75 Berdasarkan data yang diperoleh dari Lembaga Sumber Daya Alam 2009
biaya pemulihan ekologi hutan per hektar per tahun adalah sebesar Rp. 110.275.000 sehingga untuk melakukan pemulihan ekologi hutan seluas
4,94 Ha adalah sebesar Rp. 544.758.000. Rincian biaya total pemulihan ekologi hutan per hektar per tahun dapat dilihat pada Tabel-12.
Tabel 12. Biaya Total Pemulihan Ekologi Hutan per Hektar per Tahun
No Rincian Biaya
Jumlah Rp Penelitian
1 Biaya pembuatan reservoir
40.500.000 -
2 Pengaturan tata air
22.810.000 Manan 1999
3 Pengendalian erosi dan limpasan
6.000.000 Manan et al 1998
4 Pembentukan tanah
500.000 Pangestu dan Ahmad 1998
5 Pendaur ulang unsur hara
4.610.000 Pangestu dan Ahmad 1998
6 Pengurai limbah
435.000 Pangestu dan Ahmad 1998
7 Keanekaragaman hayati
2.700.000 Pangestu dan Ahmad 1998
8 Sumberdaya genetic
410.000 Pangestu dan Ahmad 1998
9 Pelepasan karbon
32.310.000 Wasis 2003
Total 110.275.000
Sumber : Lembaga Sumberdaya Alam 2009
Hasil perhitungan diatas diketahui bahwa nilai potensial pemanfaatan lebih besar dari biaya pemulihan ekologi hutan yang artinya hal ini dapat mengurangi
tingkat degradasi lingkungan.
6.5 Kebijakan Pengelolaan Mata Air Cirahab melalui Pembayaran Jasa
Lingkungan
Sampai saat ini pengelolaan jasa lingkungan yang dihasilkan oleh mata air Cirahab belum pernah ada. Padahal pengelolaan tersebut sangat diperlukan,
mengingat mata air Cirahab tidak saja menjadi pemasok kebutuhan rumah tangga tetapi juga pemasok kebutuhan produksi dua perusahaan AMDK. Selain itu
pemanfaatan mata air Cirahab juga sebagai tempat pemandian umum yang dilakukan setiap hari sabtu dan minggu yang akan memberikan dampak positif
dan dampak negatif terhadap kualitas dan kuantitas mata air Cirahab.
76 Berdasarkan keterangan responden dampak negatif yang ditimbulkan dari
kegiatan pemandian umum adalah menumpuknya timbunan sampah yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas air di mata air Cirahab. Sehingga diperlukan
suatu pengelolaan lingkungan oleh berbagai pihak terkait. Dengan adanya pengelolaan yang terpadu maka dampak yang dapat diharapkan adalah
meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pelaksanaan PJL. Dengan adanya peningkatan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan
sumber daya air secara terpadu maka diharapkan PJL yang sebelumnya baru diterapkan pada taraf perusahaan maka akan dapat diterapkan pula pada taraf
masyarakat pedesaan. Sebelum adanya realisasi dari pelaksanaan PJL pada taraf masyarakat sebaiknya terlebih dahulu dilakukan penetapan pihak penyedia jasa
lingkungan beserta lokasi penyedia jasa lingkungan kemudian pembentukan kelembagaan serta aturan-aturan yang mengatur mekanisme PJL. Lokasi penyedia
jasa lingkungan bisa saja ditetapkan dimana saja tetapi lebih baik di Desa Curug Goong karena kondisi lahan Desa Curug Goong terbilang baik untuk menanam
pohon penyerap air. Selain itu, masyarakat sekitar dan pemerintah dapat mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki di lokasi penelitian. Pada
Tabel-13 berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam menetapkan PJL sebagai instrumen ekonomi sebagai upaya konservasi mata air Cirahab.
77
Tabel 13. Langkah-Langkah Penetapan Pembayaran Jasa Lingkungan di Mata Air Cirahab
No Uraian
1 Menentukan pelaku utama yaitu pihak pemanfaat dan penyedia jasa lingkungan
2 Menentukan batasan wilayah ekosistem mata air Cirahab
3 Membangun keterkaitan antara ekosistem dengan pelaku utama
4 Menentukan karakter dari struktur dan fungsi ekosistem
5 Menetapkan mekanisme pengelolaan dan pemantauan
6 Menetapkan masalah ekonomi yang akan mempengaruhi ekosistem dan para pelaku
7 Menetapkan kebijakan yang mengatur PJL
8 Memberikan pendampingan pada masyarakat Desa Curug Goong mengenai PJL
Sumber : Pengamatan Pada Waktu Penelitian oleh Penulis 2009
Setelah langkah-langkah penetapan PJL ditentukan kemudian dibuat usulan mekanisme PJL mata air Cirahab sebagai upaya konservasi mata air
Cirahab. Skema tersebut akan dijelaskan pada Gambar-12.
Gambar 12. Usulan Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan Mata Air Cirahab
Pembayaran jasa lingkungan PJL mata air Cirahab di Desa Curug Goong dilakukan oleh masyarakat pemanfaat jasa lingkungan yang berupa sumber daya
78 air. Pengelolaan pendanaan dilakukan oleh foum pengelola mata air Cirahab yang
dibentuk oleh pemerintah daerah dengan bantuan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM. Forum pengelola mata air Cirahab tersebut terdiri dari beberapa unsur
stakeholder yaitu pemerintah, masyarakat, dan LSM. Forum tersebut berfungsi untuk mengelola dana imbal dari PJL yang nantinya akan diperuntukan pendanaan
konservasi hutan yang dilakukan oleh masyarakat penyedia jasa lingkungan. Pendanaan PJL yang dipungut dari masyarakat pemanfaat besarnya disesuaikan
dengan rataan WTP yang didapat melalui metode CVM. Kegiatan konservasi hutan terdiri dari reforestation, forest management, forest protection, namun
demikian pelaksanaan pembayaran jasa lingkungan harus ditunjang dengan aturan hukum yang kuat.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN