Gambar 1. Alir kerangka pemikiran kajian
3.3. Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung observasi, diskusi dan wawancara
dengan pemilik, pegawai dan konsumen yang telah mengkonsumsi jahe blended. Data primer yang dikumpulkan meliputi identitas responden, persepsi dan faktor-
faktor dalam pengambilan keputusan pembelian jahe blended.
Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang terkait dengan kajian neraca dan laporan rugi laba, serta catatan tentang aspek produksi,
pemasaran dan strategi pemasaran, peralatan dan sarana prasarana pengolahan jahe blended, makalah-makalah seminar dan data-data statistik dari instansi-
instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik BPS, Departemen Pertanian dan Perkebunan. Data primer kuantitatif yang diperlukan dalam menganalisis
kelayakan investasi dapat dilihat pada Tabel 4. Produksi Jahe
Perencanaan pengembangan industri
produk olahan jahe
Penentuan kapasitas produksi
Pemilihan teknologi proses, mesin dan
peralatan
Perancangan tata letak
Metode AR Chart
Studi Kelayakan
Tabel 4. Kebutuhan Data Kajian No. Jenis Data
Satuan Waktu Series
1 Asset
Bulanan Jan 2010 sd.Des, 2011
2. Modal
Bulanan Jan 2010 sd.Des, 2011
3. Omset Penjualan
Bulanan Jan 2010 sd.Des, 2011
4. Biaya-biaya
Bulanan Jan 2010 sd.Des, 2011
5. Laba Kotor
Bulanan Jan 2010 sd.Des, 2011
6. Profit sharing
Bulanan Jan 2010 sd.Des, 2011
7. Laba bersih
Bulanan Jan 2010 sd.Des, 2011
Populasi adalah setiap konsumen yang mengkonsumsi produk jahe blended di Kabupaten dan Kota Bogor. Pengambilan contoh dilakukan dengan
metode Accidental Sampling, yaitu konsumen jahe blended yang ditemui secara kebetulan di lokasi penelitian outlet yang menjual produk jahe blended yang
sedang membeli produk jahe bukan untuk pertama kalinya. Dari outlet-outlet yang terdapat di Kota Bogor sebanyak 2 dua outlet, masing-masing outlet diambil 25
responden, sehingga diperoleh 50 responden dari konsumen yang mengkonsumsi jahe blended.
3.4. Pengolahan dan Analisa Data
Dalam penelitian ini analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif disampaikan secara deskriptif kualitas dari parameter yang
diukur sehingga dapat dilihat hubungan masing-masing parameter, sedangkan analisa kuantitatif terhadap data yang bersifat numerik dan terukur. Metoda
analisa yang digunakan adalah : 1.
Analisis Deskritif Kualitatif
Untuk mendapatkan gambaran mengenai karakteristik responden dalam mengkonsumsi jahe belended, maka metode statistik yang digunakan adalah
distribusi frekuensi, sehingga dapat diketahui besarnya jumlah responden dalam kategori atau kelompok yang telah ditentukan.
2.
Analisa Kelayakan Investasi
Analisis kelayakan dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak dengan melihat kriteria-kriteria investasi, yaitu PBP,
NPV, IRR, Gross BC PI dan perhitungan BEP. Untuk menganalisa aspek keuangan dikumpulkan data melalui kuesioner dan analisa laporan keuangan
perusahaan selama 1 satu periode terakhir. Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar perhitungan untuk analisa proyeksi keuangan. Analisis proyeksi
keuangan dilakukan dengan metode cashflow. Hasil proyeksi keuangan menjadi dasar bagi perhitungan PBP, NPV, IRR, Gross BC PI, dan BEP.
Kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah :
a Payback Period PBP merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu periode pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. PBP adalah suatu
periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas Zubir, 2006, dihitung menurut persamaan :