meniran dan akuades tersebut direbus pada suhu 90
o
C selama 30 menit Sopiana, 2005. Ekstrak tersebut kemudian divortex supaya homogen dan disaring dengan kertas
Whatmann. Dosis bawang putih yang efektif untuk pencegahan adalah 20 ppt dan untuk
pengobatan adalah 40 ppt. Cara pembuatan larutan, untuk pencegahan adalah dengan melarutkan bubuk bawang putih sebanyak 200 mg kedalam akuades steril sebanyak 10
ml, sehingga didapatkan konsentrasi 20 mgml sedangkan untuk pengobatan adalah dengan melarutkan bubuk bawang putih sebanyak 400 mg kedalam akuades steril
sebanyak 10 ml, sehingga didapatkan konsentrasi 40 mgml. Ekstrak tersebut kemudian divortex supaya homogen disaring dengan kertas Whatman.
3.3.5 Persiapan Wadah dan Ikan Uji
Akuarium dicuci dengan sabun dan dibilas serta diisi air. Kemudian dimasukkan larutan klorin 100 ppm ke dalam akuarium dan diaerasi kuat selama 24 jam. Setelah itu
dibilas lagi dengan air. Akuarium dilengkapi dengan penutup yang terbuat dari kain kasa agar ikan tidak melompat ke luar serta ditutup dengan plastik hitam di sekeliling
akuarium agar ikan tidak stres. Tiap akuarium diisi 6 ekor ikan uji. Ikan uji yang akan digunakan memiliki panjang 11-13 cm. Mula-mula ikan
direndam dengan konsentrasi 30 ppm larutan garam selama 5 menit untuk menghilangkan ektoparasit. Setelah itu ikan diaklimatisasi terlebih dahulu agar ikan terbiasa hidup dalam
akuarium uji selama 3 hari dengan pemberian pakan berupa pelet apung berkadar protein 28. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3 dari berat badan ikan per hari dengan
frekuensi pemberian 2x sehari pada pagi dan sore hari.
3.3.6 Penyediaan Pelet Uji
Pelet yang diberikan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan biomassa masing- masing ikan yang berada dalam akuarium. FR yang digunakan adalah 3 dari biomassa.
Rumus yang digunakan : Biomassa =
Wt Nt
Jumlah pakan = Biomassa
FR Keterangan :
Nt = Jumlah ikan ekor Wt = Berat rata-rata gram
Jumlah ekstrak yang diberikan, yaitu meniran : bawang putih = 1 : 2, sedangkan jumlah ekstrak daun meniran dan bawang putih yang dicampur ke pakan adalah 0,1 mlg
pakan. Setelah ekstrak tercampur dengan pakan, pelet dibalut dengan putih telur sebagai perekat, kemudian diangin-anginkan sebelum diberikan ke ikan.
3.3.7 Uji In Vivo
Pengujian in vivo dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak meniran dan bawang putih lewat pakan terhadap respon kekebalan tubuh ikan lele setelah
diinfeksi A. hydrophila. Dari uji ini dapat dilihat potensi meniran dan bawang putih sebagai imunostimulan. Perlakuan yang diberikan berupa :
1. Kontrol negatif
: disuntik dengan PBS pada hari ke-8 2.
Kontrol positif : disuntik bakteri A. hydrophila sebanyak 0,1 mlekor
pada hari ke-8 3.
Perlakuan pencegahan : diberikan pakan uji seminggu sebelum disuntik bakteri
A. hydrophila sebanyak 0,1 mlekor pada hari ke-8 4.
Perlakuan pengobatan : disuntik bakteri A. hydrophila sebanyak 0,1 mlekor
pada hari ke-8, diberikan pakan uji pada hari ke-10 sampai hari ke-17 Masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak empat kali ulangan dan diamati
selama 9 hari setelah uji tantang dengan parameter yang diamati meliputi respon makan
ikan, pertambahan bobot, kematian ikan uji, gejala klinis dan pengamatan organ dalam.
Pemberian pakan uji Injeksi A. hydrophila
Pencegahan 8
17 Injeksi A. hydrophila
Pemberian pakan uji Pengobatan
8 10 17
Injeksi A. hydrophila Kontrol Positif
8 17
Injeksi PBS Kontrol Negatif
8 17
Gambar 4. Skema metode penelitian uji in vivo
3.4 Parameter Yang Diamati 3.4.1 Respon Makan Ikan