40
4. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap CSR Disclosure
Di dalam agency theorydisebutkan bahwa besarnya kepemilikan saham manajer dapat mengurangi agency cost karena berfungsi
menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham lain. Hal tersebut terjadi karena manajer menjalankan perusahaan sekaligus berperan
sebagai pemegang saham tentu akan menyelaraskan kepentingannya, sehingga manajer jauh lebih peduli tentang kepentingan pemegang saham
dan opsi saham yang memiliki insentif terhadap nilai saham perusahaan. Dengan melakukan pengungkapan sukarela dapat meningkatkan image
perusahaan di mata calon investor, yang dapat meningkatkan nilai dan jumlah saham itu sendiri.
Menurut Ni Wayan Rustriarini 2011, Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh pada
pengungkapan CSR. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Said et al., 2009 yang membuktikan kepemilikan saham oleh manajemen
tidak mempengaruhi pengungkapan CSR.Hal ini dimungkinkan karena secara statistik rata-rata jumlah kepemilikan saham manajerial pada
perusahaan di Indonesia relatif kecil sehingga belum terdapat keselarasan kepentingan antara pemilik dan manajer.Adanya kepemilikan manajerial
yang relatif kecil menyebabkan manajer belum dapat mememaksimalkan perusahaan melalui pengungkapan CSR. Dengan demikianOleh karena itu,
sejalan dengan pendapat oleh Said et al., dan Ni Wayan Sustriarini maka hipotesis dikemukakan sebagai berikut:
41 Ha4: Terdapat pengaruh negatif kepemilikan saham managerial terhadap
corpoate sosial responsibility disclosure.
5. Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap CSR Disclosure
Perusahaan berbasis asing memiliki teknologi yang cukup, skill karyawan yang baik, jaringan informasi yang luas, sehingga memungkinkan
untuk melakukan disclosure secara luas. Melalui faktor- faktor tersebut, perusahaan asing akan berusaha meningkatkan nilai perusahaan yang
dibentuk oleh para investor asing dalam kegiatan operasional dimana perusahaan anak atau afiliasi didirikan. Banyak negara yang dapat dijadikan
sebagai target operasi perusahaan asing, seperti Indonesi. Penerapan CSR di Indonesia dapat diindikasikan sebagai akibat dari peningkatan nilai
perusahaan asing setelah menerapkan CSR di dalam operasional perusahaan Angling, 2010.
Negara-negara asing cenderung lebih memperhatikan segala aktivitas yang berhubungan dengan pengungkapan CSR.Hal ini terlihat dari
tingginya tingkat kepeduliannya terhadap kasus sosial yang sering terjadi seperti pelanggaran HAM, pendidikan, tenaga kerja, dan kasus lingkungan
seperti global warming, pembalakan liar, serta pencemaran air.Melalui pengungkapan tanggung jawab sosial, perusahaan dapat memperlihatkan
kepeduliannya. Dengan kata lain, apabila perusahaan di Indonesia memiliki kontrak dengan foreign shareholders baik ownership dan trade, maka
perusahaan akan lebih mendapatkan dukungan dalam rangka pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Erida Gabriella, 2012.