Tata Laksana Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Metode Pengambilan Data Analisa Vegetasi dan Tanaman Pengayaan

B. Tata Laksana Penelitian

Penelitian meliputi beberapa tahap kegiatan, yaitu: 1 persiapan penelitian, 2 pelaksanaan penelitian di lapangan, 3 analisis data. Diagram alir kegiatan penelitian disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Mulai Satuan HutanAreal Pengamatan Petak GG-39 Data Sekunder : Data Anveg Hutan Primer, Peta Topografi, Peta Tanah, dan Peta Kerja Petak GG-39 Kesamaan ciri tanah dan Iklim serta Sistem Pengelolaan Satuan Petak Contoh Pengambilan Contoh Tanah Pengambilan data Vegetasi Analisis Struktur dan Komposisi Vegetasi Analisis Fisika dan Kimia Tanah Analisis data hasil dan Pembahasan Kesimpulan Selesai

C. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan data primer. Data primer meliputi data inventarisasi vegetasi pada hutan Et+1 atau kondisi hutan satu tahun setelah kegiatan penebangan, data tanaman pengayaan pada hutan Et+1 dan data tanah pada hutan Et+1. Sedangkan data sekunder meliputi data analisis vegetasi pada hutan primer pada petak yang sama, data curah hujan, peta kerja dan peta potensi pohon petak GG-39. Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian adalah peta kerja petak GG-39 peta sebaran pohon dan peta topografi kawasan, phiband atau pita diameter, haga hypsometer, kompas tandem, patok, tali rafia atau tambang, buku pengenal vegetasi, golok, tally sheet, caliper, seng, ring tanah, alat tulis, kertas label dan caliper.

D. Metode Pengambilan Data Analisa Vegetasi dan Tanaman Pengayaan

Pada pengambilan data untuk analisis vegetasi pada kondisi hutan satu tahun setelah kegiatan penebangan dan penjaluran dilakukan penginventarisasian hutan pada areal kajian seluas 9 hektar yang tersebar sesuai kebutuhan penelitian di petak GG-39. Petak dibedakan berdasarkan rataan tingkat kelerengan kawasan dengan pengulangan tiga kali pada setiap rataan tingkat kelerengannya, yaitu untuk kelerengan datar 0-15, sedang 15-25, dan curam 25. Masing – masing satuan contoh pengamatan berluasan satu hektar 100 x 100 m 2 . Dalam plot pengamatan dibuat petak contoh dan sub-petak seperti tampak pada Gambar 3. Untuk vegetasi tingkat semai dan pancang ditentukan nama jenis dan dilakukan penghitungan jumlah jenis pada tiap sub-petak contoh. Untuk vegetasi tingkat tiang dan pohon dilakukan pengklasifikasian jenis, pengukuran tinggi serta diameternya. Sedangkan untuk tanaman pengayaan dilakukan pencatatan tentang jenis tanaman pengayaan yang ditanam, dilakukan pengamatan pada lokasi penanaman jalur atas penyebab kematian atau belum ditanamnya bibit serta dilakukan pengukuran atas tinggi dan diameter pada tanaman pengayaan. Kegiatan inventarisasi hutan pada petak penelitian dilakukan dengan metode nested sampling, yaitu petak besar mengandung petak-petak yang lebih kecil Soerianegara dan Indrawan, 1988. Metode pengambilan data dilakukan untuk kegiatan analisa vegetasi dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Bagan Petak Pengamatan Analisis Vegetasi Keterangan: A = Sub petak intensif untuk tingkat semai berukuran 2 m x 2 m untuk permudaan vegetasi pohon dengan tinggi kurang dari 1.5 m, B = Sub petak intensif untuk tingkat pancang berukuran 5 m x 5 m untuk permudaan vegetasi pohon dengan tinggi 1.5 m dan diameter 10 cm yang meliputi nama jenis dan jumlah jenisnya, C = Sub petak intensif untuk tingkat tiang berukuran 10 m x 10 m, untuk permudaan vegetasi pohon dengan diameter antara 10 cm sampai 19,9 cm yang mencakup nama jenis, tinggi total, dan diameter setinggi dada, D = Sub petak intensif untuk tingkat pohon berukuran 20 m x 20 m, untuk vegetasi dengan diameter 20cm yang mencakup nama jenis, tinggi total, tinggi bebas cabang, dan diameter setinggi dada. 100 m

E. Metode Pengambilan Contoh Tanah