2.3 Meniran Phyllanthus niruri
Meniran merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis yang tumbuh liar. Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut Syamsuhidayat dan
Hutapea, 1990: Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Sub divisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledonae Bangsa
: Geraniales Suku
: Euphorbiaceae Marga
: Phyllanthus Jenis
: Phyllanthus niruri
Gambar 3. Meniran Phyllanthus niruri inzet Meniran dapat tumbuh di atas tanah berbatu, di lapangan rumput dengan
ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini berupa rumput- rumputan, tingginya 30-40 cm dan memiliki bunga jantan dan betina Yuliani dan
Hernani, 1988. Tanaman ini bercabang terpencar, cabang mempunyai daun tunggal yang berseling dan tumbuh mendatar dari batang pokok. Batangnya
berwarna hijau, bentuk daunnya bulat telur sampai bundar memanjang, panjang daun 5 mm sampai 10 mm, lebar 2,5 mm sampai 5 mm. Meniran mempunyai akar
tunggang. Meniran mempunyai bunga berwarna putih, tunggal dan menggantung dekat tangkai anak daun. Buah berbentuk bulat dengan diameter sekitar 2 mm
sampai 2,5 mm, berwarna hijau keunguan dengan biji kecil, keras dan berwarna cokelat.
Meniran Phyllanthus niruri merupakan jenis tanaman obat yang dapat bermanfaat untuk menurunkan panas, obat batuk, radang, batu ginjal, susah buang
air kecil, disentri, sakit ayan, hepatitis, rematik. Selain itu, meniran dapat mencegah berbagai macam infeksi virus dan bakteri serta mendorong sistem
kekebalan tubuh. Hal ini dikarenakan terdapat kandungan flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan vitamin C Triarsari, 2009.
Flavonoid merupakan senyawa golongan polifenol yang larut dalam air. Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga selalu ditemukan pada
setiap ekstrak tumbuhan Markham, 1988, misalnya terdapat pada bagian biji, kulit buah, daun dan daun bunga dari tanaman. Senyawa ini jarang ditemukan
dalam bentuk tunggal pada tumbuhan melainkan dalam bentuk campuran. Senyawa fenol dari tumbuhan memiliki kemampuan untuk membentuk kompleks
dengan protein melalui ikatan hidrogen, sehingga dapat merusak membran sel bakteri. Flavonoid bersifat antibakteri dan antioksidan serta mampu meningkatkan
kerja sistem imun karena leukosit sebagai pemakan antigen lebih cepat dihasilkan dan sistem limfoid lebih cepat diaktifkan Rahman, 2008.
Alkaloid merupakan senyawa metabolit sekunder terbesar yang terdapat dalam tumbuhan terutama pada bagian biji, daun, ranting dan kulit kayu Herwig,
1979 dalam Ayuningtyas, 2009. Alkaloid bersifat toksik terhadap mikroba, sehingga efektif membunuh bakteri dan virus Naim, 2004, namun dapat beracun
bagi ikan. Pada jumlah tertentu alkaloid tidak selalu beracun bagi ikan karena dapat bekerja secara sinergis dengan senyawa lainnya. Alkaloid dapat berfungsi
sebagai antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Tannin merupakan senyawa polifenol yang dapat larut dalam air, gliserol, methanol, hidroalkoholik, propilena glikol tetapi tidak larut dalam benzene,
kloroform eter, petroleum eter dan karbon disulfide Harborne, 1987. Selanjutnya dinyatakan bahwa tannin mempunyai sifat fisika dan kimia antara lain rasanya
sepat dan berfungsi sebagai antibakteri dan astringent atau menciutkan dinding usus yang rusak karena asam atau bakteri.
Saponin merupakan senyawa yang diduga sebagai senyawa antibakteri karena memiliki kemampuan dalam menghambat fungsi membran sel sehingga
merusak permeabilitas membran yang mengakibatkan dinding sel rusak atau hancur. Keberadaan saponin dalam tumbuhan dapat juga dimanfaatkan sebagai
obat bagi manusia. Menurut Mela 2007, hampir semua bagian dari tanaman meniran berkhasit
obat. Hasil penelitian menyebutkan bahwa meniran memiliki aktivitas imunomodulator yang berperan membuat sistem imun lebih aktif dalam
menjalankan fungsinya, menguatkan sistem imun tubuh imunostimulator atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan imunosupresan. Dengan demikian,
kekebalan atau daya tahan tubuh selalu optimal sehingga tetap sehat ketika diserang virus, bakteri, dan mikroba lainnya. Kandungan kimia yang bermanfaat
dari meniran adalah flavonoid. Pada tanaman lainnya kandungan flavonoid sebenarnya juga ada, bedanya pada meniranaktivitas peningkatan sistem imunnya
ternyata lebih baik. Sebagai imunomodulator, meniran tidak semata-mata berefek meningkatkan sistem imun, namun juga menekan sistem imun apabila
aktivitasnya berlebihan. Jika aktivitas sistem imun berkurang, maka kandungan flavonoid dalam meniran akan mengirimkan sinyal intraseluler pada reseptor sel
untuk meningkatkan aktivitasnya. Sebaliknya, jika sistem imun kerjanya berlebihan, maka meniran berkhasiat dalam mengurangi kerja sistem imun
tersebut. Jadi, meniran berfungsi sebagai penyeimbang sistem imun. Menurut Suprapto 2006, flavonoid pada meniran banyak ditemukan di
bagian akar dan daun. Flavonoid pada meniran menempel pada sel imun dan memberikan sinyal intraseluler atau rangsangan untuk mengaktifkan kerja sel
imun lebih baik. Selain itu, meniran berfungsi juga sebagai senyawa antioksidan yang mampu merangsang kekebalan tubuh.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pihak BBAT Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi, dengan pemberian ekstrak meniran 10 gkg pakan terhadap
ikan mas yang diinfeksi virus KHV dapat meningkatkan kelangsungan hidup. Hal ini disebabkan adanya peningkatan daya tahan tubuh ikan mas yang ditandai
meningkatnya jumlah leukosit yang berfungsi sebagai pertahanan non spesifik Ciptoroso et al., 2006. Penelitian Ayuningtyas 2009 juga diketahui bahwa
ekstrak meniran 5 ppt mampu mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dengan metode penyuntikan.
2.4 Bakteri Aeromonas hydrophila