Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1.e menunjukkan bahwa P value = 0.602, lebih besar dari taraf nyata 0.05, yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus. Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 2.6 dapat digunakan untuk memperkiran TI 2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini. Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI 1 pada masing-masing jumlah bahan peledak, dan akan diperkirakan TI 2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga. Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan, diperlihatkan pada Gambar 4.13. 20 40 60 80 100 120 140 160 100 200 300 400 500 600 700 800 Jarak m T I b u n y i le d a k a n d B L . . Handak 362.6 kg Handak 604.8 kg Handak 907.2 kg Handak 1310.4 Gambar 4.13 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak Hasil perkiraan TI 2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak, secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4. Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 4.13 dan Lampiran 4, dibandingkan dengan SNI 7570 2010, dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A, maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu. Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 77.4 kg sampai1310.4 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga. Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A 756, 907.2 dan 1310.4 kg. Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan, maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg.

4.3 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling, dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan. Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat 100 – 400 m, jarak sedang 401 – 700 m dan jarak jauh 700 m. Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang, responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang 81. Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut.

4.3.1 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita. Gambar 4.14 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41, kemudian SD 30, SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2. Usia responden paling banyak berusia 21 – 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 – 20 tahun sebanyak 11. Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52, dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6. Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan. Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571: 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81, kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4. Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan, yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun. Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun, tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini. Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan, ada sebanyak 68, di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19, di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13.

4.3.2 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 4.15 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50, dimana paling banyak 68 dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 – 400 m dari lokasi peledakan. Paling banyak responden 62 menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 10:00 -12:00, dimana paling banyak 48 dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 – 400 m dari lokasi peledakan. Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan, lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan. 30 41 27 2 11 22 22 30 15 12 52 19 6 5 1 5 82 16 2 2 9 10 79 68 13 19 10 20 30 40 50 60 70 80 90 S D S M P S M A P T 15 - 2 tahun 21 - 3 tahun 31 - 4 tahun 41 - 5 tahun 51 - 6 5 tahun B er tani B ur uh W ir as w as ta P egaw ai tam bang P egnont am bang P N S T idak jaw ab K el as 2 K el as 3 K el as 4 1 - 5 t ahun 6 - 10 t ahun 11 - 1 5 tahun 15 t ahun K a daung Lb w Lap angan Lbw G ir an g Pendidikan formal Usia Pekerjaan Jenis bangunan rumah dengan konstruksi Lama bermukim Nama kampung Data personal responden P er se n ta se . Gambar 4.14 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner Paling banyak responden 49 menyatakan bahwa tingkat getaran yang dirasakan berskala sedang, dimana paling banyak 80 dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 – 400 m dari lokasi peledakan. Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali, sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh lebih dari 700 m dari lokasi peledakan. Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan, padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan. Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang, Provinsi Banten, sampai ke wilayah DKI Jakarta. Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak, sampai ke Pelabuhan Merak, Provinsi Banten.

Dokumen yang terkait

Percancangan Jaringan Fiber To The Home (Ftth) Berbasis Teknologi Gigabit Passive Optical Network(Gpon)

2 49 42

The Influence Of Brand Image On Consumer Loyalty In The Restaurant TIP-TOP

1 28 94

The effect of traditional herbs medicine "Galohgor" on uterus involution and milk production of Rats (Rattus sp.) made in Sukajadi village, Tamansari Subdistrict, Bogor, Indonesia

0 14 10

The Strategies of Increasing Traditional Market of Competitiveness to Seller at Bogor Regency

0 7 200

The Model of Customers Loyalty of Bimoli Cooking Oil on the Household at the Regency and the City of Bogor

1 13 240

The Role of Cibinong Subdistrict as the Center of Economy Growth in Bogor Regency

2 11 94

The Effect of Uncertainty in the Excitattion on the Vibration Input Power to a Structure.

0 4 22

DAMPAK KEGIATAN PELEDAKAN PERTAMBANGAN ANDESIT TERHADAP LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI GUNUNG SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR (The Impact of Blasting Activities for Andesite Mining to Residential Environment at Mount Sudamanik Cigudeg Bogor) | Simbol

0 0 1

DAMPAK KEGIATAN PELEDAKAN PERTAMBANGAN ANDESIT TERHADAP LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI GUNUNG SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR (The Impact of Blasting Activities for Andesite Mining to Residential Environment at Mount Sudamanik Cigudeg Bogor) | Simbol

0 0 1

DAMPAK KEGIATAN PELEDAKAN PERTAMBANGAN ANDESIT TERHADAP LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI GUNUNG SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR (The Impact of Blasting Activities for Andesite Mining to Residential Environment at Mount Sudamanik Cigudeg Bogor) | Simbol

0 0 7