Tabel 2. Karakteristik tujuh varietas unggul jahe Karakterisitik
JPB Cimanggu 1
JPK Halina 1-4
JM Jahira 1-2
Bentuk rimpang
Potensi produksi
tonha 17-37
6-16 10-16
Kadar sari larut air 21-26
18-27 19-23
Kadar sari larut alkohol
13-18 5-13
5-9 Kadar
minyak atsiri
0,82-2,8 2,32-3,52
2,2-3,68 Kadar pati
36-43 41-45
40-48 Kadar fenol
- 1,4-5,2
1,4-4.1 Rekomendasi
penggunaan Ekspor rimpang
tua segar dan muda, bumbu,
industri makanan minuman
Bumbu, industri makananminuma,
ekspor kering bumbu, industri
makananminuman
Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 2007.
2.2. Standar Mutu Tanaman Obat Jahe Zingiber officinale
Hingga saat ini di Indonesia, komoditas tanaman obat yang telah mengalami standarisasi dengan baik adalah jahe. Penelitian dan pengembangan
standar mutu tanaman budidaya jahe telah dilakukan sejak lama oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Balitro Bogor dan Direktorat Standarisasi
dan Pengendalian Mutu Departemen Perdagangan. Untuk menjaga mutu ekspor jahe segar Indonesia, Direktorat Standarisasi dan Pengendalian Mutu Departemen
Perdagangan telah menyusun konsep standar perdagangan jahe segar yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai standar perdagangan.
Pada umumnya secara visual pembeli jahe di luar negeri menghendaki jahe dengan standar mutu sebagai berikut: 1 Jahe yang terjamin kesegarannya,
2 Kulit jahe nampak halus dan mengkilat, 3 Tampilan luar jahe tidak keriput, 4 Rimpang jahe tidak bertunas dan bentuk rimpangnya utuh, 5 Badan jahe
tidak berjamur dan tidak terdapat serangga maupun hama, dan 6 Jahe bebas dari hama penyakit. Persyaratan umum dari beberapa jenis jahe segar yang dapat
diperdagangkan ditunjukkan pada Tabel 3.
2.3. Pengertian Tata Letak Pabrik
Menurut Apple 1990 menyatakan bahwa Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas
–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan
luas area space untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi
lainnya, kelancaran gerakan-gerakan material, penyimpanan material storage baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya.
Heizer dan Render 2006 menyatakan bahwa tata letak merupakan suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka
panjang Dalam tata letak pabrik ada 2 dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin machine layout dan pengaturan departemen yang ada dari
pabrik department layout. Jika menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini diartikan sebagai pengaturan peralatanfasilitas produksi yang sudah ada
the existing arrangement ataupun dapat juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang baru sama sekali the new layout plan.
Tabel 3. Syarat Umum Komoditas Jahe Segar yang Diperdagangkan
Karakteristik Characteristic
Syarat Standard of quality
Kesegaran Jahe Ginger freshness
Segar Fresh
Rimpang bertunas Rhizome foit
Tidak ada
Free
Penampilan irisan melintang Appearance of longitudinal slices
Cerah Clear
Bentuk rimpang Form of rhizome
Utuh
Complete
Serangga hidup Life insectcontaminant
Bebas Free
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura 2005
2.4. Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Pabrik
Menurut Heizer dan Render 2006, tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas,
proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan. Tujuan strategi tata letak adalah membangun tata letak
ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.
Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik menurut Apple 1990 ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling
ekonomis untuk beroperasi produksi aman dan nyaman, sehingga dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi tata
letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan –keuntungan dalam sistem
produksi, yaitu 1. Menaikkan output produksi.
Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran output yang lebih besar atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil danatau mengurangi
jam kerja mesin machine hours. 2. Mengurangi waktu tunggu delay.
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing
–masing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari yang bertanggungjawab terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak