sebagai powder factor pf. Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil
peledakan. Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli
untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit. Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak
terhadap produksi andesit yang dihasikannya, maka menurut Jullien et al. 2012 waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan
memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit.
2.4 Getaran Tanah Akibat Peledakan
Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah, maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain
dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya. Getaran tanah terjadi pada daerah elastis, sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan
yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja Sudarmono 2008. Partikel
yang bergerak akan mempunyai perpindahan, kecepatan dan percepatan. Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain, sementara
kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut. Kecepatan dimulai nol
kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol. Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama
perubahan kecepatan tersebut. Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan, kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf. Menurut Kartodharmo
1990 variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity PPV
dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran.
Menurut Sudarmono dan Kadir 2009 dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas jumlah
bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan, sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance SD dengan
persamaan seperti Rumus 2.2, sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 2.3.
SD Rumus 2.2
Dimana: D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu lokasi pengamatan m
W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda kg Rumus 2.3
Dimana: PPV = Kecepatan partikel puncak mms K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1
Sedangkan menurut Du Pont 1977 dalam Kartodharmo 1990, tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak
berpangkat 0.8 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 1.6, sebagaimana Rumus 2.4.
Rumus 2.4 Dimana:
Y = tingkat getaran indetik X
1
= maksimum delay handak pound X
2
= jarak ft Jika satuan rumus 2.4 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional SI dimana
Y mmdetik, X
1
kg dan X
2
m, maka persamaannya menjadi Rumus 2.5. Rumus 2.5
2.5. Taraf Intensitas TI Bunyi Peledakan
Bunyi ledakan atau ledakan udara air blast juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan.
Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan, namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan. Telinga manusia
dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar, yaitu dari 20 hertz sampai 20,000 hertz. Bunyi yang frekuensinya terletak
dalam rentang tersebut, dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu, diterapkan satuan logaritmic decibell dB. Suara paling kecil yang dapat didengar
manusia diperkirakan 20 µPa atau setara dengan tingkat tekanan suara sound pressure level yang disingkat menjadi SPL senilai 0 dB.
Menurut Tipler 1991 persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 2.6. TI
2
= TI
1
– 20 log r
2
r
1
Rumus 2.6 Dimana r
1
= jarak pertama dari sumber bunyi m r
2
= jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r
1
m TI
1
= taraf intensitas bunyi pada jarak r
1
dB TI
1
= taraf intensitas bunyi pada jarak r
2
dB
6 ,
1 5
,
1 2
1048
X
X Y
6 ,
1 5
,
1 2
160
X
X Y