Bahan Peledak Kuat Bahan Peledak

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar. 2. Bahan bakar combustibles dan pembawa oksigen oxygen carriers ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen oxygen balance yang baik atau menghindari terbentuknya NO 2 nitrogen oxide atau CO carbon monoxide. 3. Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan. 4. Penyerap absorbent digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan. Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan heat of explotion setinggi mungkin, memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun fumes. Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang oxygen balance yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance. Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam inert dan tidak beracun yang meliputi uap air H 2 O, karbon dioksida CO 2 dan nitrogen N 2 . Tabel 2.1 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak Ingredients Function Ethylene glycol dinitarte Explosive base; lower freezing point Nitrocellulose guncotton Explosive base; gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base; lower freezing point Nitrostrach Explosive base; nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base; lower freezing point Trinitrotoluene TNT Explosive base Black powder Explosive base; deflagrates Pentaerythritotetranitrate PETN Explosive base; caps, detonating fuse Lead azide Explosive base; used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base; used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier; reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible; absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent; prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant permessible explosives Sumber: Kartodharmo 1990

2.2 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan. Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak, kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit.

2.2.1 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan quarry adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras berjenjang. Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor- faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran: 1. Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang sesuai . Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor drill steel. 2. Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan. Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya. 3. Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan. 4. Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan jaw crusher unit. Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga.

2.2.2 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang, dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal. Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas free face. Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain: kedalaman lubang bor, jarak antar lubang bor, dan jarak lubang bor ke bidang bebas. Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan. Menurut Ash 1977 dalam Kartodharmo 1990, geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak. Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock. Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang, orang yang melintas dan pemukiman. Menurut Hoek dan Bray 1981 variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut: 1. Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke bidang bebas. Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan. Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan. 2. Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur overbreaks. 3. Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor. Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh full face sebagaimana diharapkan. Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan- tonjolan toes batuan, akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya. 4. Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor. Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan stress balance dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul. 5. Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang pit wall. Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan. Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya, kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi. Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan. Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan.

2.3 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan, tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan. Menurut Hustrulid 1999 dalam Sudarmono 2008, produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 2.1 berikut : P = A x L x ρ Rumus 2.1 Dengan keterangan sebagai berikut: P = Produksi ton A = Luas permukaan batuan yang diledakkan m 2 L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan m ρ = Bobot isi batuan andesit insitu tonm 3 Produksi andesit sesuai Rumus 2.1 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak. Perbandingan antara banyaknya bahan peledak kg yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit ton hasil peledakan diistilahkan

Dokumen yang terkait

Percancangan Jaringan Fiber To The Home (Ftth) Berbasis Teknologi Gigabit Passive Optical Network(Gpon)

2 49 42

The Influence Of Brand Image On Consumer Loyalty In The Restaurant TIP-TOP

1 28 94

The effect of traditional herbs medicine "Galohgor" on uterus involution and milk production of Rats (Rattus sp.) made in Sukajadi village, Tamansari Subdistrict, Bogor, Indonesia

0 14 10

The Strategies of Increasing Traditional Market of Competitiveness to Seller at Bogor Regency

0 7 200

The Model of Customers Loyalty of Bimoli Cooking Oil on the Household at the Regency and the City of Bogor

1 13 240

The Role of Cibinong Subdistrict as the Center of Economy Growth in Bogor Regency

2 11 94

The Effect of Uncertainty in the Excitattion on the Vibration Input Power to a Structure.

0 4 22

DAMPAK KEGIATAN PELEDAKAN PERTAMBANGAN ANDESIT TERHADAP LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI GUNUNG SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR (The Impact of Blasting Activities for Andesite Mining to Residential Environment at Mount Sudamanik Cigudeg Bogor) | Simbol

0 0 1

DAMPAK KEGIATAN PELEDAKAN PERTAMBANGAN ANDESIT TERHADAP LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI GUNUNG SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR (The Impact of Blasting Activities for Andesite Mining to Residential Environment at Mount Sudamanik Cigudeg Bogor) | Simbol

0 0 1

DAMPAK KEGIATAN PELEDAKAN PERTAMBANGAN ANDESIT TERHADAP LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI GUNUNG SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR (The Impact of Blasting Activities for Andesite Mining to Residential Environment at Mount Sudamanik Cigudeg Bogor) | Simbol

0 0 7