11
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Mikrobiologi Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dari bulan Februari
2012 hingga bulan Desember 2012.
B. BAHAN DAN ALAT
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu siwak Salvadora percisca L. yang diperoleh dari penjual di daerah Mojokerto, Jawa Timur. Bakteri untuk pengujian
aktivitas antimikroba terdiri atas Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Medium untuk pengujian mikrobiologi pertumbuhan bakteri yaitu Baird Parker AgarBPA, Nutrient Agar
NA, Nutrient Broth NB. Bahan kimia yang digunakan adalah larutan fisiologis NaCl, larutan buffer fosfat, DMSO, spiritus, dan alkohol.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jarum ose, cawan petri, tabung reaksi inkubator, autoklaf, stomacher, timbangan analitik, tabung reaksi, pipet volumetrik 1 mL, pipet
volumetrik 5 mL, pipet volumetrik 10 mL, lampu spiritus, kertas saring, erlenmeyer 500 mL, erlenmeyer 100 mL, labu takar 100 mL, gelas piala 100 mL, gelas piala 300 mL, alumunium foil,
vorteks, panci, kompor, penggiling daging, chopper, dan whilley mill.
C. METODE PENELITIAN
Secara garis besar, penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama yaitu persiapan kultur bakteri uji dan persiapan bubuk siwak kering. Tahap kedua yaitu tahap penelitian
utama yang terdiri dari ekstraksi serbuk siwak dengan metode maserasi menggunakan pelarut air, pengujian aktivitas antimikroba dengan metode difusi sumur, penentuan konsentrasi hambat
minimal atau Minimum Inhibitory Concentration MIC dan aplikasi ekstrak dan serbuk kayu siwak pada produk bakso daging. Tahapan penelitian digambarkan sebagai berikut.
Gambar 7. Diagram alir tahapan penelitian utama
12
C.1 Persiapan serbuk kayu siwak Almas 2001
Persiapan bahan serbuk siwak mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Almas 2001, yaitu kayu siwak yang masih segar dikeringkan terlebih dahulu selama 2 hari dibawah sinar
matahari, kemudian dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil, selanjutnya dihaluskan menggunakan whilley mill hingga berbentuk serbuk setelah itu diayak dengan ukuran 100 mesh
hingga didapatkan bubuk kayu siwak halus.
Gambar 8. Proses pengecilan ukuran kayu siwak
C.2 Ekstraksi kayu siwak Almas dan Al-Bagieh 1999
Tahap ekstraksi mengacu pada metode yang digunakan oleh Almas dan Al-Bagieh 1999 dengan modifikasi pada proses perendaman maserasi yaitu 10 gram dimasukkan ke dalam
erlenmeyer steril kemudian ditambah dengan 100 mL air destilata steril. Proses ekstraksi dilakukan pada suhu ruang dengan kecepatan rotasi 35 rpm selama 24 jam. Setelah itu ekstrak dipindah ke
dalam refrigeratorpada suhu 4
o
C selama 48 jam. Filtrat dipisahkan dengan menggunakan vacuum pump dengan menggunakan kertas saring berukuran 0.45 µm kemudian didapatkan larutan
supernatan. Larutan supernatan yang didapat selanjutnya dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50
o
C hingga didapatkan ekstrak siwak dengan pH 5.5.
C. 3 Pengujian aktivitas antimikroba dengan metode difusi sumur Shan et al., 2007