8
Secara  morfologi  Staphylococcus  berbentuk  bundar  kokus  atau  agak  lonjong  dengan diameter 0.5-1.5 µm. Mikroba ini digolongkan bakteri gram positif, bersifat aerobik dan anaerobik
fakultatif, tidak motil, dan membentuk spora Jay,2000
D. Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas  adalah  bakteri  gram  negatif  dari  famili  Pseudomonadaceae,  merupakan bakteri aerob obligat dan oksidase positif. Pseudomonas secara alami terdapat pada tanah dan air.
Beberapa spesies bersifat motil dengan flagela polar, sedangkan spesies lainnya bersifat non-motil Bennik,  2000.  Menurut  Madigan  et  al.  2000,  secara  ekologi  Pseudomonas  penting  untuk
mendegradasi  sisa-sisa  komponen  dari  hewan  ataupun  tumbuhan.  Pseudomonas    banyak ditemukan pada bahan pangan segar seperti sayuran, daging, unggas, dan makanan laut Jay, 2005
dan sering menimbulkan kebusukan makanan Fardiaz, 1992.
Gambar 6 Bakteri Pseudomonas aeruginosa Pseudomonas aeruginosa   tumbuh dengan baik pada suhu 37
o
C. Bakteri ini memproduksi senyawa-senyawa yang menimbulkan bau busuk dan pigmen tiosianin yang berwarna biru. Untuk
pertumbuhan  yang  baik,  diperlukan  a
w
minimum  0.96-0.98,  pH  optimum  6.6-7.0,  dan  suhu pertumbuhan optimum 37
o
C Bennik, 2000.
E. REMPAH
Rempah-rempah  adalah  bahan  asal  tumbuh-tumbuhan  yang  biasa  dicampurkan  ke  dalam berbagai makanan untuk memberi aroma flavor dan membangkitkan selera makan. Peran rempah
sebagai  pengawet  makanan  tidak  terlepas  dari  kemampuan  rempah  yang  memiliki  aktivitas antimikroba dan antioksidan.
Menurut Ardiansyah 2007, efek penghambatan senyawa antimikroba dari rempah-rempah tidak hanya menghambat pertumbuhan bakteri tetapi dapat juga menghambat pertumbuhan khamir
seperti  Candida  albican  dan    Sacharomyces  cerevisiae.  Beberapa  tumbuhan  yang  diketahui memiliki  kemampuan  dalam  menghambat  pertumbuhan  mikroorganisme  seperti  pada  minyak
thyme,  minyak  sage,  minyak  rosemary,  minyak  cumin,  minyak  caraway,  dan  minyak  cengkeh dapat menghambat khamir dengan konsentrasi 0.5-2.0 mgmL.
9
Fakta  yang  menunjukan  adanya  hubungan  antara  rempah-rempah  dengan  mikrobiologi antara  lain  :  1  beberapa  rempah  diketahui  memiliki  aktivitas  antimikroba,  2  rempah-rempah
dapat  menstimulasi  metabolisme  mikroorganisme,  3  rempah-rempah  menjadi  berjamur  jika disimpan pada tempat dengan kelembaban tinggi, dan 4 terkadang rempah mengandung mikroba
secara alami Farkas, 2000. Rempah-rempah dan ekstrak-ekstrak tanaman telah banyak diketahui memiliki  aktivitas  antimikroba.  Kayu  manis,  bawang  putih,  bawang  bombay,  jahe,  dan  banyak
rempah lainnya telah terbukti memiliki aktivitas antimikroba.
F. SENYAWA ANTIMIKROBA
Senyawa antimikroba adalah senyawa biologis atau senyawa kimia yang digunakan dalam dosis  kecil  dengan  tujuan  untuk  mencegah  ataupun  menghambat  pertumbuhan  dan  aktivitas
mikroba Ray, 2001. Senyawa antimikroba ini terdapat di dalam bahan pangan dengan berbagai cara. Beberapa diantaranya terdapat secara alamiah, ditambah dengan sengaja, ataupun terbentuk
selama  proses  pengolahan  pangan  atau  oleh  mikroorganisme  yang  tumbuh  selama  fermentasi Fardiaz,  1992.  Dalam  bidang  pangan,  senyawa  antimikroba  umumnya  digunakan  sebagai
senyawa  aditif  untuk  mencegah  pembusukan  makanan  karena  adanya  pertumbuhan  mikroba Branen, 1993.
Senyawa  antimikroba  yang  ditambahkan  pada  makanan  untuk  mengawetkan  harus mempunyai  beberapa  kriteria  ideal,  antara  lain  memiliki  aktivitas  antimikroba,  aman  untuk
dikonsumsi  oleh  manusia,  ekonomis,  tidak  menyebabkan  kualitas  makanan  menurun,  memiliki aktivitas antimikroba yang baik pada kondisi lingkungan  makanan, efektif pada dosis kecil, serta
bersifat membunuh daripada menghambat pertumbuhan mikroba Ray, 2001. Pemilihan senyawa antimikroba  pangan  yang  baikdidasarkan  pada  kemampuan  menghambat  jenis-jenis  mikroba.
Biasanya  senyawa  antimikroba  yang  lebih  banyak  dapat  menghambat  bakteri,  baik  bakteri pembusuk ataupun patogen spektrum penghambatan yang luas lebih diharapkan Branen, 1993.
Secara  umum  mekanisme  kerja  antimiroba  dalam  menghambat  pertumbuhan  mikroba adalah : 1 bereaksi dengan membran sel, 2 inaktivasi enzim esensial, dan 3 mendestruksi atau
menginaktivasi fungsi dari materi genetik Davidson 1993. Masing-masing senyawa antimikroba memiliki  mekanisme  yang  berbeda-beda  dalam  menghambat  pertumbuhan  mikroba.  Sebagian
besar mekanisme senyawa fenolik sebagai antimikroba adalah dengan memengaruhi membran sel Branen  dan  Davidson,  1993.  Hal  ini  didukung  juga  oleh  pernyataan  Sikkema  dalam  Lambert
2001  yang  menyebutkan  bahwa  komponen  fenol  dapat  memengaruhi  membran  sel  bakteri. Menurut  Vas  dalam  Branen  dan  Davidson  1993,  komponen  fenol  dapat  merusak  membran
sitoplasma  mikroba  dan  menyebabkan  kehilangan  komponen  sitoplasma.  Judi  dalam  Branen  dan Davidson 1993 juga menyebutkan bahwa komponen fenolik dapat menyebabkan kerusakan fisik
pada  membran  sel  ataupun  pada  penahan  permeabilitas.  Komponen  fenol  juga  dapat mendenaturasi  enzim  yang  bertanggung  jawab  terhadap  germinasi  spora  atau  berpengaruh
terhadap  asam  amino  yang  terlibat  dalam  proses  germinasi  Nychas  dalam  Ardiansyah,  2001.
10
Senyawa  fenolik  bermolekul  besar  mampu  menginkativasi  enzim  esensial  di  dalam  sel  mikroba meskipun pada konsentrasi sangat rendah.
Penelitian  yang  bertujuan  untuk  memperpanjang  masa  simpan  bakso  telah  banyak dilakukan.  Hadi  2008  melakukan  penelitian  untuk  memperpanjang  masa  simpan  bakso  dengan
penambahan  kitosan  dan  ekstrak  bawang  putih  ke  dalam  adonan  bakso.  Hasil  penelitian menunjukkan  bahwa  penambahan  kitosan  1  dengan  ekstrak  bawang  putih  2  pada  adonan
bakso mampu mempertahankan umur simpan bakso selama 12 jam.
11
III. METODOLOGI PENELITIAN