45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data perusahaan public yang terdaftar di index LQ45 sebagai objek penelitian. LQ45 merupakan indeks
perusahaan yang terdiri dari 45 perusahaan emiten yang mempunyai tingkat likuiditas yang baik . Ditetapkan pada perusahaan yang terdaftar di LQ45
karena jenis usaha yang terdiri dari berbagai sektor yang dapat melengkapi penelitian-penelitian terdahulu dan data yang diperoleh lebih lengkap
dibandingkan dengan hanya memilih satu sektor tertentu. Adapun variabel yang digunakan adalah leverage DAR, aktivitas TAT, likuiditas CR,
profitabilitas ROA dan nilai perusahaan PBV
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi
Populasi ialah semua nilai baik hasil peritungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu menganai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas Husaini dan Setiady, 2006:181. Populasi pada penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode
pengamatan 2009-2015.
46
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil sebagian dari anggota populasi Husaini dan Setiady, 2006:181. Sampel penelitian yang diambil adalah 22
perusahaan yang terdaftar pada LQ45 tahun 2009-2015. Dalam penelitian ini metode atau teknik yang digunakan adalah Teknik Sampling Purposive
Sampling yang merupakan teknik penentuan sampel yang dipilih secara
khusus berdasarkan tujuan penelitian Husaini dan Setiady, 2006:186. Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah:
a. Merupakan perusahaan yang terdaftar secara berturut-turut dalam indeks LQ45 selama periode 2009-2015
b. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut selama periode tahun 2009 sampai dengan 2015
c. Perusahaan yang secara berturut-turut tidak mengalami kerugian selama periode 2009-2015
Hasil dari pertimbangan atau kriteria sampel yang ditemukan di atas, didapatkan sejumlah sampel perusahaan sebagai berikut:
47
Tabel 3.1 Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Keterangan
Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ
45 sampai dengan tahun 2015 45
2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan
laporan keuangan dan mengalami kerugian pada periode tahun 2009 sampai tahun 2015
23 3
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 22
4 Tahun Pengamatan
7 Total sampel data selama 7 tahun penelitian
154 Sumber : Data diolah
Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan
No Kode
Nama Perusahaan
1 AALI
PT. Astra Agro Lestari, Tbk 2
ADRO PT. Adaro Energy, Tbk
3 ASII
PT. Astra Internasional, Tbk 4
BBCA PT. Bank Central Asia, Tbk
5 BBNI
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk 6
BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
7 BDMN
PT. Bank Danamon, Tbk 8
BMRI PT. Bank Mandiri, Tbk
9 GGRM
PT. Gudang Garam, Tbk 10
INCO PT. Internasional Nickel Indonesia,Tbk
11 INDF
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 12
INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk
13 ITMG
PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk 14
JSMR PT. Jasa Marga, Tbk.
15 KLBF
PT. Kalbe Farma, Tbk 16
LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk.
17 LSIP
PT. London Sumatera Plantation, Tbk 18
PGAS PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk.
19 PTBA
PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk 20
SMGR PT. Semen Gresik, Tbk
21 TLKM
PT. Telkom Indonesia, Tbk. 22
UNTR PT. United Tractors, Tbk
Sumber: idx.co.id
48 Data perusahaan tersebut diambil dari Bursa Efek Indonesia sektor
LQ45 berdasarkan kriteria yang menggunakan purposive sampling diperoleh data sebanyak 22 perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka yang berarti data tersebut bersifat sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data sekunder berupa sekunder adalah data
yang diperoleh dari sumber yang ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahun 2009-2015 yang
dapat diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id.
Selain itu, dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti maupun
bahan yang bersifat teoritis dan relevan untuk dijadikan refrensi melalui buku literatur, jurnal, artikel, internet, website SSRN.com, pdfsearchengine.org,
etc. yang dapat membantu dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan judul penelitian terkait dengan nilai perusahaan, keputusan pendanaan,
kebijakan dividen, ukuran perusahaan dan profitabilitas.
49
D. Metode Analisis Data 1. Analisis Jalur
Path Analysis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data kuantitatif. Teknik analisis data kuantitatif adalah metode
analisis data yang menggunakan perhitungan angka-angka dalam mengambil suatu keputusan didalam memecahkan masalah. Analisis jalur
digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat bukan bentuk hubungan interaktif
reciprocal . Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel
tersebut, terdapat variabel independen yang dalam hal ini disebut variabel Eksogen Exogenous, dan variabel dependen yang disebut variabel endogen
endogenous Sugiyono, 2009:297. Pada pengujian hipotesisnya penelitian ini menggunakan path
analisis. Path analisis ini sudah dikembangkan oleh para ahli sejak tahun
1920-an. Sewall Wright adalah seorang Biometrician yang pada tahun 1920 telah sukses menggunakan analisis jalur untuk mempelajari penularan warna
pada babi guinea dalam sebuah artikel yang berjudul “On the Nature of Size
Factors”. Setelah itu Sewall Wright mengembangkan metode kuantitatif ini menjadi sebuah metode yang dirancang untuk memperkirakan efek yang
diberikan, ditentukan oleh masing-masing penyebabnya. Teknik analisis tersebut sekarang dikenal dengan metode analisis jalur path analysis
Riadi, 2013:1.
50 Menurut Haryono dan Wardoyo, 2012:81-82 beberapa manfaat path
analysis diantaranya untuk:
a. Memberikan penjelasan atau explenatin terahadap fenomena
yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti. b.
Membuat prediksi nilai variabel endogen berdasarkan nilai eksogen.
c. Mengetahui faktor dominan yaitu penentu variabel eksogen
mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel endogen, juga untuk mengetahui pengaruh jalur-jalur variabel eksogen
terhadap variabel endogen, dan d.
Pengujian model dengan menggunakan teori trimming baik untuk uji reliabilitas dari konsep yang sudah ada maupun
konsep baru. Dalam buku Riadi 2013:12 mengajukan beberapa langkah dalam
melakukan analisis jalur menjadi 8 delapan langkah yaitu:
Langkah 1 :
Gambarkan Diagram Jalur Secara Lengkap Full Path Diagram
Langkah ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan struktural sebelum dilakukan estimasi. Perlu diingat kembali bahwa dalam
konteks path analysis model diagram jalur ini diformulasikan berdasarkan suatu teori yang kuat atau berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
51
Langkah 2 : Menentukan Persamaan Struktural
Setelah model diagram jalur terbentuk, langkah berikutnya adalah menentukan persamaan struktural dalam bentuk skor baku.
Langkah 3 :
Menghitung Matriks Korelasi Antarvariabel Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah
menggunakan Product Moment Coefficient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien korelasi dari Kard Pearson ini karena variabel-
variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval.
Langkah 4 :
Tentukan Koefisien Masing-Masing Jalur Menentukan koefisien masing-masing jalur jika telah diketahui
koefisien korelasi, dan maka dengan mudah koefisien pengaruh dapat ditentukan dengan metode substitusi, eliminasi, atau metode diskriminan.
Langkah 5 : Uji Signifikansi Koefisien Pengaruh
Setelah koefisien yang memengaruhi masing-masing jalur diketahui, maka koefisien pangaruh ini perlu diuji signifikansinya. Untuk menguji
signifikansi. Untuk menguji signifikansi masing-masing jalur dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
√ �
52 Keterangan:
t = nilai t hitung setiap koefisien jalur = koefisien pengaruh
� = koefisien pengaruh
� = satuan matriks kolom 1 baris 1
jumlah pengamatan
k = jumlah variable eksogenus pada substruktural Menghitung matriks invers korelasi variable eksogenus dengan
rumus:
� =
[ �
� �
]
Selanjutnya pengaruh bersama-sama simultan variabel eksogenus terhadap variabel endogenus pada persamaan jalur subtruktural 1 dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
�
−
[ ]
53
Langkah 6 : Menentukan Faktor Residual
Berdasarkan koefisien determinasinya, dapat diidentifikasikan factor residual atau error variance, yaitu besarnya pengaruh variable lain yang tidak
diteliti
−
terhadap variable endogenus sebagaimana dinyatakan dalam persamaan struktural.
Langkah 7 :
Uji Kesesuaian Model Uji kesesuaian model dimaksudkan untuk menguji apakah model yang
diusulkan memiliki kesesuaian fit dengan data atau tidak. Suatu model dikatakan fit apabila matriks korelasi tidak jauh berbeda dengan matriks
korelasi estimasi. Tingkat kesesuaian model dalam buku Haryono dan Wardoyo,2012:71-74 terdiri dari:
a. Absolut Fit Measure
Absolut Fit Measure
mengukur model fit secara keseluruhan baik model struktural maupun model pengukuran secara bersamaan.
1 Likehood-Ratio Chi-Square Statistic
Ukuran fundamental dari overall fit adalah likehood-ratio chi-square . Nilai chi-square yang tinggi relative terhadap degree of fredom
menunjukkan bahwa matrik kovarian atau korelasi yang diobservasi dengan prediksi berbeda secara nyata dan ini menghasilkan
probabilitas p akan menghasilkan nilai probabilitas p yang lebih besar dari tingkat signifikansi α dan ini menunjukkan bahwa imput
54 matrik kovarian antara prediksi dengan observasi sesungguhnya tidak
berbeda secara signifikan. Dalam hal ini peneliti harus mencari chi- square
yang tidak signifikan karena mengharapkan bahwa model yang diusulkan cocok atau fit dengan data observasi.
2 CMIN
Adalah menggambarkan perbedaan antara unrestricted sampel covariance matrix
S dan restricted coavriance matrix ∑Ø atau
secara esensi menggambarkan likelehood ratio test statistic yang umunya dinyatakan dalam Chi-Square
χ2 statistics. Nilai statistik ini sama dengan N-1 Fmin ukuran besar sampel dikurangi 1 dan
dikalikan dengan minimum fit function. Jadi nilai Chi-Square sangat sensitif terhadap besarnya sampel. Ada kecenderungan nilai Chi-
square akan selalu signifikan. Oleh karena itu, jika nilai Chi-Square
signifikan, maka dianjurkan untuk mengabaikannya dan melihat ukuran goodness fit lainnya.
2 CMINDF Adalah nilai chi-square dibagi dengan degree of freedom. Beberapa
pengarang mengajurkan rasio ukuran ini untuk mengukur fit. Menurut Wheathon et. al 1997 dalam Haryono dan Wardoyo,2012:72nilai
rasio 5 lima atau kurang dari merupakan ukuran yang reasonable. Peneliti lainnya seperti Bryne 1998 mengusulkan nilai rasio ini 2
merupakan ukuran fit.
55 3 Goodness of Fit Index GFI
Goodness of Fit Index GIF dikembangkan oleh Joreskog dan
Sorbon 1984 yaitu ukuran non-statistik yang nilainya berkisar antar 0 poor fit sampai 1.0 perfect fit. Nilai GFI tinggi menunjukkan fit
yang lebih baik dan berapa nilai GFI yang dapat diterima sebagai nilai yang layak belum ada standarnya, tetapi banyak peneliti
menganjurkan nilai di atas 90 sebagai ukuran good fit. 4 Root Mean Square Errors of Approximation RMSEA
Root Mean Square Errors of Approximation RMSEA merupakan
ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistic chi- square
menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA antara 0.05 sampai 0.08 merupakan ukurang yang dapat
diterima. Hasil uji empiris RMSEA cocok untuk menguji model konfitmatori atau competiting model strategi dengan jumlah sampel
besar. b. Incremental Fit Measure
Incremental Fit Measure membandingkan proposed model dengan
baseline model sering disebut dengan null model. Null model merupakan
model realistic dimana model-model yang lain harus diatasnya.
1 Adjusted Goodness of Fit Index AGFI
56 Adjusted Goodness of Fit Index
AGFI merupakan pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan rasio degree of fredom untuk
proposed model degree of fredom untuk null model. Nilai yang direkomendasikan adalah sama 0.90.
2 Tucker-Lewis Index TLI
Tucker-Lewis Index TLI atau dikenal dengan non normed fit index NNFI. Pertama kali diusulkan sebagai alat untuk mengevaluasi
analsisi faktor. Ukuran ini menggabungkan ukuran parsimory ke dalam index komparasi antara proposal model dan null model dan
nilai TLI berkisar 0 sampai 1.0. Nilai yang direkomendasikan adalah sama 0.90
3 Normed Fit Index NFI
Normed Fit Index NFI merupakan ukuran perbandingan antara
proposed model dan null model. Nilai NFI akan bervariasi dari 0 no
fit at all sampai 1.0 perfect fit. Seperti hanya TLI tidak ada nilai
absolute yang dapat digunakan sebagai standar, tetapi umunya direkomendasikan sama atau 0.90.
c. Parsimony Fit Measures Ukuran ini menghubungkan goodness-of-fit model dengan
sejumlah koefisien estimasi yang diperlukan untuk mencapai level fit. Tujuan dasarnya adalah untuk mendiagnosa apakah model fit telah
57 tercapai dengan “overfitting” data yang memiliki banyak koefisien.
Prosedur ini mirip dengan “adjustment” terhadap � didalam multiple
regression. Namun demikian karena tidak ada uji statistik yang tersedia
maka penggunaanya hanya terbatas untuk membandingkan model.. 2 Parsimony Normed Fit Index PNFI
Parsimony Normed Fit Index PNFI merupakan modifikasi NFI.
PNFI memasukkan jumlah degree of freedom yang digunakan untuk mencapai level fit. Semakin tinggi nilai PNFI semakin baik. Kegunaan
utama dari PNFI semakin tinggi nilai PNFI semakin baik. Kegunaan utama daru PNFI adalah untuk membandingkan model dengan degree
of fredom yang berbeda. Digunakan untuk membandingkan model
alternatif sehingga tidak ada nilai yang direkomendasikan sebagai nilai fit yang diterima. Namun demikian jika membandingkan dua
model maka perbedaan PNFI 0.60 sampai 0.90 menunjukkan adanya perbedaan model yang signifikan.
1 Parsimony Goodness of Fit Index PGFI
Parsimony Goodness of Fit Index PGFI memodifikasi GFI atas dasar
parsimony estimated model. Nilai GFI berkisar antara 0 sampai 1.0
dengan nilai semakin tinggi menunjukkan model lebih parsimony.
58
Tabel 3.3 Standar Penilaian Kesesuaian Fit
Laporan Statistik Nilai yang direkomendasikan Imam Ghozali 2008
Cut of Value Keterangan
Absolut Fit
Probabilitas Tidak Signifikan p0.05
Model yang
diusulkan cocok fit dengan data
observasi df
≤ 5 Ukuran yang reasonable
Ukuran fit 2
RMSEA 0.1
0.05 0.01
0.05 ≤ x ≤ 0.08 Good fit
Very good fit Outsanding fit
Reasonable fit GFI
0-1.0 Good fit
Incremental Fit
AGFI ≥ 0.90
Good fit TLI
≥ 0.90 Good fit
NFI ≥ 0.90
Good fit
Parsimonious Fit
PNFI – 1.0
Lebih besar lebih baik PGFI
– 1.0 Lebih besar lebih baik
Sumber: Imam Ghozali, 2008 dalam Haryono dan Wardoyo,2012:218
Langkah 7:
Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total Pada dasarnya mengestimasi koefisien yang memengaruhi dalam
konteks analisis jalur dan bukan hanya menganalisis pengaruh langsung direct causal effectDCE, tetapi juga sekaligus mengestimasi pengaruh
tidak langsung indirect causal effectICE, dan pengaruh total total causal effect
TCE. Dalam mengestimasi DCE, ICE dan TCE ada baiknya kita perhatikan pendapat pearl 2000:411 sebagai berikut.
a. Direct effect is meant to quantify an influence that is not mediated by
other variables in the model or, more accurately, the sensitivity of Y to changes in X while all other factors in the analysis are held fixed.
59 b.
The indirect effect IE measures the expected change in the dependent variable Y when the independent variable X is held fixed, and the
mediator variable M change to the level it would have attained had independent variable increased by one unit, say from x to x+1
c. The total effect measures the extent to which the dependent variable
changes when the independent variable increase by one uni. So, the total effect is equal to the sum of the direct and indirect effects.
Pengaruh langsung DCE adalah ukuran pengaruh yang tidak dimediasi oleh variable lain dalam suatu model atau sensitivitas
perubahan X perubahan X terhadap Y, dimana semua factor lain dalam analisis ini dibuat fix. Sedangkan pengaruh tidak langsung ICE
adalah ukuran perubahan di mana variabel terikat berubah melalui variabel mediator apabila variabel bebas dibuat fix. Pengaruh total
adalah jumlah dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Dengan demikian:
TCE = DCE + ICE
Keterangan: TCE = Total Causal Effect Pengaruh total
DCE = Direct Causal Effect Pengaruh Langsung ICE = Indirect Causal Effect Pengaruh Tidak Langsung
60
E. Operasional Variabel Penelitian