Gambar 4. Gambaran umum pemasaran jahe blended instan oleh HDG
4.3. Analisis Keputusan Dalam Pembelian Jahe Blended Instan
1. Proses Keputusan Pembelian Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan
membeli tidak muncul begitu saja tetapi melalui suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan. Berdasarkan Model Engel, dkk 1994
terdapat lima tahapan proses keputusan pembelian konsumen, yaitu 1 pengenalan kebutuhan, 2 pencarian informasi, 3 evaluasi alternatif,
4 pembelian dan 5 perilaku setelah pembelian.
Proses keputusan pembelian jahe blended instan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengenalan Kebutuhan Pada tahapan pertama, yaitu pengenalan kebutuhan, proses
keputusan pembelian jahe blended instan oleh konsumen dimulai ketika merasakan dan mulai mengenal akan produk tersebut. Pada
umumnya, konsumen mulai mengenal kebutuhan akan jahe blended instan tersebut pada saat konsumen mulai menyadari manfaat yang
diperoleh, jika membeli dan mengkonsumsi produk tersebut.
Hasil analisis menunjukkan terdapat 48 dari keseluruhan konsumen menyatakan bahwa manfaat yang dicari dari pembelian
jahe blended instan adalah kesehatan bagi yang mengkonsumsi. Manfaat lainnya yang dicari adalah sebagai mutu yang baik dan
higienis. Manfaat yang dicari konsumen dalam pembelian jahe blended instan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Distribusi konsumen berdasarkan manfaat jahe blended
Manfaat Persentase
Kesehatan Mutu yang baik
Higienis Lainnya
48 28
22
2 Jumlah
100 Setelah diketahui manfaat yang dicari, maka ada beberapa
motivasi tertentu yang mendorong konsumen dalam melakukan pembelian jahe blended instan, seperti faktor rasa, harga, kemudahan
CV. Hijau Daun Grup
Agen 3 buah
Konsumen
Distributor 2 buah
Konsinyasi 3 buah
memperoleh dan bentuk, serta rasa keingintahuan dari diri konsumen, sehingga konsumen mencoba membeli.
Faktor harga merupakan sumber motivasi utama dalam pembelian jahe blended instan, yaitu 36 dari total konsumen, harga
jual jahe blended instan ini bersaing dengan produk jahe instan lain, namun demikian harga menjadi hal yang memotivasi konsumen.
Sementara rasa merupakan sumber motivasi kedua 28 dari total konsumen. Rasa jahe blended instan dapat diperoleh setelah
mengkonsumsi produknya. Rasa jahe blended instan rasanya segar dan nikmat.
Hal lainnya yang mendorong konsumen dalam melakukan pembelian jahe blended instan adalah kemudahan memperolehnya
14. Kandungan gizi yang baik 12 yang ditunjukan dalam pelabelan yang ada pada brosur yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Kebersihan higienis 8 merupakan faktor pendorong kelima dalam mengkonsumsi jahe blended instan dan ingin mencoba 2.
Faktor yang menjadi sumber motivasi konsumen dalam pembelian jahe blended instan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi konsumen berdasarkan motivasi dalam pembelian jahe blended instan
Motivasi Persentase
Harga Rasa
Mudah diperoleh Kandungan gizi
Higienis Coba-coba
36 28
14 12
8 2
Jumlah 100
Berkaitan dengan manfaat yang dicari oleh sebagian besar konsumen dalam pembelian jahe blended instan, adalah faktor
kesehatan, maka dapat dipahami apabila tingkat keterlibatan konsumen, jika tidak membeli jahe blended instan merasa ada yang
kurang, yaitu 56 dari total konsumen. Namun demikian hanya 44 dari total konsumen yang menyatakan biasa bila tidak membeli
jahe blended instan.
b. Pencarian Informasi Setelah konsumen merasakan dan mengenali kebutuhan yang
ingin dipenuhinya melalui pemahaman manfaat yang dicari, serta adanya tingkat keterlibatan dalam mengkonsumsi jahe blended
instan, sehingga konsumen akan mencari informasi sebanyak mungkin tentang jahe blended instan yang ingin dibelinya. Pencarian
informasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara internal berdasarkan ingatan informasi dari ingatan diri sendiri dan secara
eksternal melalui sumber pribadi keluarga, teman dan sumber komersial iklanpromosi. Sumber informasi menjelaskan darimana