Pengertian Ketinggian dan Kemiringan Lantai

I. Lay Out

1. Pengertian

Tata letak atau lay out merupakan letak tempat duduk untuk penonton di dalam gedung pertunjukkan. Hal tersebut sangat menunjang dalam tercapainya jarak dan sudut pandang penonton, di mana faktor tersebut saling menunjang untuk mencapai suatu kenyamanan dan keamanan bagi penonton. Tempat duduk harus berorientasi ke pertunjukkan dan susunan duduk penonton bervariasi seperti sistem satu deret, sistem dua deret, sistem selang seling ataupun sistem lengkung. Sistem tersebut memang sangat diperlukan bagi gedung pertunjukkan, sehingga penonton merasa nyaman dalam menikmati pertunjukkan yang sedang berlangsung. Tata letak tempat duduk penonton tidak hanya untuk penonton normal saja, melainkan juga untuk penonton yang cacat tubuh, seperti penonton yang membawa kursi roda atau yang memakai tongkat penyangga. Hal tersebut memerlukan penanganan yang akurat, sehingga bagi penonton yang normal ataupun cacat dapat menikmati pertunjukkan dan tidak saling terganggu.

2. Ketinggian dan Kemiringan Lantai

Kemiringan lantai dan trap perlu diterapkan dalam gedung pertunjukkan, demi tercapainya suatu pandangan yang tidak mendapat halangan. Penentuan dimensi penonton yang sedang duduk serat standar pandangan juga perlu diterapkan, dan peniadaan penghalang pandangan yang mengganggu, yang disebabkan orang yang duduk di depannya. Kemiringan lantai ke atas harus dimulai sejauh mungkin dari panggung, dikarenakan kemiringan lebih dari 3 inchi atau 7,6 cm dalam suatu deretan diperlukan trap. Pada deretan pertama digunakan susunan terbalik, bertujuan untuk mengurangi kemiringan lantai di belakangnya dengan ukuran setengah dari deret pertama, selain itu juga berfungsi untuk meniadakan bahaya yang ditimbulkan oleh keanekaragaman tinggi trap pada susunan tempat duduk yang sepadan. Trap pada ketinggian yang seragam menggunakan deret belakang sebagai standar, sehingga kemiringannya lebih besar. Susunan tersebut dapat dilihat pada tipe stadion balkon, sehingga kemiringan tersebut memungkinkan adanya lorong yang digunakan untuk tempat pelayanan.

3. Susunan dan Tata Letak Tempat Duduk