langkah pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah adalah mengenali potensi SDA-nya dan memproyeksikan penggunaan SDA
tersebut seoptimal mungkin. Untuk ini diperlukan peran pemerintah dan partisipasi seluruh stakeholder yang didasari oleh tanggung jawab pribadi
self responsibility yang tinggi Ramdan et.al, 2003.
2.2. Pertambangan Berkelanjutan
Pertambangan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan,
serta kegiatan pasca tambang. Pertambangan dalam arti yang lebih luas termasuk tambang minyak, gas alam dan bahkan tambang air tanah.
Kegiatan tambang merupakan usaha mengambil mineral berharga atau mineral berharga atau material geologi lainnya dari dalam bumi,
diantaranya adalah bauksit, batu bara, tembaga, emas, perak, berlian, besi, timah, batu berharga, nikel, fosfat, uranium dan molybdenum
Wikipedia, 2010. Material yang tidak dapat dihasilkan dari proses agrikultural atau diciptakan secara artifisial dalam laboratorium atau
pabrik, biasanya adalah hasil tambang. Wilayah Indonesia dikenal memiliki potensi tambang yang besar di dunia. Data pada akhir 2008
menunjukkan bahwa sumber daya batubara mencapai 104.760 juta ton, emas sebesar 4.250 ton, tembaga sebesar 68.960 ribu ton, timah sebesar
650.135 ton dan nikel sebesar 1.878 juta ton ESDM, 2009. Sektor pertambangan pun tetap menjadi primadona ekonomi
nasional karena memiliki kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara. Penerimaan negara pada tahun 2009 tidak kurang dari Rp51
triliun telah disumbangkan sebagai penerimaan negara langsung dari subsektor pertambangan umum, yang terdiri atas penerimaan negara
bukan pajak lebih kurang Rp15 triliun, dan sisanya merupakan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
penerimaan negara pajak. Kontribusi kedua, tentang investasi, dimana selama tahun 2009, investasi pertambangan mencapai US1,8 miliar atau
naik sebesar 9,5 dari angka tahun sebelumnya sebesar US1,6 miliar ESDM, 2009.
Kegiatan pertambangan telah berjalan sejak lama dilakukan oleh masyarakat secara tradisional. Urusan pertambangan diambil alih dari
komunitas dan organisasi kekuasaan lokal dilakukan untuk pertama kalinya oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1850 dengan
dikeluarkannya Mijn Reglement 1850 Maemunah, 2007. Instrumen hukum tersebut digunakan pemerintah kolonial Belanda untuk mengambil
alih, mengatur dan memanfaatkan bahan mineral bagi kepentingan ekonomi mereka. Atas dasar aturan hukum tersebut, maka pemerintah
kolonial Belanda berhak memberikan konsesi kepada pihak swasta. Pada tahun 1899 dikeluarkan Mijnwet 1899 yang dibuat Staten Generaal
dengan Pemerintah di negeri Belanda. Mijwet 1899 ini lebih memperkuat posisi negara sebagai sentral pengurusan pertambangan di wilayah
jajahannya terutama adanya aturan bagi siapapun yang akan menambang harus mendapatkan ijin pemerintah melalui pemberian konsesi
Maemunah, 2007. Aturan pengurusan pertambangan umum tersebut tidak berubah selama 61 tahun sampai diterbitkannya Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Perpu Nomor 37 Tahun 1960 tentang Pertambangan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan yang selanjutnya diganti dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara. Pengusahaan pertambangan makin marak seiring dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing PMA yang memberikan peluang bagi investor asing menanamkan modalnya di berbagai bidang kecuali investasi di
bidang pelabuhan-pelabuhan, produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk umum, telekomunikasi, pelayaran, penerbangan, air minum,
kereta api umum, pembangkit tenaga atom, dan mass media. Atas dasar undang-undang tentang PMA tersebut maka kegiatan investasi di sektor
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
pertambangan berkembang pesat, termasuk penandatanganan Kontrak Karya generasi pertama dengan PT Freeport Indonesia tahun 1967.
Kegiatan usaha pertambangan memiliki beberapa karakteristik, yaitu non-renewable tidak dapat diperbarui, mempunyai resiko relatif lebih
tinggi, dan pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun sosial yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan
komoditi ekonomi lain pada umumnya. Akibat dari karakteristiknya yang tidak dapat diperbaharui maka pengusaha pertambangan selalu mencari
proven reserves cadangan terbukti baru. Cadangan terbukti berkurang dengan produksi dan bertambah dengan adanya penemuan Poerwanto,
2007; Simanjuntak, 2007. Lebih lanjut Poerwanto 2007 menyatakan bahwa ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu resiko
geologi eksplorasi yang berhubungan dengan ketidakpastian penemuan cadangan produksi, resiko teknologi yang berhubungan dengan
ketidakpastian biaya, resiko pasar yang berhubungan dengan perubahan harga, dan resiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
perubahan pajak
dan harga
domestik. Resiko-resiko
tersebut berhubungan dengan besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan
usaha yaitu produksi, harga, biaya dan pajak. Usaha yang mempunyai risiko lebih tinggi menuntut pengembalian keuntungan rate of return yang
lebih tinggi. EPA 1995 menyebutkan bahwa frekuensi terjadinya dampak lingkungan akibat pertambangan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Frekuensi Terjadi Dampak Lingkungan Akibat Pertambangan
Jenis Dampak Persen Kejadian
Pencemaran air permukaan 70
Pencemaran air tanah 65
Pencemaran tanah 50
Kesehatan manusia 35
Kerusakan flora dan fauna 25
Pencemaran udara 20
Sumber : EPA 1995
Kegiatan pertambangan emas memiliki sejumlah dampak penting bagi lingkungan. Rencana kegiatan penambangan dan pengolahan bijih
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
emas yang berkaitan langsung dengan dampak yang ditimbulkannya terdiri dari kegiatan-kegiatan tahan pra-konstruksi, operasi,produksi dan
pasca tambang adalah sebagai berikut PT Napal Umbar Picung, 1996 : A. Tahap Pra-konstruksi
1. Pembebasan lahan; 2. Eksplorasi :
i. Pembebasan lahan; ii. Eksplorasi cadangan
3. Penerimaan tenaga kerja B. Tahap Konstruksi
Dalam tahap konstruksi ini kegiatan yang akan dilakukan adalah : 1. Penebasan vegetasi dan pengupasan tanah penutup
i. Penebasan vegetasi ii. Pengupasan tanah penutup
2. Pembangunan sarana dan prasarana persiapan penambangan i. Penggalian dan penimbunan limbah tambang
ii. Pembangunan lubang masuk yang melingkar dan cross cut iii. Pembangunan lubang ventilasi Pembangunan lubang penggalian
3. Pembangunan emplasemen serta sarana dan prasarana penunjang i. Pembangunan pabrik pengolahan
ii. Pembangunan kolam limbah pabrik iii. Pembangunan sarana dan prasana seperti jalan , bengkel,
pembangkit listrik, perumahan karyawan, dan sebagainya C. Tahap OperasiProduksi
Penambangan Sistem penambangan yang diterapkan adalah tambang dalam
dengan metode potong dan diisi yang dikembangkan menjadi metode Avoca dan jenjang dan diisi. Penambangan dimulai dari level
dua dengan ketinggian 1.071,25 m dpl sebagai pintu masuk. Penambangan dilanjutkan ke level sepuluh dengan ketinggian
951,25m dpl hingga mencapai ingkapan tubuh batuan yang mengandung bijih dan tersingkap di permukaan tanah pada
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
ketinggian 1.100 m dpl. Pada sistem penambangan tersebut dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Peledakan, 2. Penggalian dan pengangkutan bijih maupun limbah tambang
3. Penirisan tambang. Pengolahan meliputi kegiatan-kegiatan
1. Pemecahan dan penghancuran bijih 2. Pelarutan dan pembuangan limbah pabrik meliputi
3. Peleburan dan pengoperasian gold Reklamasi lahan
D. Tahap Pasca Tambang Tahap pasca tambang akan meliputi :
1. Pemutusan Hubungan Kerja 2. Reklamasi Lahan
i. Reklamasi daerah yang dibuka ii. Rehabilitasi lubang bekas tambang dalam dan daerah kola limbah
pabrik Komponen lingkungan yang langsung terkena dampak, didasarkan
pada isu utama yang berkaitan dengan adanya rencana kegiatan penambangan dan pengolahan bijih emas. Dampak lingkungan rencana
penambangan dan pengolahan bijih emas ditampilkan pada Tabel 2. Potensi dampak dan resiko lingkungan pertambangan emas yang
relatif tinggi pengaruhnya terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat
menuntut diterapkannya
prinsip-prinsip pengelolaan
pertambangan berkelanjutan. International Council on Mining and Metals 2003 telah menyusun sepuluh prinsip pengelolaan pertambangan
berkelanjutan sustainable mining management sebagai berikut : 1. Mengimpelemtasikan dan menjaga praktek bisnis yang beretika
dan tata kelola perusahaan yang baik implement and maintain ethical business practices and sound systems of corporate
governance;
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
Tabel 2. Dampak Penting Kegiatan Penambangan PT. NUP, 1996
Komponen kegiatan Operasiproduksi
Komponen lingkungan Pra
konstruksi Konstruksi
Penambangan Pengolahan
Pasca tambang
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
14 15
A. Fisik Kimia Udara
Iklim mikro -
- -
x -
- -
- -
- -
- -
- x
Kualitas udara -
- -
x -
- x
x -
- x
- -
- -
2. Bentang alam Morfologi
- x
- x
- X
- x
- -
x -
x -
x 3. Tanah
Erosi tanah -
x -
x x
X -
- -
- -
- x
- x
Kesuburan tanah -
x -
x x
X -
- -
- -
- x
- x
4. Hidrologi Pola aliran
permukaan -
- -
x x
X -
- -
- -
- x
- x
Debit air -
- -
x -
- -
x -
- x
- -
- -
5. Kualitas air Air pemukaan
- -
- x
x X
- x
x -
x x
x -
x Air tanah
- -
- -
- -
- -
- -
x -
- -
- B. Biologi
1. Biologi darat a. Flora darat
Tipe vegetasi x
x -
x x
X x-
- -
- x
x x
x x
Keragaman x
x -
x x
X -
- -
- x
x x
x x
b. Fauna darat Jumlah jenis
x x
- x
x X
x x
- -
x x
x x
x Habitat
x x
- x
x X
- -
- -
x x
x x
x 2. Biota perairan
Kelimpahan -
- -
x x
X -
x x
- x
x x
- x
Keragaman -
- -
x x
X x
x x
x x
x x
x x
C. Sosial Ekonomi Budaya
Peluang kerja -
x x
x x
X x
- x
x x
x x
x x
Peluang ekonomi -
- -
x x
X -
x -
- -
- x
x x
Persepsimasyarakat x
x x
x -
X -
- -
- x
- x
- x
Migrasi x
- x
x -
X -
- -
- -
- -
x -
Tataguna lahan x
- -
- -
- -
- -
- x
- -
- x
Kesehatan masyarakat
- -
- -
- -
x -
- -
x -
- -
- Keterangan :
- tidak ada dampak x ada dampak
1. pembebasan lahan 2. eksplorasi
3. penerimaan tenaga kerja 4. penebasan vegetasi dan pengupasan
tanah tertutup 5. pembangunan sarana dan prasarana
persiapan penambangan 6. pembangunan emplasemen dan sarana
penunjang 7. peledakan
8. penggalian dan pengangkutan bijih 9. penirisan tambang
10. pemecahan dan penghancuran bijih 11. pelarutan dan pembuangan limbah pabrik
12. peleburan dan pengoooperasian goldroom 13. reklamasi lahan tahap operasiproduksi
14. pemutusan hubungan kerja 15. reklamasi lahan pasca tambang
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
2. Mengintegrasikan pertimbangan-pertimbangan
pembangunan berkelanjutan di dalam proses pengambilan keputusan perusahaan
integrate sustainable development considerations within the corporate decision-making process;
3. Menegakkan hak asasi manusia dan menghormati budaya, adat budaya dan nilai-nilai yang berkaitan dengan pekerja dan pihak
lainnya yang dipengaruhi oleh aktifitas yang dilakukan uphold fundamental human rights and respect cultures, customs and
values in dealings with employees and others who are affected by our activities;
4. Menerapkan strategi manajemen resiko berdasarkan data yang valid dan ilmiah implement risk management strategies based on
valid data and sound science; 5. Terus meningkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan seek
continual improvement of our health and safety performance; 6. Terus
meningkatkan kinerja
lingkungan seek
continual improvement of our environmental performance;
7. Berkontribusi terhadap konservasi biodiversitas dan pendekatan kegiatan yang terpadu dengan perencanaan tata ruang contribute
to conservation of biodiversity and integrated approaches to land use planning;
8. Memfasilitasi dan mendorong desain produksi, penggunaan, penggunaan kembali, daur ulang, dan pembuangan produk yang
dihasilkan secara bertanggung-jawab facilitate and encourage responsible product design, use, re-use, recycling and disposal of
our products; 9. Berkontribusi terhadap pembangunan sosial, ekonomi, dan
kelembagaan masyarakat di lokasi operasi contribute to the social, economic and institutional development of the communities in
which we operate; 10. Mengimplementasikan keterlibatan secara efektif dan transparan,
pengaturan dan pelaporan independen dengan para pemangku
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
kepentingan implement effective and transparent engagement, communication and independently verified reporting arrangements
with our stakeholders. Salah satu prinsip dalam pengelolaan pertambangan yang
berkelanjutan sebagaimana tersebut sebelumnya adalah diterapkannya strategi manajemen resiko. Resiko merupakan suatu ketidakpastian dari
suatu peristiwa yang menciptakan kerugian sehingga menimbulkan rasa tidak aman Hartono 2001.
2.3. Resiko dan Asuransi Lingkungan