d. Sistem penguat bunyi
Sistem penguat bunyi adalah suatu sistem elektronik yang mempunyai fungsi mengadakan kekerasan bunyi yang cukup dan dapat menyebarkan bunyi.
Pada bangunan yang luas besar dan khusus untuk pagelaran, meskipun kondisi akustiknya cukup bagus, namun seringkali mempunyai tingkat kekerasan yang
kecil sehingga jauh dari kondisi mendengar yang memuaskan, oleh karena itu di
perlukan sistem penguat bunyi.
Keperluan terhadap sistem penguat bunyi yaitu untuk auditorium yang kondisi akustiknya bagus memerlukan sistem penguat bunyi bila volume
ruangnya lebih dari 1700 meter kubik dan jika suara harus mencapai lebih dari 18 meter. Bangunan atau ruang tertentu ada yang memang harus menggunakan
sistem penguat bunyi sebagai persyaratan utama contohnya pada ruang pagelaran.
1 Tujuan sistem penguat bunyi pada ruang pertunjukkan adalah:
- Sebagai penguat bunyi, jika kuat bunyi yang diterima pendengar terlalu
lemah. -
Menambah tingkat bunyi di panggung -
Menyediakan fasilitas elektro akustik, seperti menghasilkan efek bunyi -
Sebagai sarana pengoperasian instrumen elektrik.
2 Persyaratan sistem penguat bunyi untuk ruang pagelaran:
- Jangkauan frekuensi 30Hz - 12.000Hz
- Menciptakan dengung rendah
- Harus tak terdeteksi
- Bebas gema dan feed back
- Penundaan waktu datangnya bunyi dengung dan bunyi yang diperkuat tidak
boleh melebihi 150 sekon, berarti pemisahan maksimum sebesar 23 ft –25 ft antara pembicara dan pengeras suara.
- Sistem penguat bunyi harus digunakan dengan sikap yang tidak berlebihan
dan terkendali. Sistem ini harus dapat memenuhi kebutuhan pementas untuk kenikmatan pendengar Leslie L. Doelle, 1993: 136.
3 Komponen sistem penguat bunyi
Tiap sistem penguat bunyi saluran tunggal terdiri dari tiga komponen pokok yaitu; mikrofon, penguat kontrol, dan pengeras suara.
Gambar 20. Komponen Penguat Bunyi. Sumber: Leslie L. Doelle, dan Lea Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993: 136
Mikrofon menangkap energi bunyi dan mengubahnya menjadi energi listrik meneruskannya ke penguat bunyi, penguat memperbesar sinyal listrik
dan meneruskannya ke pengeras suara. Pengeras suara mengubah sinyal listrik menjadi bunyi dan didistribusikan ke pendengar. Penggunaan komponen yang
berkualitas dan operator yang mahir dapat menghasilkan kualitas bunyi yang baik.
Tiga komponen pokok sistem penguat bunyi adalah: a
Mikropon, merupakan komponen penguat suara yang berhubungan
langsung dengan sumber suara. Berupa komponen yang merubah gelombang suara atau input menjadi sinyal listrik atau output menuju
penguat atau amplifier. Ditinjau dari tiga jenis yaitu; Omnidirectional dari semua arah, One directional dari satu arah, Bidirectional dari dua arah.
Perlengkapan teknis sound panggung yang dipakai yaitu, jenis: Hand microphone jenis mike yang pemakaianya dipegang, Stand
microphone jenis mike dengan posisi berdiri dilantai di depan objek atau pemakai. Hidden microphone jenis mike yang letaknya tersembunyi
dibelakang obyek. b
Penguat amplifier, merupakan alat yang berfungsi memperbesar sinyal
listrik yang diteruskan kepada pengeras suara. Pemilihan harus diperhitungkan fungsi input, output, daya jumlah speaker, bentuk peralatan
yang disesuaikan dengan tujuan atau fungsi alat tersebut. Perhitungan daya
output amplifier dan daya input dari sejumlah speaker harus sama supaya sesuai.
c Pengeras suara loudspeaker, merupakan alat yang berfungsi sebagai
penerus suara kepada pendengar dan selalu meradiasi energi bunyi minimum yang diradiasikan pada permukaan pemantul bunyi. Bentuk
speaker menurut kebutuhan; Untuk tujuan komunikasi communication purposes berupa: flush ceiling speaker, pendent ball speaker, wide horn.
Untuk tujuan musik musik purpose berupa coluomn speaker, box speaker
highclass.
Cara kerja speaker terbagi atas dua jenis loudspeaker yaitu: tweeter digunakan untuk menambah respon suara tinggi, dan subwoofer berguna untuk
menambah respon suara rendah M. David Egan, 1983: 358. Beberapa sistem penempatan pengeras suara yang biasa digunakan dalam
ruang auditorium adalah: a
Sistem Sentral Yaitu sistem penempatan pengeras suara secara terpusat dengan
pengeras suara gugus tunggal di atas sumber bunyi. Sistem ini memberikan kewajaran maksimum karena arah bunyi yang diperkuat sama dengan arah
bunyi asli. Memberikan kekerasan dan kejelasan bertambah, tapi penonton menghubungkannya dengan bunyi pentas.
Gambar 21. Sistem Penguat Suara Sentral. Sumber: Leslie L. Doelle, dan Lea Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993: 137
b Sistem Terdistribusi.
Yaitu penempatan pengeras suara di atas dan ditempatkan di seluruh auditorium. Dalam sistem yang terdistribusi, beberapa pengeras suara
diletakkan di langit-langit menghadap ke bawah penonton dan dioperasikan pada tingkat bunyi rendah yang relatif nyaman. Jangkauan tiap pengeras suara
terbatas dan tinggi pengeras suara sekitar 6m – 13,5m di atas lantai.
Gambar 22 .Sistem Penguat Suara Terdistribusi. Sumber: Leslie L. Doelle, dan Lea Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993: 137
c Sistem Stereofonik
Sistem dengan dua atau lebih mikrofon yang dipisahkan secara tepat didepan daerah pentas dihubungkan dengan saluran penguat terpisah pada dua
atau lebih saluran pengeras suara yang bersangkutan, yang harus dipisahkan dibagian depan daerah pendengar Sistem ini memberikan kesan bunyi datang
dari sumber asal tanpa diperkuat, karena bunyi akan mendekat dari pengeras sumber suara yang sebanding dengan jarak dari sumber ke mikrofon Leslie L.
Doelle, 1993: 136-138.
Gambar .23. Sistem Penguat Suara Stereofonik. Sumber gambar ilustrasi penulis
e. Material Akustik