Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan IUP dengan luas total Wilayah Izin
Usaha Pertambangan WIUP dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar. Pada tahun 2012, total produksi batuan kelima perusahaan adalah
3.984.785 ton atau rata-rata 332.065 ton per bulan. Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih
setiap hari. Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik.
Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW rukun warga dengan jumlah RT rukun tetangga sebanyak 40 RT.
Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9.124 orang yang tercakup dalam 2.003 kepala
keluarga Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg, 2012. Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 – 1.500 meter dari lokasi pertambangan dan
peledakan batuan andesit.
1.2 Kerangka Pemikiran
Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi
bongkahan-bongkahan batuan fragmentasi. Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan
pertambangan.
Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik, seperti
getaran tanah, kebisingan, dan terjadinya lontaran bongkahan batuan flyrock yang dapat mengancam keselamatan jiwa, akibat kegiatan peledakan sering
dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi
andesit. Menurut Kecojevic dan Radomsky 2005 flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada
tambang terbuka surface mining antara tahun 1978 dan 1998. Di sisi lain, peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar
dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi.
Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak handak diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan, dan juga
mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga, serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan air
blast yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan. Menurut Marmer et al. 2010 penambangan dengan menggunakan cara
peledakan, selain memecahakan atau memberaikan batuan, peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya.
Sepanjang penelusuran penulis, belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan, getaran tanah dan
kebisingan peledakan andesit di Gunung Sudamanik.Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini, maka akan dilakukan pengukuran kuantitas
pemakaian bahan peledak, pengukuran jumlah produksi, dan pengukuran getaran
tanah. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit. Dilanjutkan pengkajian
hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah. Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571: 2010. Dari analisis
data, ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari. Kerangka pemikiran
penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian
Kuant it as Bahan peledak
Peledak an
fly rock Kebisingan
ledak an Energi Elast isit as:
Bat uan pecah
Fragm en tasi sebag ai produk si
andseit
Energi Elast isit as: Get aran m eram bat
Get aran t anah Gelom bang seism ik
Pem uki m an pada j ar ak 3 00, 400, 60 0m
SNI 7571, m er usak
Konst r uksi pem ukim an SNI 7571,
ti dak m erusak Konst r uksi pem ukim an
Persepsi m asy arak at
1.3 Perumusan Masalah
Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara UU Minerba serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat
kuat. Menurut Sumardjono et al. 2011 UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang, baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi
sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan. Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian
lingkungan.
Berdasarkan paparan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut :
1. Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung
Sudamanik? 2. Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk
meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik?
3. Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari?