SIWAK Salvadora persica Wall. 1 Botani dan Klasifikasi

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. SIWAK Salvadora persica Wall. A.1 Botani dan Klasifikasi Siwak atau Miswak, merupakan bagian dari batang, akar atau ranting tumbuhan Salvadora persica yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur Tengah, Asia dan Afrika. Siwak berbentuk batang yang diambil dari tanaman arak Salvadora persica yang berdiameter mulai dari 0.1 cm sampai 5 cm. Pohon arak adalah pohon yang kecil seperti belukar dengan batang yang bercabang- cabang, berdiameter lebih dari 30 cm. Jika kulitnya dikelupas, kulitnya berwarna agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna cokelat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti seledri dan rasanya agak pedas Al-Khateeb et al., 1991. Tanaman siwak Salvadora persica menurut Tjitrosoepomo 1998 temasuk ke dalam divisi Embryophyta, sub divisi Spermatophyta, kelas Dicotyledon, sub kelas Eudicotiledon, ordo Brassicales, famili Salvadoraceae, genus Salvadora, spesies Salvadora persica Wall. Gambar 1. Pohon siwak dan batang kayu siwak Salvadora persica Menurut Sher et al. 2010, Salvadorapersica adalah tumbuhan halofit yang selalu berdaun hijau dan dapat hidup di lingkungan yang ekstrim, mulai dari lingkungan yang sangat kering sampai dengan lingkungan yang berkadar garam tanah sangat tinggi. Tumbuhan ini berupa semak belukardengan tinggi maksimal tujuh meter dan daunnya menjadi sumber makanan bagi unta padang pasir seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Kawanan unta yang sedang memakan daun Salvadorapersica Sumber : Sher et. al 2010 4 Dalam Sher et. al 2010 dijelaskan bahwa batang utama Salvadora persica diselimuti oleh cabang-cabang yang sangat lebat. Pertumbuhan tanaman ini menuju ke segala arah sampai cabang- cabangnya menyentuh tanah. Daunnya berbentuk oblongelliptik seperti telur sampai bulat dengan ukuran 3x7 cm, berwarna hijau gelap, agak tebal, bagian apeksnya meruncing sampai membulat, mengecil tajam, bagian basisnya umumnya menyempit, terdapat batas daun yang jelas, tulang daun memiliki panjang sampai 10 mm, dan tersusun berlawanan berpasangan. Bunga berwarna kehijauan sampai kekuningan, sangat kecil, mudah lepas dari batang dan terdapat mulai dari bagian aksial sampai ujung panikel batang dengan cabang bunga yang banyak sepanjang 10 cm. Buah berbentuk bola, berdaging, memiliki diameter 5-10 mm, berwarna merah muda sampai ungu dan semi transparan ketika sudah matang. Gambar 3 menunjukkan bentuk batang, daun, bunga, dan buah S.persica. Gambar 3. Bentuk batang, daun, bunga, dan buah Salvadora persica Sumber : Sher et.al 2010 Siwak merupakan tanaman asli Timur Tengah yang banyak tumbuh di negara asalnya. Ketersediaan siwak di Indonesia melalui proses impor dari negara Timur Tengah, biasanya siwak dibawa oleh masyarakat Indonesia yang telah menunaikan ibadah haji atau umroh sebagai oleh- oleh untuk keluarganya. Siwak juga mudah ditemukan di sekitar kampung Arab karena banyak keturunan Arab yang tinggal di Indonesia masih menggunakan siwak sebagai alat untuk membersihkan gigi. A.2 Manfaat dan Kandungan Kimia Siwak Dahulu siwak banyak digunakan sebagai alat untuk membersihkan mulut. Saat ini pun masih ada masyarakat yang menggunakan siwak sebagai alat untuk membersihkan mulut. Siwak dapat digunakan untuk tujuan terapi. Penerapan terapi dari siwak dapat berupa pasta gigi, obat kumur, dan larutan irigasi endodontik yaitu larutan yang digunakan untuk mensterilkan akar gigi dari mikroorganisme. Zat antimikrobial adalah zat yang mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme. Al-Lafi dan Ababneh 1995 telah melakukan pengujian terhadap aktivitas antibakterial dari kayu siwak untuk menghambat beberapa bakteri mulut yang bersifat aerob dan anaerob. Hasil penelitian dari Gazi et al. 1987 menunjukkan bahwa ekstrak kasar kayu siwak 5 yang dijadikan cairan kumur dan dikaji sifat-sifat antiplaknya beserta efeknya terhadap bakteri penyusun plak dapat menyebabkan penurunan drastis bakteri yang berbentuk batang dan bersifat Gram negatif. Selanjutnya Almas 2002 melakukan penelitian terhadap efektivitas ekstrak siwak 50 dengan pelarut air dibandingkan dengan CHX Chlorhexidine Gluconate 0.2 pada gigi manusia secara SEM Scanning Electrony Microscopy menunjukkan bahwa ekstrak air siwak 50 memiliki hasil yang sama dengan CHX 0.2 dalam perlindungan gigi. Akan tetapi, ekstrak air siwak 50 lebih dapat menghilangkan smear layer pada gigi dibandingkan CHX 0.2.Smear layer merupakan lapisan yang terbentuk dari sisa-sisa pengeboran gigi atau instrumentasi lain yang tersusun atas komponen organik maupun anorganik Sumawinata, 2004. Penelitian tentang analisis kandungan batang kayu siwak kering Salvadora persica dengan ekstraksi menggunakan etanol 80 kemudian dilanjutkan dengan eter lalu diuji kandungannya melalui prosedur kimia ECP Exhaustive Chemical Procedure menunjukkan bahwa siwak mengandung senyawa kimia seperti trimetilamin, alkaloida yang diduga sebagai salvadorin, klorida, sejumlah besar fluorida dan silika, sulfur, vitamin C, serta sejumlah kecil tanin,saponin, flavanoida dan sterol El-Mostehy et al., 1998. Ekstrak siwak juga menunjukkan adanya sifat-sifat antimikrobial, terutama antibakterial yang sangat efektif dalam membunuh dan menghambat beberapa pertumbuhan bakteri dan antifungal Al-Lafi dan Ababneh, 1995; Darout, 2000. Ekstrak etanol kayu siwak pada kadar 200 mgmL menunjukkan efek antifungal terhadap C.albicans dan pada kadar 100 mgmL menunjukkan efek yang lebih rendah, sedangkan pada kadar 50 mgmL sama sekali tidak memiliki efek antifungal pada C.albicans Abo Al-Samh, 1995 dan Al-Bagieh, 1996. Darout 2000 melaporkan bahwa kandungan kimiawi ekstrak kayu siwak sangat ampuh menghilangkan plak dan mengurangi virulensi bakteri periodontopatogenik. Kandungan anionik alami dalam siwak dipercaya sebagai antimikrobial yang efektif untuk menghambat dan membunuh mikroorganisme. Sebagai contoh, nitrat yang dapat memengaruhi pengangkutan aktif porline pada Eschericia coli serta terbukti ampuh dalam menghambat fosforilasi oksidatif dan pengambilan oksigen Pseudomonas aureginosa dan Staphylococcus aureus.

B. BAKSO

Dokumen yang terkait

Potensi Antimikroba Daun Tin (Ficus carica) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa serta Aplikasinya pada Produk Bakso

4 26 67

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

4 23 83

MANFAAT PERASAN KAYU SIWAK (Salvadora persica) SEBAGAI AGEN ANTIBAKTERI TERHADAP Streptococcus mutans dan Escherichia coli Manfaat Perasan Kayu Siwak (Salvadora persica) Sebagai Agen Antibakteria Terhadap Streptococcus mutans dan Escherichia coli Dengan

0 0 14

Pengaruh Infusa Siwak (Salvadora persica) Dalam Mengendalikan Pertumbuhan Staphylococcus aureus Pada Konsentrasi dan Waktu Kontak Yang Berbeda.

0 2 21

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 16

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 2

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 5

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 15

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 4

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 17