Bentuk dasar ini dikembangkan dalam perencanaan bentuk ruang, elemen pembentuk ruang, elemen estetis, dan furniture.
c. Garis
Untuk mendukung suasana dan tema perancangan pola garis diterapkan pada ruangan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
1 Garis Horisontal : Berkesan lebih luas 2 Garis Vertikal : Berkesan sempit dan panjang
3 Garis Lengkung : Berkesan dinamis dan fleksibel
E. Proses Desain
1. Suasana dan Karakter
Suasana dan karakter disesuaikan dengan tema yaitu gunungan yang terdiri dari tiga stadia alam untuk memaksimalkan interaksi antar ruangnya. Hal ini
tercermin pada keseimbangan, keselarasan, kebutuhan system sirkulasi, organisasi ruang, dan system interior yang diwujudkan dengan pemakaian bahan-bahan
alam.
2. Lay Out
Proses perencanaan lay out merupakan pertimbangan fungsi ruang dan kebutuhan aktifitas manusia, maka penataan lay out harus mendukung tiap
aktifitas. Pola perencanaan lay out lebih dititikberatkan pada kenyamanan sirkulasi baik pengunjung ataupun pemain, serta pengelola. Perencanaan lay out
tidak terlepas dari bentuk ruang, posisi pintu masuk dan keluar serta pembagian ruang dengan aktifitas yang lain. Dasar pertimbangan perencanaan lay out berupa:
§ Organisasi ruang, zoning dan grouping
§ Fungsi dan besaran ruang
§ Letak struktur atau kolom
§ Potensi ruang
§ Daya tampung ruang
§ Aktifitas di dalamnya
§ Efisiensi
a. Lay out bentuk panggung, dengan pertimbangan:
§ Persyaratan auditif, agar penonton dapat menikmati pertunjukkan yang
disajikan. §
Persyaratan visual, mengutamakan kejelasan gerak detail pemain dan ekspresi pemain.
b. Lay out audience dengan pertimbangan:
§ Penonton mendapatkan posisi terbaik untuk melihat ke panggung.
§ Kemudahan sirkulasi dan efisiensi penggunaan ruang.
Penerapan lay out pada Gedung Pertunjukkan Wayang Orang merupakan penjabaran dari filosofi gunungan yang terdiri dari tiga stadia alam. Penerapannya
dalam ruang bertujuan untuk menciptakan akustik yang sesuai kebutuhan pertunjukkan. Gedung Pertunjukkan Wayang Orang bertujuan menjadi wadah
bagi penciptaan proses kreatif serta memberikan kenyamanan kepada audiens dan pemain, sehingga keseimbangan dan keselarasan akustik dalam ruang
pertunjukkan dapat terjalin harmonis. No.
KAYON GAPURAN
KERATON GEDUNG
PERTUNJUKKAN 1
Stadia Alam Bawah
• Tugu depan balaikota
• Gapura nGladhag
• Gapura Pamurakan,
• alun-alun lor,
• Sasana Sumewa,
• Siti Hinggil Manguntur
Tangkil •
Kori Mangu •
Tiang penyangga •
Teras •
Loby •
Ruang karyawan •
Ruang pinpinan •
Ruang meeting •
Pintu masuk bagian luar
2 Stadia Alam
Tengah •
Kori Brojonolo •
Bangsal Wisomarta •
Palataran Kamandhungan
• Balerata
• Pintu masuk bagian
dalam •
Ruang audiens •
Ruang rias, kostum, ganti
• main entrance
Kamandhungan •
Ruang koordinasi •
Gudang •
Ruang persiapan display panggung
• Ruang tunggu pemain
• Ruang control layar
• Ruang control lampu,
sound sistem 3
Stadia Alam Atas
• Bangsal Smarakata
• Bangsal Marcukundha
• Panggung
• Ruang pengiring musik
Tabel 28. Penerapan Lay out.
Stadia Alam Atas
Stadia Alam Tengah
Stadia Alam Bawah
Gambar 48. Lay Out Perencanaan dan Perancangan Gedung Pertunjukkan Wayang Orang
3. Unsur Pembentuk Ruang