan; serta c usaha reasuransi yang
memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap resiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan
Asuransi Jiwa. Berdasarkan pasal 3 tersebut, maka jenis usaha asuransi lingkungan bisa dikategorikan sebagai usaha asuransi kerugian, karena
bentuk resiko lingkungan yang terjadi berupa kerusakan lingkungan dan atau kehilangan manfaat jasa ekosistem yang terganggu akibat kegiatan
pertambangan emas tersebut. Namun demikian akibat resiko lingkungan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
kegiatan pertambangan tersebut berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat terkena resiko lingkungan, maka asuransi lingkungan pun
harus memasukkan biaya gangguan kesehatan masyarakat sebagai bagian dari asuransi yang dipertanggungkan.
Asuransi lingkungan sejauh ini masih dianggap sebagai produk asuransi baru. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422KMK.062003
tertanggal 30 September 2003 menyebutkan bahwa suatu produksi asuransi dinyatakan sebagai produk asuransi baru apabila a produk
asuransi tersebut belum pernah dipasarkan oleh Perusahaan Asuransi yang bersangkutan; atau b produk asuransi tersebut merupakan
perubahan atas produk asuransi yang sudah dipasarkan, yang perubahannya meliputi resiko yang ditutup, ketentuan polis, rumusan
premi, metode cadangan premi atau nilai tunai. Perusahaan asuransi yang akan memasarkan produk asuransi baru harus memenuhi ketentuan
tingkat solvabilitas dan tidak sedang dikenakan sanksi administratif. Di dalam pengembangan produk asuransi lingkungan yang
terkategori sebagai asuransi kerugian, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422KMK.062003 harus
dilengkapi dengan a spesimen polis asuransi; b pernyataan tenaga ahli yang berisi uraian dan dasar perhitungan tingkat premi dan cadangan
teknis, lengkap dengan asumsi-asumsi dan data pendukungnya; c proyeksi underwriting untuk 3 tiga tahun mendatang; d dukungan
reasuransi untuk produk asuransi dimaksud; e uraian cara pemasaran dan contoh brosur yang dipergunakan; serta f perjanjian kerja sama
dalam hal produk asuransi dimaksud dipasarkan bersama pihak lain. Di dalam polis asuransi sesuai dengan Pasal 8 Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 422KMK.062003 harus memuat sekurang-kurangnya ketentuan mengenai : a saat berlakunya pertanggungan; b uraian manfaat yang
dijanjikan; c cara pembayaran premi; d tenggang waktu grace period pembayaran premi; e kurs yang digunakan untuk polis asuransi dengan
mata uang asing apabila pembayaran premi dan manfaat dikaitkan dengan mata uang rupiah; f waktu yang diakui sebagai saat diterimanya
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
pembayaran premi; g kebijakan perusahaan yang ditetapkan apabila pembayaran premi dilakukan melewati tenggang waktu yang disepakati;
h periode dimana pihak perusahaan tidak dapat meninjau ulang keabsahan kontrak asuransi incontestable period; i perhentian
pertanggungan, baik dari pihak penaggung maupun dari pihak pemegang polis, termasuk syarat dan penyebabnya; j syarat dan tata cara
pengajuan klaim, termasuk bukti pendukung yang diperlukan dalam mengajukan klaim; k pemilihan tempat penyelesaian perselisihan; l
bahasa yang dijadikan acuan dalam hal terjadi sengketa atau beda pendapat, untuk polis asuransi yang dicetak dalam 2 dua bahasa atau
lebih. Di dalam penetapan tarif premi asuransi kerugian harus dilakukan dengan mempertimbangkan sekurang-kurangnya: a premi murni yang
dihitung berdasarkan profil kerugian risk and loss profile jenis asuransi yang bersangkutan untuk sekurang-kurangnya 5 lima tahun terakhir;
serta b biaya akuisisi, biaya administrasi dan biaya umum lainnya. Berdasarkan uraian yang disampaikan sebelumnya, peraturan
perundang-undangan yang mengatur pertambangan mineral dan batubara, serta perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara
sinergis mendorong berjalannya instrumen ekonomi lingkungan, termasuk asuransi lingkungan. Oleh karena itu asuransi lingkungan untuk
mengendalikan resiko lingkungan akibat pertambangan cukup memiliki payung hukum dikembangkan dan diterapkan. Namun demikian di dalam
tahap awal pengembangannya akan sangat dipengaruhi oleh adanya kebijakan dan kemauan politik political will pemerintah dan atau
pemerintah daerah untuk memfasilitasinya. Dengan kebijakan dan kemauan politik yang kuat, maka asuransi lingkungan sebagai instrumen
ekonomi lingkungan yang relatif baru dalam pengendalian resiko lingkungan hidup dapat dikembangkan dan diterapkan.
6.4.Kesimpulan
Pelestarian lingkungan hidup merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap usaha atau kegiatan di dalam kerangka
pembangunan berkelanjutan. Kegiatan pertambangan emas yang
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
berpotensi menimbulkan resiko lingkungan perlu dikendalikan agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup yang mengganggu kehidupan
masyarakat. Pengendalian resiko lingkungan dapat dilakukan dengan instrumen ekonomi lingkungan, yaitu asuransi lingkungan environmental
insurance. Asuransi lingkungan sebagai bagian dari instrumen ekonomi
lingkungan berdasarkan ketentuan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
wajib dikembangkan dan diterapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Aturan hukum tentang pertambangan mineral dan batubara yang
mensyaratkan pentingnya upaya untuk menjaga kelestarian komponen lingkungan hidup memberikan ruang bagi penerapan asuransi lingkungan
untuk pengendalian resiko lingkungan di dalam kegiatan pertambangan, khususnya pertambangan emas. Pengembangan asuransi lingkungan
tersebut di dalam tahap awal perlu didukung oleh kemauan politik political will yang kuat dari pemerintah, pemerintah daerah, perusahaan asuransi,
pelaku usaha pertambangan, akademisi, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
VII. ANALISIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN ASURANSI LINGKUNGAN