Profitabilitas Landasan Teori 1. Analisis Laporan Keuangan

26 growth, semakin tinggi total asset turnover maka akan semakin tinggi tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya sehingga membatasi pembelian aktiva baru yang dapat mengurangi modal sehingga akan meningkatkan profitabilitas, meningkatnya profitabilitas akan serta merta meningkatkan sustainable growth rate karena kemampuan perusahaan untuk mendanai aktivitas penjualannya meningkat.

5. Profitabilitas

Menurut Brigham dan Houston 2006:107 profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio ini akan menunjukan kombinasi efek dari likuiditas, aktivitas manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi. Moeljadi 2006:52 mengemukakan bahwa rasio-rasio profitabilitas berusaha mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Tampubolon 2013:43 mengatakan bahwa rasio ini tergantung dari informasi akuntansi yang diambil dari laporan keuangan. Oleh karena itu, profitabilitas dalam konteks analisis rasio digunakan untuk mengukur pendapatan menurut laporan Rugi laba dengan nilai buku investasi. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah: a. Profit Margin On Sales Rasio ini mengukur jumlah laba bersih per nilai dolar penjualan, yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan. Rumusnya adalah: 27 Jika suatu perusahaan memiliki margin laba yang rendah atau masih berada di bawah angka rata-rata industri, hal ini menunjukkan karena tingginya biaya-biaya yang biasanya terjadi karena operasi perusahaan yang tidak efisien. Margin laba yang rendah juga merupakan akibat dari penggunaan hutangnnya yang terlalu berlebihan. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang daripada yang lain, maka perusahaan tersebut akan memiliki beban bunga yang lebih tinggi. Beban bunga tersebut akan menurunkan laba bersih, dan karena penjualan tetap maka akibatnya margin laba akan menjadi relatif rendah. Dalam kasus seperti ini, perusahaan dengan margin laba yang rendah mungkin akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas investasi pemegang sahamnya karena penggunaan leverage keuangan. Brigham Houston, 2006:107 b. Return On total Asset Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan Fahmi,2013:82. Adapun rumus return on asset adalah: ROA = P � x 100 Profit Margin On Sales = �� 28 Apabila perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang rendah merupakan akibat dari 1 kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan yang rendah, 2 biaya bunga yang tinggi yang dikarenakan oleh penggunaan hutangnya yang diatas rata-rata, dimana keduanya telah meyebabkan laba bersihnya menjadi relatif rendah. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan return on asset karena ROA memiliki banyak keunggulan. Salah satunya adalah ROA dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan perusahaan. c. Return On Equity Return On Equity menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa earnings available for common stockholder’s. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa dan merupakan rasio akuntansi yang paling penting, atau “jumlah akhir” bottom line. Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka. Rumus adalah: Dari penjelasan mengenai rasio profitabilitas, jelas bahwa margin laba atau penjualan, tingkat pengembalian total aktiva dan tingkat pengembalian ROE = A � � x 100 29 ekuitas saham biasa, ketiganya menghitung kemampuan aktiva untuk menghasilkan laba Moeljadi, 2006:53.

6. Nilai Perusahaan a. Definisi Nilai Perusahaan