Menghitung Mining Recovery MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi. Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut: a. Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 3.6 m dengan membentuk sudut sekitar 72 terhadap horizontal, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.1. Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini, jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas free face belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur, seperti terlihat pada Gambar 4.2. Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 192.6 kg, diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m. Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga, sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut: V = 0.5 x 3.6 m x [3.6 mtg 72 ] x 8 m = 16.72 m 3 . Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 3.6 m x 80.7 m 2 = 290.52 m 3 . Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah 16.72 m 3 290.52 m 3 x 100 = 6. Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94. Gambar 4.1 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 72 Gambar 4.2 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan terdapat air dan lumpur Jenjang batuan yang terbentuk bersudut sekitar 72 b. Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 5.2 m dengan membentuk sudut relatif 90 terhadap horizontal, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.3. Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100. Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini, jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas free face sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi. Gambar 4.3 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap horizontal c. Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m dengan membentuk sudut sekitar 88.5 terhadap horizontal, seperti terlihat pada Gambar 4.4. Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini, jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas free face sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 4.5, namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal. Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1310.4 kg, diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 28.7 m. Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga, sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut: V = 0.5 x 16 m x [16 mtg 88.5 ] x 28.7 m = 96.2 m 3 . Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 141.92 m 2 = 2270.72 m 3 . Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah 96.2 m 3 2270.72 m 3 x 100 = 4. Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96. Jenjang batuan yang terbentuk relatif bersudut 90 Gambar 4.4 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk sudut 90 Gambar 4.5 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

4.1.2 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 4.1. diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk, kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery. Sebagai contoh, produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 89.9 kg, jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut: Jenjang batuan yang terbentuk bersudut sekitar 88.5 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan berikutnya Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery = 34.76 m 2 x 3.6 m x 2.6 tonm 3 x 94 = 305.8 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan menggunakan software Minitab, apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5. Dari hasil uji pada Lampiran 1.a, terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2. Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.335 0.05, yang bermakna terima H 0, artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda.

4.1.3 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi. Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 4.6. Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi R 2 sebesar 97 dengan model Ŷ i = 4.4X + 66.4. Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b = 66.4 tidak ada makna, artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak. y = 4.4008x + 66.427 R 2 = 0.9717 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 200 400 600 800 1000 1200 1400 Kuantitas bahan peledak kg P ro d u k s i a n d e s it t o n . Gambar 4.6 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor pf, yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak kg dengan banyaknya batuan andesit ton hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Dokumen yang terkait

Percancangan Jaringan Fiber To The Home (Ftth) Berbasis Teknologi Gigabit Passive Optical Network(Gpon)

2 49 42

The Influence Of Brand Image On Consumer Loyalty In The Restaurant TIP-TOP

1 28 94

The effect of traditional herbs medicine "Galohgor" on uterus involution and milk production of Rats (Rattus sp.) made in Sukajadi village, Tamansari Subdistrict, Bogor, Indonesia

0 14 10

The Strategies of Increasing Traditional Market of Competitiveness to Seller at Bogor Regency

0 7 200

The Model of Customers Loyalty of Bimoli Cooking Oil on the Household at the Regency and the City of Bogor

1 13 240

The Role of Cibinong Subdistrict as the Center of Economy Growth in Bogor Regency

2 11 94

The Effect of Uncertainty in the Excitattion on the Vibration Input Power to a Structure.

0 4 22

DAMPAK KEGIATAN PELEDAKAN PERTAMBANGAN ANDESIT TERHADAP LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI GUNUNG SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR (The Impact of Blasting Activities for Andesite Mining to Residential Environment at Mount Sudamanik Cigudeg Bogor) | Simbol

0 0 1

DAMPAK KEGIATAN PELEDAKAN PERTAMBANGAN ANDESIT TERHADAP LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI GUNUNG SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR (The Impact of Blasting Activities for Andesite Mining to Residential Environment at Mount Sudamanik Cigudeg Bogor) | Simbol

0 0 1

DAMPAK KEGIATAN PELEDAKAN PERTAMBANGAN ANDESIT TERHADAP LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI GUNUNG SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR (The Impact of Blasting Activities for Andesite Mining to Residential Environment at Mount Sudamanik Cigudeg Bogor) | Simbol

0 0 7