Perumusan Fungsi Kendala Bahan Baku Perumusan Fungsi Kendala Jam Tenaga Kerja Produksi

Tabel 2. Harga jual per unit, biaya total per unit, dan keuntungan per unit produk roti pada Marbella Bakery Variabel Jenis Roti Harga Jual per Unit Rp Biaya Total per Unit Rp Keuntungan per Unit Rp X 1 Rasa Cokelat 1000 550 450 X 2 Rasa Strawberry 1000 480 520 X 3 Rasa Keju 1000 600 400 X 4 Rasa Mocca 1000 400 600 X 5 Sobek Bulat 3 Rasa 3000 2700 300 X 6 Sobek Bulat 4 Rasa 4000 3600 400 X 7 Sobek Kotak 3 Rasa 6000 5200 800 X 8 Sobek Kotak 4 Rasa 8000 7300 700 Kombinasi produksi yang optimal dari delapan jenis roti berdasarkan keuntungan per unit roti dapat diketahui dengan merumuskan model fungsi tujuannya. Model perumusan fungsi tujuan dari model program linear sebagai berikut : Max Z = 450X 1 + 520X 2 + 400X 3 + 600X 4 + 300X 5 + 400X 6 + 800X 7 + 700X 8

4.2.3 Perumusan Fungsi Kendala Bahan Baku

Marbella Bakery menggunakan bahan baku untuk memproduksi roti sobek berdasarkan standar pemakaian yang telah ditetapkan. Penggunaan bahan baku yang sesuai standar pemakaiannya merupakan nilai koefisien dari fungsi kendala bahan baku. Ketersediaan bahan baku merupakan nilai ruas kanan dari fungsi kendala bahan baku. Ketersediaan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Ketersedian bahan baku per hari No. Bahan Baku Ketersediaan Satuan 1. Tepung Terigu 5000 Gr 2. Susu Bubuk 300 Gr 3. Gula 1000 Gr 4. Garam 100 Gr 5. Mentega 450 Gr Lanjutan Tabel 3 No. Bahan Baku Ketersediaan Satuan 6. Ragi 150 Gr 7. Telur 35 Butir 8. Keju 350 Gr 9. Cokelat 170 Gr 10. Selai Strawberry 250 Gr 11. Air mineral 2000 Ml Berdasarkan data Tabel 3 dan data penggunaan bahan baku utama Lampiran 3, maka dapat dirumuskan fungsi kendala bahan baku dari program linear adalah : Tepung terigu : 1.64X1 + 1.64X2 + 1.64X3 + 1.64X4 + 1.64X5 + 1.64X6 + 1.64X7 + 1.64X8 ≤ 5000 Susu bubuk : 0.11X1 + 0.11X2 + 0.11X3 + 0.11X4 + 0.11X5 + 0.11X6 + 0.11X7 + 0.11X8 ≤ 300 Gula: .39X1 + 0.39X2 + 0.39X3 + 0.39X4 + 0.39X5 + 0.39X6 + 0.39X7 + 0.39X8 ≤ 1000 Garam : 0.03X1 + 0.03X2 + 0.03X3 + 0.03X4 + 0.03X5 + 0.03X6 + 0.03X7 + 0.03X8 ≤ 100 Mentega : 0.18X1 + 0.18X2 + 0.18X3 + 0.18X4 + 0.18X5 + 0.18X6 + 0.18X7 + 0.18X8 ≤ 450 Ragi : 0.06X1 + 0.06X2 + 0.06X3 + 0.06X4 + 0.06X5 + 0.06X6 + 0.06X7 + 0.06X8 ≤ 150 Telur : 0.01X1 + 0.01X2 + 0.01X3 + 0.01X4 + 0.01X5 + 0.01X6 + 0.01X7 + 0.01X8 ≤ 35 Keju : 0.12X3 + 0.12X6 + 0.12X7 + 0.12X8 ≤ 350 Cokelat : 0.07X1 + 0.07X5 + 0.07X6 + 0.07X7 + 0.07X8 ≤ 170 Selai strawberry : 0.04X2 + 0.04X5 + 0.04X6 + 0.04X8 ≤ 150 Air mineral : 0.72X1 + 0.72X2 + 0.72X3 + 0.72X4 + 0.72X5 + 0.72X6 + 0.72X7 + 0.72X8 ≤ 2000

4.2.4 Perumusan Fungsi Kendala Jam Tenaga Kerja Produksi

Tenaga kerja yang digunakan dalam fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi adalah tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan proses produksi roti pada Marbella Bakery. Jumlah tenaga kerja bagian produksi pada Marbella Bakery adalah 12 orang yang bekerja selama delapan jam per hari. Ketersediaan jam tenaga kerja bagian produksi yang tersedia selama satu hari merupakan nilai ruas kanan pada fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi. Jam kerja bagian produksi untuk memproduksi satu unit roti diperoleh dari total waktu yang diperlukan dalam satu kali produksi dibagi dengan total roti yang dihasilkan dalam satu kali produksi Lampiran 4. Kebutuhan jam tenaga kerja bagian produksi untuk memproduksi satu unit roti merupakan koefisien pada fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi. Kebutuhan jam tenaga kerja bagian produksi untuk menghasilkan satu unit roti dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kebutuhan jam tenaga kerja bagian produksi untuk menghasilkan satu unit roti Variabel Jenis Roti Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Bagian Produksi Jam X 1 Roti isi Cokelat 0,02 X 2 Roti isi Strawberry 0,04 X 3 Roti isi Keju 0,03 X 4 Roti isi Mocca 0,03 X 5 Roti Sobek Bulat 3 Rasa 0,02 X 6 Roti Sobek Bulat 4 Rasa 0,02 X 7 Roti Sobek Kotak 3 Rasa 0,02 X 8 Roti Sobek Kotak 4 Rasa 0,04 Ketersediaan 96,00 Berdasarkan data pada Tabel 4, makadapat dirumuskan fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi dari model program linear sebagai berikut: 0.02X1 + 0.04X2 + 0.03X3 + 0.03X4 + 0.01X5 + 0.02X6 + 0.02X7 + 0.04X8 ≤ 96 4.2.5 Perumusan Fungsi Kendala Jam Kerja Mesin Berikut ini adalah jumlah mesin yang digunakan untuk memproduksi roti sobek. Tabel 5. Pengunaan mesin untuk pembuatan roti No Nama Mesin Jumlah unit 1. Mesin Pengadukpencampur Mixer 3 2. Mesin Pembagi Adonan 3 3. Mesin Pemanggangan Oven 2 1. Mesin Pengaduk Mixer Jam kerja mesin untuk menghasilkan satu unit roti diperoleh dari total jam kerja mesin yang dibutuhkan untuk satu kali produksi dibagi dengan total produksi roti dalam satu kali produksi. Ketersediaan jam kerja mesin merupakan nilai ruas kanan, sedangkan koefisien fungsi kendala jam kerja mesin adalah jam kerja mesin yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit roti untuk setiap jenis, kebutuhan jam kerja mesin untuk menghasilkan roti per unit untuk setiap jenis dapat dilihat pada Lampiran 5. Marbella Bakery menggunakan tiga mesin pengaduk yang memiliki kapasitas maksimum sebanyak 50 kg untuk tiap mesin. Jam kerja mesin pengaduk tersebut adalah 8 jam per hari sehingga dapat diketahui bahwa jumlah jam kerja mesin yang tersedia untuk mencampur adonan per hari adalah sebesar 24 jam 8 jamhari x 3 mesin. Adapun fungsi kendala jam mesin pengaduk dari model linear programming dapat dirumuskan sebagai berikut : 0,0013X 1 + 0,0025X 2 + 0,0017X 3 + 0,0019X 4 + 0,0014X 5 + 0,0013X 6 + 0,0014X 7 + 0,0024X 8 ≤ 24 2. Mesin Pembagi Adonan Marbella Bakery menggunakan tiga mesin pembagi adonan yang memiliki kapasitas maksimum sebanyak 20 kg untuk tiap mesin. Jam kerja mesin pengaduk tersebut adalah 8 jam per hari sehingga dapat diketahui bahwa jumlah jam kerja mesin yang tersedia untuk mencampur adonan per hari adalah sebesar 24 jam 8 jamhari x 3 mesin. Adapun fungsi kendala jam mesin pengaduk dari model linear programing dapat dirumuskan sebagai berikut : 0,0009X 1 + 0,0017X 2 + 0,0011X 3 + 0,0012X 4 + 0,0009X 5 + 0,0008X 6 + 0,0009X 7 + 0,0016X 8 ≤ 24 3. Mesin Pemanggangan Oven Marbella Bakery menggunakan 2 mesin pemanggangan yang memiliki kapasitas maksimum sebanyak 75 kg untuk tiap mesin. Jam kerja mesin pengaduk tersebut adalah 8 jam per hari sehingga dapat diketahui bahwa jumlah jam kerja mesin yaang tersedia untuk mencampur adonan per hari adalah sebesar 16 jam 8 jamhari x 2 mesin. Adapun fungsi kendala jam mesin pengaduk dari model linear programing dapat dirumuskan sebagai berikut : 0,0013X 1 + 0,0025X 2 + 0,0017X 3 + 0,0019X 4 + 0,0018X 5 + 0,0021X 6 + 0,0018 7 + 0,0040X 8 ≤ 16 4.2.6 Perumusan Fungsi Kendala Permintaan Minimum Untuk mempertahankan pangsa pasarnya maka jumlah produksi Marbella Bakery minimal harus memenuhi permintaan pasar dari masing- masing produk yang dihasilkan. Dengan adanya kendala ini akan dihindari hilangnya pangsa pasar akibat kekurangan produksi. Dalam penelitian ini kendala permintaan minimum adalah rata-rata jumlah penjualan masing- masing produk roti dalam satuan unit selama penelitian dilakukan.Rata-rata jumlah penjualan roti di Marbella Bakery dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata penjualan roti di Marbella Bakery per hari Variabel Jenis Roti Penjualan Unit X 1 Roti isi Cokelat 384 X 2 Roti isi Strawberry 185 X 3 Roti isi Keju 300 X 4 Roti isi Mocca 253 X 5 Roti Sobek Bulat 3 Rasa 345 X 6 Roti Sobek Bulat 4 Rasa 373 X 7 Roti Sobek Kotak 3 Rasa 338 X8 Roti Sobek Kotak 4 Rasa 207 Ketersediaan 2385 Maka fungsi kendala permintaan minimum dapat dirumuskan sebagai berikut : X 1 ≥ 384 X 2 ≥ 185 X 3 ≥ 300 X 4 ≥ 253 X 5 ≥ 345 X 6 ≥ 375 X 7 ≥ 338 X 8 ≥ 207 4.3. Tingkat Produksi Optimal Marbella Bakery dalam melakukan kegiatan produksi roti sobek akan selalu dibatasi oleh berbagai kendala. Kendala tersebut adalah bahan baku, jam tenaga kerja bagian produksi, jam tenaga kerja mesin, dan permintaan minimum. Olahan data dengan menggunakan LINDO memperlihatkan hasil olahan optimalisasi produksi yang diperoleh Marbella Bakery. Berdasarkan hasil olahan optimalisasi produksi yang memperlihatkan solusi optimal yang terdiri dari kombinasi produk, status sumberdaya, dan analisis sensitivitas. Variabel keputusan yang ingin diketahui pada penelitian ini adalah kombinasi roti sobek yang seharusnya dihasilkan oleh Marbella Bakery untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Hasil olahan model optimalisasi produksi menunjukkan bahwa produksi yang dilakukan Marbella Bakery pada kondisi aktual sudah mendekati optimal. Hal ini ditunjukkan oleh total produksi dan laba kotor yang diterima pada kondisi aktual tidak jauh berbeda dengan kondisi optimalnya Lampiran 6. Tabel 7. Produksi roti sobek pada kondisi aktual dan kondisi optimal di Marbella Bakery Jenis Roti Variabel Tingkat produksi Aktual Optimal Rasa Cokelat X 1 400 384 Rasa Strawberry X 2 200 185 Rasa Keju X 3 300 300 Rasa Mocca X 4 270 253 Sobek Bulat 3 Rasa X 5 360 345 Sobek Bulat 4 Rasa X 6 400 373 Sobek Kotak 3 Rasa X 7 360 453 Sobek Kotak 4 Rasa X 8 210 207 Jumlah 2500 2500 Berdasarkan Tabel 7 produksi roti pada kondisi aktual Marbella Bakery adalah 2500 unit. Berdasarkan hasil olahan optimalisasi produksi, tingkat produksi juga menunjukkan tingkat produksi yang sama yaitu sebesar 2500 unit. Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa jumlah produksi roti rasa keju sudah berproduksi secara optimal karena produksi aktualnya menunjukkan jumlah yang sama dengan tingkat produksi optimalnya. Untuk jumlah produksi tertinggi pada kondisi optimal yaitu roti sobek kotak 3 rasa, hal ini disebabkan karena keuntungan per unit pada roti sobek kotak 3 rasa paling tinggi dibandingkan dengan jenis roti lainnya yang di produksi oleh Marbella Bakery, sedangkan untuk produksi terendah pada kondisi optimal yaitu roti rasa strawberry, hal ini disebabkan karena biaya total per unit pada roti sobek strawberry paling rendah dibandingkan jenis roti lainnya . Apabila Marbella bakery ingin berproduksi sesuai dengan kondisi optimalnya, sebaiknya memproduksi roti rasa cokelat, rasa strawberry, roti rasa keju, rasa mocca, roti sobek bulat 3 rasa, roti sobek bulat 4 rasa, roti soek kotak 3 rasa, dan roti sobek kotak 4 rasa di produksi masing-masing 384 unit, 185 unit, 300 unit, 253 unit, 345 unit, 373 unit, 453 unit dan 207 unit. Dengan asumsi seluruh produk dapat terjual pada tingkat harga seperti pada Tabel 2, maka keuntungan yang dapat diperoleh pada kondisi optimal sebesar Rp. 1.300.800,00 sedangkan pada kondisi aktualnya sebesar Rp. 1.269.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan pada kondisi optimal dan aktualnya tidak jauh berbeda, namun untuk meningkatkan keuntungannya maka Marbella Bakery harus mengalokasikan sumber dayanya sesuai dengan kondisi optimal untuk menghasilkan roti keju dan roti sobek kotak 3 rasa dan mengurangi produksi roti lainnya. Laba kotor pada kondisi aktual dan kondisi optimal dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Laba kotor tiap jenis roti pada kondisi aktual dan kondisi optimal Jenis Roti Variabel Aktual Rp Optimal Rp Rasa Cokelat X 1 180.000 172.800 Rasa Strawberry X 2 104.000 96.200 Rasa Keju X 3 120.000 120.000 Rasa Mocca X 4 162.000 151.800 Sobek Bulat 3 Rasa X 5 108.000 103.500 Sobek Bulat 4 Rasa X 6 160.000 149.200 Sobek Kotak 3 Rasa X 7 288.000 362.400 Sobek Kotak 4 Rasa X 8 147.000 144.900 Jumlah 1.269.000 1.300.800 4.4. Hasil Optimasi Penggunaan Sumber Daya Sumber daya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi roti pada setiap kali berproduksi. Tingkat produksi roti sangat dipengaruhi oleh ketersedian sumber daya yang ada, maka perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tingkat produksi optimal. Hasil dari optimasi terdapat analisis dual. Analisis dual tersebut untuk memberikan penilaian terhadap sumber daya dengan melihat nilai slacksurplus dan nilai dual price. Bila slacksurplus sama dengan nol, maka hasil tersebut menunjukan bahwa sumber daya bersifat terbatas. Sedangkan nilai dual price merupakan nilai harga sumber daya yang menunjukan besarnya pengaruh terhadap nilai fungsi tujuan. Nilai dual price pada sumber daya terbatas menunjukan bahwa setiap penambahan sumber daya sebesar satu-satuan, maka akan meningkatkan nilai fungsi tujuan sebesar nilai dari hasil dual price. Jika nilai dual price negatif pada sumber daya terbatas menunjukan bahwa setiap penambahan sumber daya sebesar satu-satuan akan menurunkan nilai fungsi tujuan nilai dual price tersebut. Untuk sumber daya dengan nilai sama dengan nol menunjukan bahwa sumber daya tersebut berstatus kendala tidak aktif atau berlebih, dimana penambahan atau pengurangan persediaan pada sumber daya tidak akan mempengaruhi nilai dari fungsi tujuan. Rinciannya sebagai berikut : 1. Penggunaan Bahan Baku gr Unit Penggunaan bahan baku selama satu periode produksi setelah dilakukan optimasi dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil optimasi bahan bakumenunjukkan beberapa bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada Tabel 9 berstatus berlebih, hal tersebut menunjukan ketersediaan bahan baku belum sepenuhnya dimanfaatkan.Melihat hasil tersebut, maka jika ketersediaan bahan baku ditambah tidak akan meningkatkan keuntungan, maka nilai dual price secara keseluruhan bernilai sama dengan nol. Sedangkan pada bahan baku mentega dan ragi yang menunjukkan nilai slacksurplus-nya bernilai 0, hal tersebut menunjukkan bahwa mentega dan ragi telah digunakan seluruhnya. Tabel 9. Hasil optimasi penggunaan bahan baku Bahan Baku SlackSurplus Dual Prices Status Tepung Terigu 900,00 Berlebih Susu Bubuk 25,00 Berlebih Gula 25,00 Berlebih Garam 25,00 0 Berlebih Mentega 0 4444,44 Langka Ragi 0 Langka Lanjutan Tabel 9 Bahan Baku SlackSurplus Dual Prices Status Telur 10,00 Berlebih Keju 190,03 Berlebih Cokelat 46,66 0 Berlebih Selai Strawberry 105,60 Berlebih Air Mineral 200,00 Berlebih 2. Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung Faktor produksi yang kedua adalah sumber daya tenaga kerja, karena dapat menimbulkan biaya. Faktor produksi yang kedua adalah sumber daya tenaga kerja, karena dapat menimbulkan biaya. Hasil optimasi ketersediaan tenaga kerja mengalami kelebihan, hal ini dapat dilihat dari nilai Slacksurplus sebesar 32,63 jam, hal tersebut menunjukan ketersediaan jam tenaga kerja langsung belum sepenuhnya dimanfaatkan. Melihat hasil tersebut, maka jika ketersediaan jam tenaga kerja ditambah tidak akan meningkatkan keuntungan, maka nilai dual price secara keseluruhan bernilai sama dengan nol. 3. Peggunaan Jam Kerja Mesin Sama seperti jam tenaga kerja langsung, status ketersediaan jam mesin secara keseluruhan pada Tabel 10 berstatus berlebih. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan ketersediaan jam mesin sepenuhnya masih belum dimanfaatkan dengan optimal. Melihat status berlebih pada jam mesin, maka meskipun ketersediaan jam mesin di tambah tidak akan menambah tingkat keuntungan, karena nilai dual price menunjukan sama dengan nol. Tabel 10. Hasil optimasi penggunaan jam mesin Mesin Slack Surplus Dual Price Status Pengaduk 19,95 Berlebih Pembagi adonan 20,40 Oven 11,04 4. Permintaan Minimum Permintaan minimum roti sobek merupakan jumlah penjualan yang dicapai oleh Marbella Bakery. Hasil olahan optimalisasi produksi menunjukkan bahwa permintaan minimum untuk roti sobek kotak 3 rasa terdapat sisa 115 unit. Hal ini disebabkan adanya batasan permintaan minimum untuk roti sobek kotak 3 rasa. Sehingga apabila ditambahkan satu satuan unit roti, tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan. Namun untuk roti lainnya berstatus langka dan nilai dual price-nya bernilai negatif. Nilai ini berarti bahwa jika ditambahkan ke pasar sebanyak satu satuan maka akan mengurangi nilai fungsi tujuan atau keuntungan sebesar nilai dual price- nya. Hal ini dikarenakan permintaan minimum roti sobek kotak 3 rasa adalah jumlah penjualannya sehingga perlu adanya perluasan pasar. Tabel 11. Hasil optimasi permintaan minimum Variabel SlackSurplus Dual price Status X 1 -350 Langka X 2 -280 Langka X 3 -400 Langka X 4 -200 Langka X 5 -500 Langka X 6 -400 Langka X 7 115 0 Berlebih X 8 -100 Langka

4.5. Analisis Sensitivitas