II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Lele Dumbo Clarias sp.
Ikan lele merupakan ikan yang hidup di perairan tawar. Klasifikasi ikan lele dumbo menurut Saanin 1989 adalah sebagai berikut
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Telestoi
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.
Gambar 1. Ikan lele Clarias sp. Ikan lele hidup di perairan tawar dan tenang seperti danau, waduk, telaga,
genangan-genangan kecil seperti kolam ikan. Ikan lele mempunyai organ insang tambahan yang memungkinkan ikan ini mengambil oksigen dari udara di luar air.
Oleh karena itu, ikan lele dapat bertahan hidup di perairan yang mengandung sedikit oksigen. Ikan lele juga relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan
organik. Ikan lele hidup dengan baik di dataran rendah sampai daerah perbukitan yang tidak terlalu tinggi. Apabila suhu tempat hidupnya terlalu dingin, misalnya
di bawah 20
o
C, pertumbuhannya agak lambat. Pada ketinggian di atas 700 m seperti di daerah pegunungan, pertumbuhan ikan lele kurang begitu baik Suyanto,
2006.
Menurut Khairuman dan Amri 2002, kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele adalah perairan dengan suhu 20-30°C, oksigen terlarut DO
minimum 3 mgl, derajat keasaman pH 6,5-8, kandungan karbondioksida CO
2
kurang dari 15 ppm, NH
3
sebesar 0,05 mgl, NO
2
sebesar 0,25 mgl dan NO
3
sebesar 250 mgl, serta konsumsi ammonia total maksimum 1 mgl. Ikan lele bersifat nokturnal yaitu aktif pada malam hari atau lebih
menyukai tempat yang gelap. Pada siang hari ikan lele lebih suka berdiam di dalam lubang-lubang atau tempat aliran air yang tenang. Oleh karena itu, ikan lele
aktif mencari makan pada malam hari. Ikan lele bersifat karnivora pemakan daging ikan lele juga memakan sisa-sisa bahan organik yang membusuk dan
kotoran manusia Suyanto, 2006.
2.2 Bawang Putih Allium sativum
Bawang putih Allium sativum adalah tanaman rempah yang berasal dari Asia Tengah, diantaranya Cina dan Jepang yang beriklim subtropis. Kemudian
bawang putih menyebar ke seluruh Asia, Eropa, dan akhirnya ke seluruh dunia. Di Indonesia bawang putih masuk melalui jalur perdagangan internasional sejak
berabad-abad lampau, dimulai dari daerah pesisir dan semakin lama meluas ke daerah pedalaman Palungkun dan Budiarti, 1992. Di beberapa daerah di
Indonesia, bawang putih dikenal dengan nama lasun Aceh, dasun Minangkabau, lasuna Batak, bawang bodas Sunda, bawang ksihong Dayak
dan incuna Nusa Tenggara. Menurut Tjitrosoepoemo 1994, klasifikasi bawang putih adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum
Gambar 2. Bawang putih Allium sativum Bawang putih adalah tanaman berbentuk rumput, memiliki umbi berwarna
putih yang aromanya sangat menyengat. Daunnya panjang berbentuk pipih tidak berlubang. Helai daun seperti pita dan melipat kearah panjang dengan membuat
sudut pada permukaan bawahnya. Kelopak daun kuat, tipis, dan membungkus kelopak daun yang lebih muda sehingga membentuk batang semua yang
tersembul keluar. Bunganya hanya sebagian keluar atau sama sekali tidak keluar karena sudah gagal tumbuh pada waktu masih berupa tunas bunga Palungkun dan
Budiarti, 2001. Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomis tinggi
karena memiliki beragam kegunaan. Bawang putih tidak hanya dimanfaatkan sebagai bumbu masak, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai tanaman apotek hidup.
Secara tradisional, berbagai bangsa di dunia telah menggunakan bawang putih dalam beragam ramuan obat. Pemakaiannya sebagian besar masih bersifat
empiris, artinya digunakan secara turun-temurun berdasarkan pengalaman belaka. Di zaman modern, khasiat bawang putih telah dibuktikan secara ilmiah.
Khasiat bawang putih berhubungan erat dengan zat kimia yang dikandungnya. Zat-zat kimia tersebut sebagian besar masuk dalam golongan
minyak atsiri. Menurut Surahman 1984, minyak atsiri adalah suatu zat yang mudah menguap pada suhu kamar sehingga disebut terpenoid essential oils.
Minyak atsiri dapat digunakan sebagai pewangi, penyedap, antibakteri dan antijamur.
Bawang putih mempunyai bau yang sangat tajam ketika dimemarkan atau dihancurkan akibat dari zat alisin, yang diduga juga sebagai antibakteri. Zat yang
terkandung dalam tanaman bawang putih utuh adalah zat aliin. Ketika bawang putih dihancurkan, zat aliin akan terpecah menjadi alisin, amonia, dan piruvat.
Selain sebagai antibakteri, dapat juga meningkatkan pertumbuhan dengan cara menekan bakteri yang merugikan dan memberikan peluang pertumbuhan
mikroorganisme yang menguntungkan di dalam saluran pencernaan secara optimum sehingga pemanfaatan makanan untuk pertumbuhan dapat maksimum
Bidura, 1999 dalam Sunanti, 2007. Allicin adalah salah satu zat aktif yang diduga dapat membunuh kuman-
kuman penyakit bersifat antibakteri. Allicin berperan ganda membunuh bakteri, yaitu bakteri Gram positif maupun Gram negatif karena mempunyai gugus amino
para amino benzoat Palungkun dan Budiarti, 2001. Menurut Barnes et al. 2002, hasil uji in vitro bawang putih terhadap beberapa bakteri yang sensitif
telah menunjukkan hasil yang signifikan. Bakteri yang diujikan adalah Staphylococcus aureus, S. faecalis, Escherichia coli, Proteus mirabilis,
Salmonella typhi, Aeromonas, Vibrio cholerae dan Bacillus subtilis. Selain itu bawang putih juga mempunyai aktivitas sebagai anti fungi terhadap Microsporum,
Epidermophyton, Trichophyton, Rhodotorula, Eryptococcus neoformans dan Candida.
Allicin pertama kali ditemukan oleh C.V. Cacalito pada tahun 1944, zat ini berupa minyak tidak berwarna yang secara kimia tidak stabil dengan dayaguna
antibiotik. Menurut Cavalito dalam Watanabe 2001, satu miligram allicin mempunyai suatu daya kemampuan sebanding dengan 15 unit standar penisilin.
Allicin juga dapat bergabung dengan protein dan mengubah strukturnya agar protein tersebut mudah dicerna. Kemampuan allicin untuk bergabung dengan
protein akan mendukung daya antibiotiknya, karena allicin menyerang protein mikroba dan akhirnya membunuh mikroba tersebut.
Tabel 1. Komposisi kimia bawang putih per 100 gram Kandungan
Jumlah gram Air
66,2-71 gram Energi
95-122 kal Protein
4,5-7 gram Lemak
0,2-0,3 gram Karbohidrat
23,1-24,6 gram Ca
26-42 mg P
15-109 mg K
346 mg Sumber : Palungkun dan Budiarti 2001
Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan untuk melihat efektifitas bawang putih sebagai bahan antibakteri dan antivirus :
Tabel 2. Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk melihat efektifitas bawang putih
No Konsentrasi
bawang putih gl
Obyek Metode
pemberian
Pustaka
1 300
ikan mas penyuntikan
Puspitaningtyas 2006
2 6 dan 20
udang vaname
perendaman Agustian 2007
3 25
ikan patin penyuntikan
Normalina 2007 4
20 ikan lele
penyuntikan Ayuningtyas 2009
5 20
Ikan lele pakan oral
penelitian ini
2.3 Meniran Phyllanthus niruri