Nilai Investasi PBP tahun = x 1 tahun
Kas Masuk Bersih Metode ini sangat sederhana, sehingga memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan utamanya adalah tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah payback, sehingga metode ini umumnya hanya digunakan sebagai pendukung
metode lainnya.
b NPV atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan PV Present Value kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi. Selisih antara PV
tersebut disebut NPV Zubir, 2006. NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang present value dari manfaat dan biaya Pramudya, 2006.
NPV =
t t
t
i 1
C -
B
dimana ; Bt = manfaat penerimaan bruto pada tahun ke- t Rp
Ct = biaya bruto pada tahun ke- t Rp i = tingkat suku bunga
t = periode investasi i = 1,2,3,.........n
c IRR merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern
Kasmir Jakfar, 2007. IRR adalah salah satu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah suatu tingkat bunga dimana seluruh
net cash flow setelah dikalikan discount factor, atau setelah dipresent value kan, nilainya sama dengan initial investment biaya investasi.
IRR = i’ +
NPV NPV
NPV
i” – i’
dimana ; NPV ’ = nilai NPV Positif Rp
NPV ” = nilai NPV Negatif Rp i’
= discount rate nilai NPV positif i”
= discount rate nilai NPV negatif d PI atau BC ratio merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang
penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi Kasmir Jakfar, 2007.
PV Kas Bersih PI = x 100
PV Investasi
e BEP adalah suatu keadaan dimana besarnya pendapatan sama dengan besarnya biayapengeluaran yang dilakukan oleh proyek, yang dapat dihitung
dengan persamaan Pramudya, 2006. Total Biaya Rp = Volume Penjualan unit x Harga Jual Rp
Perhitungan volume penjualan pada saat BEP dapat dihitung dengan persaman :
Total Biaya Tetap BEP unit =
Harga Jualunit - Biaya Variabelunit Total Biaya Tetap
BEP Rp = 1 - Biaya Variabel per Unit
Harga Jual
3. Analisis Teknis dan Teknologis
Pemilihan teknologi proses produksi didasarkan pada proses produksi yang menghasilkan produk paling optimal. Teknologi yang diterapkan pada skala
laboratorium yang telah dilaksanakan oleh pemilik perusahaan kemudian di scale up menjadi skala industri. Pemilihan mesin dan peralatan ditentukan berdasarkan
teknologi dan proses produksi yang dipilih.
Penentuan tata letak pabrik dilakukan dengan menganalisis keterkaitan antar aktivitas, kemudian menentukan kebutuhan luas ruang, karakteristik
bangunan, lahan yang tersedia, fasilitas eksternal dan kemungkinan perluasannya. Untuk menggambarkan hubungan keterkaitan antar aktivitas, maka diberikan
derajat keterkaitankeeratan hubungan yang dinyatakan sebagai A, E, I, O, dan U. Hubungan keterkaitan antar aktivitas ditunjukan seperti pada Gambar 2.
Keterangan: A absolutely necessary menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus
saling berdekatan dan bersebelahan. E especially important menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus
bersebelahan. I important menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan cukup berdekatan.
O ordinary important menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan tidak harus saling berdekatan.
U unimportant menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan bebas dan tidak saling mengikat.
X undesirable menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berjauhan dan tidak boleh saling berdekatan.
Sandi derajat hubungan aktivitas diletakkan pada bagian dalam kotak bagan keterkaitan antar aktivitas. Alasan-alasan yang mendukung kedekatan
hubungan meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan pekerja dan aliran informasi. Alasan keterkaitan produksi meliputi urutan aliran kerja, penggunaan peralatan,
catatan dan ruang yang sama, kebisingan, kotor, debu, getaran serta kemudahan pemindahan barang. Alasan keterkaitan pekerja meliputi penggunaan karyawan
yang sama, pentingnya pekerja dan gangguan pekerja. Alasan informasi meliputi
penggunaan catatan yang sama, hubungan kertas kerja dan penggunaan alat komunikasi yang sama Apple, 1990. Pada peta keterkaitan antar aktivitas,
alasan-alasan pendukung ini disesuaikan penempatannya dalam kotak agar tidak tumpang tindih dengan kode derajat hubungan antar aktivitas.
Tahapan proses dalam merencanakan peta keterkaitan antar aktivitas adalah :
1. Mengidentifikasi semua kegiatan penting dan kegiatan tambahan 2. Membagi kegiatan tersebut ke dalam kelompok kegiatan pelayanan
3. Mengelompokkan data aliran bahan atau barang, informasi, pekerja dan
lainnya 4. Menentukan faktor atau sub faktor mana yang menunjukkan keterkaitan
Produksi, pekerja dan aliran informasi 5. Mempersiapakan peta aliran aktivitas
6. Memasukkan kegiatan yang sedang dianalisis ke sebelah kiri peta keterkaitan aktivitas. Urutannya tidak mengikat, namun dapat juga diurutkan melalui
logika ketergantungan kegiatan 7. Memasukkan derajat hubungan antar aktivitas di dalam kotak yang tersedia
Sumber : Apple, 1990 Gambar 2. Hubungan keterkaitan antar aktivitas
5. Gudang produk 2. Gudang bahan baku
1. PenerimaanPengeluaran barang parkir
3. Ruang produksi 4. Ruang Pengemasan
6. Kantor 7. Generator
8. Pengolahan air 9. Laboratorium
10. Pengolahan limbah
m i
j
m i
rij V
TCR
1 1
,... 3
, 2
, 1
,
Pada keterkaitan antar aktivitas yang telah dibuat kemudian diolah lebih lanjut menjadi diagram keterkaitan antar aktivitas. Berikut ini tahapan proses
pembuatan diagram keterkaitan antar aktivitas. Setelah diagram keterkaitan terbentuk, dilakukan pengalokasian aktifitas
dengan menggunakan metode Total Closeness Rating TCR, yang dirumuskan berikut:
Keterangan : Vrij = Derajat hubungan aktivitas yang diberikan pada aktivitas i dan j
m = Jumlah aktivitas
Perancangan tata letak pabrik didasarkan pada diagram alir proses produksi dan diagram keterkaitan aktivitas yang ditentukan sebelumnya.
Selanjutnya tata letak pabrik disusun dengan denah efektif dan efisien dari minimalnya jarak perpindahan bahan, keteraturan tempat kerja dan tersusunnya
aliran proses. Kebutuhan luas ruang produksi tergantung jumlah mesin dan peralatan, tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas produksi, serta
jumlah dan jenis sarana yang mendukung kegiatan produksi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum
1. Gambaran umum perusahaan CV Hijau Daun Grup terletak di Griya Alam Sentul Blok A1
No.3, Sentul, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 dengan izin usaha dari kelurahan setempat
dan status kepemilikan sendiri. Usaha ini dikelola secara professional dengan pemilik usaha Bapak Agus Isro berpendidikan terakhir Diploma
Tiga. Selanjutnya, pada tahun 2011, perusahaan berbadan hukum CV dengan kelengkapannya seperti Surat Ijin Usaha Perusahaan SIUP,
Tanda Dafatar Perusahaan TDP, Sertifikat Halal dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tiap tahunnya, usaha ini semakin
berkembang, jika dinilai dari kapasitas awal usaha ini dilakukan.
Jenis rasa jahe blended yang diproduksi dan dijual oleh CV Hijau Daun Grup ini terdiri dari jahe secang, jahe banser, jahe feminism, jahe
brown coffe, jahe sereal almond, jahe gamat dan jahe lanang. Kemasan yang digunakan untuk produk ini cukup representatif dengan harga
kemasan box Rp 25.000,-. Dalam kajian ini, digunakan harga kemasan box.
2. Struktur Organisasi CV Hijau Daun Grup memiliki suatu struktur organisasi yang
menggambarkan fungsi-fungsi dan jabatan dari masing-masing bagian. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memudahkan kegiatan operasional
perusahaan. Sebagai sebuah industri skala kecil struktur organisasi yang dimiliki tergolong sederhana. Struktur organisasi bersifat organisasi
hirarki. Bentuk bagan seperti ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki karakteristik lalu lintas kekuasaannya disalurkan dari atas ke
bawah. Struktur organisasi untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Ket :
Gambar 3. Struktur organisasi CV Hijau Daun Grup
Pemilik
Manajer
Bagian
Produksi
Bagian
Pemasaran
Administrasi
dan Keuangan
Gudang Produksi
Sales
perintah koordinasi
Jumlah tenaga kerja saat ini adalah 11 orang, terdiri dari tenaga tetap 7 orang, dan tenaga kerja harian 4 orang. Tingkat pendidikan
karyawan cukup beragam diantaranya 4 orang lulusan SD, 2 orang lulusan SMP, 4 orang lulusan SMA dan 1orang lulusan Diploma tiga.
Pembagian waktu kerja pukul 08.00-17.00 diselingi jam istirahat pk 12.00-13.00. Hari sabtu dan minggu serta hari libur nasional libur. Total
jam kerjahari adalah 8 jam.
3. Karakteristik Konsumen Konsumen yang digunakan dalam kajian ini berjumlah 50 orang.
Karakteristik umum konsumen jahe blended instan dalam kajian ini dapat ditunjukkan dari usia, jenis kelamin, besar pengeluaran keluarga
per bulan, tingkat pendidikan konsumen, status dalam keluarga dan jumlah anggota dalam keluarga Tabel 5.
Berdasarkan data pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa, konsumen jahe blended instan didominasi oleh konsumen yang berusia 35-40 tahun
52. Banyaknya konsumen pada tingkatan umur di atas, karena jahe blended instan sebagai jahe olahan sehat, dimana konsumennya sebagian
besar kalangan golongan usia menengah dan keluarga muda.
Tabel 5. Karakteristik umum konsumen jahe blended instan No.
Karakteristik Konsumen Persentase
1 Usia
Kurang dari 35 tahun 35
– 40 tahun diatas 40 tahun
28 52
20
2 Pekerjaan
Pegawai negeri Pegawai swasta
Wirausaha BUMN
74 4
2 20
3 Pengeluaran KeluargaBulan
Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000
– Rp. 2.500.000
Rp. 2.500.000
20 62
18
4 Pendidikan Terakhir
SLTA Diploma
Sarjana ke atas
18 82
5 Status Dalam Keluarga
AyahSuami IbuIstri
Anak 34
64 2
6 Jumlah Anggota Keluarga
4 orang 4-5 orang
5 orang 58
40 2