20
Antibiotik  merupakan  produk  metabolit  yang  dihasilkan  oleh  organisme  tertentu  yang  dalam jumlah  sangat  kecil  bersifat  merusak  atau  menghambat  mikroorganisme  lainnya.  Amoxycillin
merupakan  bubuk  berwarna  putih  atau  agak  keputihan,  sedikit  memiliki  aroma  sulfur,  sinergis dengan sitrat, fosfat, dan larutan buffer. Amoxycillin mudah larut di dalam air, sedikit larut pada
etanol  anhidrat,  sangat  sedikit  larut  pada  etanol  96  British Pharmacopoeia,  2009.Amoxycillin sebagai kontrol positif dalam penelitian ini merupakan turunan semisintetik dari penisilin.Penisilin
mampu  menghambat  bakteri  pada  masa  pertumbuhannya  melalui  mekanisme  penghambatan sintesis  peptidoglikan.  Penisilin  juga  menghambat  kerja  enzim  yang  menjadi  katalis  dari  reaksi
transpeptidasi  karena  strukturnya  yang  sangat  serupa.  Peptidoglikan  yang  tidak  tersintesis  secara sempurna  selanjutnya akan  menyebabkan  tekanan osmotik  pada sel  yang tidak  normal kemudian
lisis Prescott et al.,2003. Kontrol positif amoxycillin 2 bv menghambat pertumbuhan bakteri uji  dengan  penghambatan  terhadap  bakteri  Staphylococcus  aureus  lebih  besar  daripada
Pseudomonas  aeruginosa.  Hal  tersebut  sesuai  dengan  Prescott  et  al.2003  yang  menyatakan bahwa  penisilin  G  lebih  mampu  menghambat  pertumbuhan  bakteri  gram  positif  dibandingkan
pertumbuhan bakteri gram negatif. Kontrol negatif  yang  menggunakan air destilasi  steril tidak  menunjukkan adanya aktivitas
penghambatan  bakteri  uji.  Hal  itu  ditunjukkan  dengan  tidak  adanya  area  zona  bening  di  sekitar sumur agar, baik untuk bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif karena air destilasi  steril
tidak memiliki aktivitas antimikroba. Berdasarkan  uji  statistik  dengan  ANOVA,  perlakuan  ekstrak  siwak  memiliki  hasil  yang
tidak  berbeda  nyata  p    0.05  dengan  perlakuan  kontrol  positif  amoxycillin  2bv  Lampiran 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak siwak yang diuji memiliki kemampuan daya hambat
terhadap  bakteri  Staphylococcus  aureus  dan  Pseudomonas  aeruginosa    yang  sama  dengan antibiotik  komersial  yaitu  amoxycillin.  Menurut  Kaur  2011,  amoxycillin  merupakan  antibiotik
dengan spektrum luas yaitu antibiotik yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan  bakteri  gram  negatif.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Al-Bayati  2007  juga  menyebutkan
bahwa ekstrak siwak dengan pelarut air memiliki kemampuan antimikroba dengan spektrum yang luas  karena  mampu  menghambat  beberapa  bakteri  gram  positif  dan  bakteri  gram  negatif  seperti
S.aureus,  S.  mutans,  S.  faecalis,  P.  aeruginosa,  dan  L.  acidophilus.  Dari  hasil  uji  difusi  sumur tersebut  dapat  digunakan  sebagai  acuan  untuk  melakukan  uji  berikutnya  yaitu  penentuan  nilai
konsentrasi  hambat  minimal  ekstrak  kayu  siwak  karena  aktivitas  penghambatan  yang  dihasilkan pada uji difusi sumur bersifat kualitatif.
C. NILAI MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION MIC
Nilai  MIC  adalah  nilai  konsentrasi  terendah  dari  senyawa  antimikroba  yang  dapat menghambat pertumbuhan mikroba uji secara signifikan. Penentuan nilai MIC dilakukan terhadap
ekstrak  air  kayu  siwak.  Penentuan  MIC  ekstrak  air  kayu  siwak  dilakukan  terhadap  bakteri Staphylococcus  aureus.  Hal  tersebut  dikarenakan  Staphylococcus  aureus  merupakan  salah  satu
21
jenis bakteri yang terdapat di dalam SNI dan menjadi salah satu syarat mutu di dalam suatu produk bakso daging. Nilai MIC yang didapat nantinya akan digunakan pada uji selanjutnya yaitu aplikasi
ekstrak kayu siwak pada produk bakso daging. Uji MIC dilakukan dengan cara  menghitung penurunan jumlah bakteri  uji  Staphylococcus
aureus  selama  masa  kontak  dengan  ekstrak  air  kayu  siwak,  yaitu  selama  24  jam.  Penurunan jumlah bakteri tersebut dihitung berdasarkan presentase nilai log bakteri setelah inkubasi log Nt
dibagi dengan nilai log bakteri awal log No. Penurunan jumlah bakteri tersebut minimal sebesar 90 dari nilai log jumlah bakteri awal. Hasil log MIC dapat dilihat pada Gambar 13.
Keterangan : Gambar batang menunjukkan reduksi jumlah koloni pada penentuan MIC selama 0 dan 24 jam .
Gambar 13.Nilai reduksi Staphylococcus aureus oleh ektrak kayu siwak dengan beberapa konsentrasi
Hasil  yang  ditunjukkan  pada  Gambar  13  menunjukkan  bahwa  semakin  tinggi  konsentrasi ekstrak air kayu siwak, semakin tinggi pula nilai penurunan atau penghambatan jumlah bakteri uji
Staphylococcus  aureus.Peningkatan  konsentrasi  dilakukan  secara  bertahap  mulai  dari  5,  15, 25,  dan  50  vv.  Pada  konsentrasi  ekstrak  5  vv  jumlah  bakteri  selama  inkubasi  24  jam
mengalami  peningkatan  dibandingkan  jumlah  bakteri  sebelum  inkubasi.  Hal  ini  menunjukkan belum  ditemukannya  aktivitas  antibakteri  yang  dapat  menghambat  pertumbuhan  bakteri  selama
inkubasi. Sama dengan konsentrasi ekstrak 5, pada konsentrasi ekstrak 15 juga belum mampu menghambat  pertumbuhan  bakteri  Staphylococcus  aureus  sehingga  penggunaan  konsentrasi  5
dan  15  belum  efektif  menurunkan  jumlah  bakteri.  Al-Shamma  et  al.  2006  di  dalam  Rayes 2012  menyebutkan  bahwa  konsentrasi  minimal  ekstrak  air  kayu  siwak  dalam  menghambat
pertumbuhan  bakteri    Staphylococcus  aureus,  Streptococcus  mutans,  Pseudomonas  aeruginosa, dan Escherichia coli sebesar 20 vv.
Ulangan  selanjutnya  konsentrasi  kembali  ditingkatkan  menjadi  25  vv  karena  menurut Al-Shamma  2006  konsentrasi  minimal  ekstrak  kayu  siwak  yang  dapat  menghambat  bakteri
Staphylococcus  aureus    adalah  20  vv.  Konsentrasi  25  vv  yang  digunakan  sudah 5
15 25
50
22
menunjukkan  adanya  aktivitas  penghambatan  pertumbuhan  bakteri  pada  jam  ke-0  jika dibandingkan  dengan  konsentrasi  yang  lebih  rendah  yaitu  konsentrasi  5  dan  15.  Namun,
setelah inkubasi selama 24 jam jumlah bakteri pun kembali mengalami peningkatan. Konsentrasi  kembali  ditingkatkan  menjadi  50  vv.  Hasil  pengamatan  pada  jam  ke-0
menunjukkan  log  jumlah  bakteri  Staphylococcus  aureus  sebesar  6.30  log  cfuml.  Kemudian jumlah tersebut turun pada pengamatan setelah diinkubasi selama 24 jam menjadi  4.47 log cfuml.
Berdasarkan  data  tersebut,  dapat  dilihat  bahwa  jumlah  bakteri  selama  inkubasi  24  jam  menurun secara  signifikan,  yaitu  sebesar  98.17.  Ini  menunjukkan  bahwa  dengan  meningkatnya
konsentrasi  semakin  besar  kadar  bahan  aktif  yang  berfungsi  sebagai  antibakteri,  sehingga kemampuan  dalam  menghambat  pertumbuhan  bakteri  juga  semakin  besar.  Kemampuan  suatu
bahan  antimikroba  dalam  meniadakan  kemampuan  hidup  mikroorganisme  tergantung  pada konsentrasi  bahan  antimikroba  tersebut.  Artinya  jumlah  bahan  antimikroba  dalam  suatu
lingkungan sangat menentukan jumlah mikroba yang terpapar. Namun,  konsentrasi  ini  lebih  besar  daripada  konsentrasi  pada  penelitian  yang  dilakukan
oleh  Al-Shamma  et  al.  2006  disebabkan  oleh  beberapa  faktor  yang  memengaruhi  kondisi  kayu siwak  tersebut,  yakni  berupa  lingkungan  tempat  hidup,  umur,  dan  pengambilan  bahan  uji  dari
bagian pohon tersebut. Lingkungan yang subur dapat mengakibatkan tanaman siwak memiliki zat ekstraktif yang lebih sedikit daripada pohon siwak yang terdapat di lingkungan sedikit air. Umur
dan  pengambilan  bahan  uji  pada  pohon  tersebut  sangat  berpengaruh  terhadap  banyak  dan sedikitnya zat ekstraktif. Tanaman siwak yang berumur muda memiliki zat ekstraktif lebih sedikit
dibandingkan  dengan  tanaman  siwak  yang  berumur  tua.  Pengambilan  bahan  uji  juga  memiliki pengaruh yakni letak bagian kayu yang diambil seperti pada akar, batang, dan ranting Hajlaoui et
al.,2008. Darout 2000 menyebutkan bahwa kandungan nitrat pada ekstrak akar dan batang kayu siwak  dengan  pelarut  air  mempunyai  aktivitas  antimikroba  melawan  Streptococcus  faecalis,
Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus.
D. HASIL PENGAMATAN VISUAL SELAMA PENYIMPANAN