2. Perangkat Ruang Penonton
a. Ruang Tunggu
Ruang tunggu dapat pula disebut serambi, ini merupakan ruang yang menghubungkan pintu masuk dengan ruang utama dalam suatu bangunan, di
daerah ini bisa dilengkapi dengan karcis sehingga berfungsi sebagai daerah sirkulasi. Bentuk dan luas serambi ditentukan pada kepadatan sirkulasi, hubungan
dengan ruang yang lain, serta dipengaruhi jumlah penonton yang dapat ditampung di dalam auditorium. Bahan yang digunakan untuk menyelesaikan elemen interior
sebaiknya merupakan bahan yang tidak banyak membutuhkan banyak perawatan, dan dapat menyerap suara untuk mengurangi kebisingan. Penyelesaian bahan
yang baik dan menarik dapat menunjang penampilan interior serambi sehingga mengundang minat dan perhatian penonton. Wawan Cahyono, 2004: 37
b. Pintu Masuk
Pintu masuk berarti gerbang atau lawang yang digunakan untuk menunjukkan arah keluar atau masuk, dalam hal ini membawa keluar dan bebas
dari halangan dan dapat dilalui dengan cepat untuk keamanan, darurat kebakaran.
Lobby digunakan sebagai ruang umum publik yang terbuka untuk semua orang. Lobby berfungsi sebagai:
1 Tempat di mana pengunjung mengawali dan mengakhiri aktivitas.
2 Tempat informasi megenai segala sesuatu, yang ada hubungan dengan
pertunjukkan. 3
Tempat tunggu pengunjung. 4
Dapat pula sebagai ruang rekreasi. 5
Mengontrol semua ruang yang ada Friedman, 1977: 256. Sebagai ruang distribusi, lobby memungkinkan pencapaian ke setiap ruang
yang ada di gedung teater. Penggunaan bahan-bahan yang menyerap suara akan sangat menguntungkan, penyelesaian semacam ini sangat diperlukan mengingat
lobby banyak pengunjung berlalu-lalang sehingga cenderung timbul suara bising sehingga kebisingan tersebut dapat dikurangi.
Pencahayaan dalam lobby hendaknya dapat menciptakan suasana hangat dan menarik. Secara fungsional pencahayaan masih cukup terang untuk
memungkinkan orang Dapat membacamembeli karcis dan juga mengetahui ruang-ruang yang akan mereka masuki.
c. Ruang Duduk