13
5. Seleksi Panelis
Kebutuhan panelis terlatih untuk uji deskripsi diatasi dengan melakukan seleksi panelis dan melatih panelis potensial yang lolos seleksi. Sebelum
melakukan seleksi dan training, perusahaan diharapkan memiliki komitmen untuk menganggarkan dana pengembangan kegiatan sensori. Analis sensori
bertanggung jawab terhadap uji sensori dan harus mendefinisikan sumberdaya yang dibutuhkan.
Panelis potensial harus memenuhi persyaratan tertentu. fisik yang sehat, tidak alergi atau intoleran terhadap pangan tertentu, ketersediaan waktu,
memiliki motivasi, dan memiliki ketepatan sensori. Persyaratan ini harus dipenuhi untuk menyediakan keadaan pengujian yang kondusif. Untuk panelis
pekerja, ketersediaan waktu merupakan faktor yang harus benar-benar diperhatikan mengingat pengujian sensori bukan bidang pekerjaan utama.
Jadwal pengujian perlu disesuaikan untuk mengantisipasi ketersediaan waktu Meilgaard, 1999.
Panelis potensial diseleksi dengan melakukan beberapa uji sensori. Perhatian utama panel leader harus tertuju pada 1 kemampuan panelis dalam
membedakan dan mendeskripsikan perbedaan diantara produk, 2 membedakan dan mendeskripsikan intensitas perbedaan karakteristik tertentu,
3 menguji kemampuan panelis dalam mendeskripsikan suatu karakter baik secara verbal maupun dengan skala Meilgaard, 1999.
Tahap seleksi panelis menurut Meilgaard, 1999 meliputi :
a. Prescreening
Tahap pertama seleksi panelis menurut Meilgaard adalah prescreening. Tahap ini dapat ditempuh melalui pengisian kuisioner. Tujuan tahap ini
adalah untuk menjaring individu yang dapat memverbalkan respon dan berfikir secara terkonsep.
b. Uji Ketepatan
Tahap berikutnya adalah uji ketepatan. Kandidat yang telah memenuhi syarat kesehatan, ketersediaan waktu, dan menjawab 80 pertanyaan
verbal kuisionel awal dapat mengikuti tahap uji ketepatan. Uji ketepatan
14
dilakukan menggunakan uji segitiga atau uji duo-trio dan pendeskripsian suatu atribut tertentu.
Panelis diharapkan memenuhi 60-80 jawaban benar dari ulangan uji pembedaan disesuaikan dengan tingkat kesulitan uji. Uji pembedaan
dilakukan paling tidak 9 kali sehingga data yang didapat menunjukan keadaan panelis yang sebenarnya. Pendeskripsian atribut dapat berasal dari
bau, flavor, atau tekstur. Pendeskripsian harus dilakukan dengan spesifik sesuai cara masing-masing panelis. Panelis diharapkan mampu
mendeskripsikan 80 sampel yang disajikan dengan benar.
c. Uji RankingRating
Uji berikutnya adalah uji rangking atau uji rating. Uji ini dilakukan setelah panelis mampu menyelesaikan prescreening dan uji ketepatan. Uji
tahap ini menggunakan produk aktual yang akan digunakan dalam training. Panelis dikatakan lolos seleksi tahap ini jika mampu menyusun
sampel dengan urutan rating atau rangking yang benar untuk 80 atribut uji.
d. Wawancara
Tahap berikutnya adalah wawancara personal. Wawancara secara personal dilakukan untuk konfirmasi motivasi dan ketertarikan kandidat
yang lolos tahap sebelumnya. Wawancara dilakukan oleh panel leader. Panelis yang ternyata tidak memiliki motivasi tinggi sebaiknya tidak
dilibatkan. Tahap seleksi menghasilkan panelis potensial yang telah memenuhi
kriteria. Panelis potensial tersebut kemudian dilatih dalam suatu training untuk membentuk kerangka pemikiran yang terstruktur dalam melakukan pengujian
sensori.
6. Uji Rating Meilgaard, 1999