kedalaman lubang ledak: 3, 6, 9 , 18 m. Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012.
Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca timbangan. Bahan peledak yang digunakan terdiri dari:
1. Amonium Nitrat Fuel Oil ANFO yang telah dikemas dalam karung, dimana setiap karung massanya 20 – 25 kg, sebagaimana Gambar 3.2.
2. Dinamit yang setiap batang massanya 0.1 – 0.2 kg, sebagaimana Gambar 3.3 3. Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan,
sebagaimana Gambar 3.4. Jadi tanpa menggunakan neraca, jumlah bahan peledak dapat diketahui dari
berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai.
Gambar 3.2 ANFO dan kemasan dalam karung
Gambar 3.3 Dinamit sebagai primer bahan peledak
Gambar 3.4 Detonator dan sambungan kabel Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil
peledakan bertindak sebagai variabel terikat 1 adalah roll meteran untuk
mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang, lebar dan tinggi jenjang, sebagaimana pada Gambar 3.5 dan 3.6. Volume batuan andesit
yang bersatuan m
3
dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm
3
. Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton. Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman
masyarakat sebagai tempat seismograf, digunakan GPS Global Positioning System navigasi.
Gambar 3.5 Geometri peledakan
Gambar 3.6 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator
Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan, digunakan alat seismograf. Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate
atau Minimate Plus, sebagaimana terlihat pada Gambar 3.7.
Selain mengukur tingkat getaran, Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga
mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara air blast yang merupakan
dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan. Menurut Marmer et al. 2010 bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah,
namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Gambar 3.7 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus
Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari, digunakan kuesioner dengan
item multiple choice. Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik.
3.3 Metode yang Digunakan
Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal
penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit. Menurut Sugiyono 2011 pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk
menunjukkan hubungan antar variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan
peledakan, akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg. Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang
diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan, lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan
mining recovery. Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta
taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat. Sedangkan untuk
mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung
Sudamanik.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak, produksi batuan andesit hasil peledakan, jarak titik ledak
ke lokasi minimate, tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan. Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari
lokasi peledakan batuan andesit. 3.4.1 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak
Sebelum peledakan dilaksanakan, perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai
banyaknya lubang bor lubang ledak yang telah disiapkan sebelumnya. Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik
perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak. Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan
andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012, diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut
12, 15, 18 dan 26 unit, sebagaiman ditampilkan Tabel 3.1. Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan, bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat. Data ini
dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan. Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan
peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit. Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang
telah disediakan.
Tabel 3.1 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan
Kuantitas pemakaian bahan peledak
No Tanggal
peledakan Lubang ledak
unit ANFO
kg Dinamit
kg atau batang
Detonator unit
1 12
2 15
3 18
4 26
Total
3.4.2 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan
Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi, burden dan tinggi
jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk. Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan
bahan peledak, sebelum batuan andesit diledakkan. Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan. Agar produksi batuan andesit hasil
peledakan dalam satuan ton, maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya. Pengukuran massa jenis batuan
andesit dilakukan di laboratorium. Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton. Hasil pengukuran dari
data di atas disajikan seperti Tabel 3.2 .