Analisis Deskriptif. Pengaruh Tingkat Leverage, Ukuran Dewan Komisaris, dan Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan terhadap CSR Disclosure. (Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20

48 bestlinier unbiased estimator.Uji asumsi klasik dilakukan karena menjadipersyaratan regresi agar model linier tidak bias sebagai estimator. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Kalau asumsi ini dilanggar maka maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal yaitu uji statistik dan analisis grafik Ghozali, 2011. Analisis dilakukan dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot.Data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik dalam normal plot menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal atau dengan melihat grafik histogram, data berdistribusi normal apabila gambar data menyerupai lonceng.Kedua grafik ini dapat digunakan untuk menunjukkan normalitas data sehingga data layak untuk model regresi, tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan grafik nomal plot untuk pengujian asumsi klasik normalitas. Selain menggunakan grafik sebagai mengintepretasikan hasil data dalam penelitian ini.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kolmogorof-smirnov dan shapiro-wilk, yaitu jika nilai Asymp. Sig. 49 2- tailed 5 maka data residual berdistribusi tidak normal, jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed 5 maka data residual berdistribusi normal Ghozali, 2011.

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali 2011 “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain ”.Model regresi yang baik, yaitu jika tidak terjadi heteroskedastisitas.Untuk pengujian heteroskedastisitasnya menampilkan scatter plot nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID, karena skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio.Untuk menguji apakah varian dari residual homogen atau tidak digunakan uji korelasi spearman rho. Jika nilai koefisien korelasi dibawah 5 0,05 maka artinya heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai koefisien korelasi diatas 5 0,05, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor VIF Ghozali,2011.Untuk mendeteksi adanya problem multikolinearitas, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF serta besaran korelasi antar variabel independen. Regresi yang baik memiliki VIF di sekitar 50 angka 1 satu dan mempunyai angka Tolerance mendekati 1 Santoso, 2010. Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance T lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai Tolerance T kurang dari 0,1 dan lebih dari 10, berarti terjadi multikolinearitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam satu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini t dengan kesalahan pada periode sebelumnya t-1.Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali, 2011. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson DW test. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut yaitu dengan ketentuan durbin watson sebagai berikut pada tabel 3.1 Algifari,2010. Tabel 3.1 Pengukuran Autokorelasi Durbin Watson Kesimpulan Kurang dari 1,08 1,08 sampai dengan 1,66 1,66 sampai dengan 2,34 Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi 51 2,34 sampai dengan 2,92 Lebih dari 2,92 Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi Sumber data: Algifari,2010 3. Pengujian Hipotesis Menurut Kuncoro 2001 pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara statistik hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi R2, uji statistik t, uji statistik F, dan analisis regresi berganda.Adapun variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas tingkat leverage, ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham asing. Sedangkan variabel dependennya adalah Corporate Social Responsibility Disclosure CSRD. Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut, maka rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 4 X 5 + e Dimana: Y = pengungkapan Corporate Social Responsibility α = konstanta β = koefisien regresi. X1= tingkat leverage. X2= ukuran dewan komisaris. X3= kepemilikan publik. X4= kepemilikan manajerial. 52 X5= Kepemilikan asing. e = eror residual.

a. Uji Koefisien Determinasi R2

Koefisien Deteminasi R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen Ghozali, 2011.

b. Uji Signifikansi Paramater Individual Uji t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji Ghozali, 2011. Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Langkah- langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1Pengujian Hipotesis Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. 53 Ha : β ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. 2 Menentukan tingkat signifikansi α, yaitu sebesar 5 3Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni dengan melihat nilai signifikan : Jika Sig 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Jika Sig 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak. 4 Pengambilan keputusan Uji t dilakukan dengan membandingkan p-value t-hitung yang regresi di atas dengan derajat signifikansinya α yaitu 0,05. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan hipotesa diatas yaitu jika p-value t hitung αα= 0,05 maka Ho ditolak atau Ha Diterima.

c. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F

Uji statistik F F-test atau uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Langkah –langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1 Perumusan Hipotesis Ho : ρ = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel Ha : ρ ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. 2 Menentukan tingkat signifikansi α, yaitu sebesar 5 54 3Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni dengan melihat nilai signifikan : Jika Sig 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Jika Sig 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak. 4 Pengambilan keputusan Uji F dilakukan dengan membandingkan p-value F hitung yang dihasilkan dari model regresi dengan derajat signifikansinya α yaitu 0,05. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan hipotesa diatas adalah jika p-value F hitung α α = 0,05 maka Ho ditolak.

G. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel utama yaitu: 1. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 2. Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan yang dimana dalam penelitian ini di proksikan kepada kepemilikan saham publik, kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham asing. 55

1. Corporate Social Responsicility Disclosure

Variable pengungkapan sosial perusahaan diukur dengan metode content analysis.contetnt analysis adalah suatu metode pengklasifikasian teks dan ciri ciri yang sama untuk ditulis dalam berbagai kelompok kategori tergantung pada kriteria yang ditentukan. Agar content analysis dapat dilaksanakan dengan cara yang replicable maka dapat dilakukan salah satunya dengan checklist. Checklist dilakukan dengan melihat pengungkapan sosial perusahaan dalam 6 kategori yaitu :economy performance, environmental performance, labour practices and decent work performance, human rights performance, society performance, product responsibility performance. Berdasarkan Indikator Global Reporting Initiatives Generation 3.1 GRI G3.1 terdapat 84 item Corporate Social Responsibility Disclosure. Item pengungkapan dalam penelitian ini kemudian dinyatakan dalam bentuk indeks pengungkapan sosial.Apabila item pengungkapan tersebut ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 1, dan jika item pengungkapan tersebut tidak ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 0.Maka pengungkapan sosial dapat dihitung dengan. CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j nj : jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 84 = 56 Xij : dummy variable: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan.

2. Tingkat Leverage

Rasio leverage dalam hal ini merupakan sebuah ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi semua hutang- hutangnya. Jika dalam struktur permodalannya perusahaan mempunyai tingkat hutang lebih banyak maka perusahaan tersebut juga akanmempunyai biaya keagenan yang lebih besar. Oleh sebab itu perusahaan yang mempunyai tingkat leverage lebih tinggi maka perusahaan tersebut mempunyai kewajiban lebih untuk mengungkapkan kewajiban akan informasi sosialnya Suripto 1999 dalam Amalia 2005. Leverage dapat dihitung dengan menggunakan rasio.

3. Ukuran Dewan Komisaris

Keberadaan dewan komisaris di Indonesia telah diatur dengan berbagai peraturan. Menurut peraturan Pencatatan Nomor IA tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di bursa yaitu jumlah komisaris independen minimum 30. Lebih lanjut dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik GCG, perusahaan tercatat wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan Leverage DER = Total Hutang Total Ekuitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris Independen dan Kepemilikan Institusional terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 42 90

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR MODAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 25 1

Pengaruh Corporate Governance Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan : studi pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta

1 5 76

Pengaruh struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities dan ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi : Studi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

3 44 121

Pengaruh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility di dalam laporan sustainability : Studi empiris pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-

0 6 156

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014

0 14 135

Pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

4 50 73

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 9

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN ASING, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 1