Kerangka Pemikiran Operasional Hipotesis Operasional

31 2 Tidak ada korelasi berurutan atau tidak ada korelasi non-autokorelasi artinya dengan X i tertentu simpangan setiap Y yang manapun dari nilai rata-ratanya tidak menunjukkan adanya korelasi, baik secara positif atau negatif. 3 Varians bersyarat dari € adalah konstan. Asumsi ini dikenal dengan nama asumsi homoskedastisitas. 4 Variabel bebas adalah nonstokastik yaitu tetap dalam penyampelan berulang jika stokastik maka didistribusikan secara independent dari gangguan €. 5 Tidak ada multikolinearitas antara variabel penjelas satu dengan yang lainnya. 6 € didistibusikan secara normal dengan rata-rata dan varians yang diberikan oleh asumsi 1 dan 2. Apabila semua asumsi yang mendasari model tersebut terpenuhi maka suatu fungsi regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan pendugaan dengan metode OLS dari koefisien regresi adalah penduga tak bias linier terbaik best linier unbiased estimator atau BLUE. Sebaliknya jika ada asumsi dalam model regresi yang tidak terpenuhi oleh fungsi regresi yang diperoleh maka kebenaran pendugaan model tersebut atau pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan dapat diragukan. Penyimpangan 2, 3, dan 5 memiliki pengaruh yang serius sedangkan asumsi 1,4, dan 6 tidak.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Mata air Cirahab merupakan bagian dari DAS Cidanau yang memiliki debit air terbesar yaitu 300 literdetik yang merupakan suatu jasa lingkungan yang cukup besar untuk dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar antara lain sebagai pemasok kebutuhan air bersih, pemasok kebutuhan air untuk pertanian, pemasok pendapatan pemerintah daerah sebagai potensi daerah wisata, dan lain-lain. Pemanfaatan secara besar-besaran oleh penerima manfaat jasa lingkungan akan 32 menyebabkan kualitas dan kuantitas mata air Cirahab menurun. Penerima manfaat jasa lingkungan mata air Cirahab adalah masyarakat dan dua perusahaan air minum dalam kemasan AMDK yaitu PT. Tirta Jaya Anugerah Mandiri dan PT. Lima Heksa Perkasa. Masyarakat dan perusahaan tersebut memanfaatkan jasa lingkungan yang disediakan oleh mata air Cirahab secara terus-menerus sehingga dikhawatirkan akan menurunkan kualitas dan kuantitas mata air Cirahab. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya konservasi untuk mempertahankan kualitas mata air Cirahab agar tetap menghasilkan jasa lingkungan yang berkelanjutan. Salah satu upaya konservasi adalah dengan menerapkan instrumen ekonomi yaitu PJL. Nilai WTP terhadap PJL ini akan dimanfaatkan oleh penyedia jasa lingkungan untuk mempertahankan jasa lingkungan yang dihasilkan oleh mata air Cirahab sehingga upaya konservasi mata air Cirahab diperlukan sinergitas antara penerima manfaat dan penyedia jasa lingkungan selanjutnya.

3.3 Hipotesis Operasional

Secara umum diduga bahwa dengan diterapkannya pembayaran jasa lingkungan akan meningkatkan kualitas dan kuantitas mata air Cirahab. Pembayaran jasa lingkungan yang dibayarkan oleh masyarakat Desa Curug Goong akan digunakan untuk pembelian bibit di lokasi penyedia yang akan ditetapkan selanjutnya. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1 Penerima manfaat mata air Cirahab adalah rumah tangga yang memanfaatkan jasa lingkungan mata air sebagai pemasok kebutuhan air rumah tangganya. 2 Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kesediaan responden untuk melakukan pembayaran jasa lingkungan oleh masyarakat yaitu penilaian 33 kualitas air, jumlah pengguna air, jumlah kebutuhan air, jarak rumah ke sumber air, tingkat pendidikan, dan rata-rata pendapatan. 3 Variabel-variabel yang akan memiliki koefisien bernilai positif yang artinya akan meningkatkan besarnya nilai WTP oleh masyarakat yaitu penilaian terhadap kualitas air, jumlah pengguna air, jumlah kebutuhan air, jarak rumah ke sumber air, tingkat pendidikan, dan rata-rata pendapatan. 4 Nilai pembayaran jasa lingkungan tersebut akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas mata air Cirahab agar dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi pengguna langsungnya. 34 Keterangan : Di luar Lingkup Penelitian Gambar 3. Diagram Alur Kerangka Berfikir Mata air Cirahab merupakan bagian dari DAS Cidanau yang memiliki debit air terbesar yaitu 300 liter detik Fungsi Jasa Lingkungan mata air Cirahab adalah sebagai jasa penyedia air Dimanfaatkan oleh pemanfaat langsung Diperlukan suatu instrumen ekonomi berupa pembayaran jasa lingkungan sebagai upaya pelestarian kualitas dan kuantitas mata air Cirahab WTP responden terhadap pembayaran jasa lingkungan Contingent Valuation Method Pembayaran jasa lingkungan Industri Masyarakat Rumah Tangga Menjaga kualitas dan kuantitas mata air Cirahab Mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi kesediaanketidakse diaan responden untuk melakukan pembayaran jasa lingkungan Analisis Regresi Logit Mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi WTP responden terhadap pembayaran jasa lingkungan Analisis Regresi Berganda Penilaian ekonomi fungsi hidrologis mata air Cirahab

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di pedesaan sekitar DAS Cidanau yaitu Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja purposive karena lokasi tersebut letak dimana mata air Cirahab yang memiliki debit air terbesar di DAS Cidanau berada. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pertengahan bulan Maret sampai dengan pertengahan bulan Mei 2009.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui kuisioner. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai instansi pemerintahan di lokasi penelitian dan instansi-instansi yang terkait dengan pengelolaan upaya konservasi mata air Cirahab. Berikut akan ditampilkan matriks metode prosedur dalam penelitian. Tabel 2. Metode Prosedur Penelitian No Tujuan Metode Pengambilan Metode Analisis Sampel 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Convinience Analisis Regresi Logit kesediaan atau ketidaksediaan responden terhadap PJL 2 Nilai WTP responden terhadap PJL Convinience Analisis CVM 3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Convinience Analisis Regresi Berganda nilai WTP responden terhadap PJL