1. Berpartisipasi dalam penyusunan jadwal produksi induk dan realistis atas
dasar kapasitas yang tersedia. 2.
Berpartisipasi dalam perencanaan bahan baku dan tenaga kerja untuk menerima jadwal proses produksi.
3. Menerima pesanan-pesanan untuk memproduksi produk-produk.
4. Menentukan kebutuhan-kebutuhan bahan mentah untuk komponen-komponen
yang akan diproduksi. 5.
Menentukan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk proses produksi. 6.
Mempersiapkan perintah-perintah produksi yang mengarahkan pelaksanaan operasi-operasi.
7. Menyusun jadwal-jadwal untuk pelaksanaan operasi-operasi pada mesin-
mesin tertentu. 8.
Menjamin bahwa segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses produksi akan tersedia dalam jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat pula sesuai
dengan perintah yang diumumkan. 9.
Membantu dalam pemecahan masalah-masalah yang mengakibatkan penundaan-penundaan produksi.
10. Menerima laporan-laporan tentang pekerjaan yang telah diselesaikan
danmembandingkannya dengan apa yang telah dijadwalkan. Mempebaharui catatan-catatan kemajuan pekerjaan-pekerjaan yang berpindah-pindah dalam
pabrik. 11.
Merevisi rencana-rencana, bila rencana-rencana semula tidak dapat dilaksanakan dan bila ada perubahan-perubahan ukuran suatu pesanan, atau
hari penyelesaian yang disyaratkan.
2.4. Teori Optimalisasi
Menurut Nasendi dan Anwar 1985, optimasi adalah serangkaian proses mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik
dalam situasi tertentu. Dengan pendekatan normatif dapat diketahui bahwa optimasi mengidentifikasikan penyelesaian terbaik suatu masalah yang diarahkan
pada maksimisasi, atau minimisasi melalui fungsi tujuan. Optimasi adalah suatu pendekatan normatif untuk mengidentifikasikan suatu penyelesaian terbaik dalam
pengambilan keputusan suatu permasalahan. Dalam optimasi ini, perusahaan akan mendapatkan hasil terbaik sesuai dengan batasan yang diberikan.
Manajemen produksi pada suatu perusahaan akan selalu berusaha untuk mengatur dan merencanakan penggunaan faktor-faktor produksinya agar mampu
berproduksi dengan biaya minimum dengan mencapai keuntungan pada tingkat tertentu. Tujuan perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan ataupun
meminimumkan biaya produksi dapat tercapai melalui perencanaan optimasi produksi. Optimasi merupakan pencapaian suatu keadaan yang terbaik, yaitu
pencapaian suatu solusi masalah yang diarahkan pada batas maksimum dan minimum Soekartawi, 1992. Persoalan optimasi meliputi optimasi tanpa kendala
dan optimasi dengan kendala. Dalam optimasi tanpa kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala terhadap suatu fungsi tujuan diabaikan sehingga dalam
menentukan nilai maksimum atau minimum tidak terdapat batasan untuk berbagai pilihan peubah yang tersedia.
Menurut Taha 1996, tahap-tahap utama yang harus dilakukan untukmelakukan studi tentang operation research mencakup:
1. Definisi Masalah
Tiga tahap yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah deskripsi tentang sasaran atau tujuan dari studi tersebut, identifikasi alternatif keputusan sistem
tersebut, dan pengenalan tentang keterbatasan, batasan dan persyaratan sistem tersebut.
2. Pengembangan Model
Model yang dikembangkan harus sesuai dan mewakili sistem yang bersangkutan, serta dapat menyatakan ekspresi kuantitatif dari tujuan dan
batasan masalah dalam betuk variabel keputusan. 3.
Pemecahan Masalah Pemecahan masalah dicapai dengan menggunakan teknik-teknik optimalisasi
yang diidentifikasikan dengan baik dan menghasilkan pemecahan yang optimal.
4. Pengujian Keabsahan Model
Metode untuk menguji keabsahan suatu model adalah dengan menbandingkan kinerjanya dengan masa lalu yang tersedia untuk sistem aktual model
tersebut. 5.
Implementasi Hasil Akhir Hasil opersi diterjemahkan oleh peneliti secara terperinci serta diberikan
dalam bentuk yang mudah kepada pihak yang mengatur dan mengoperasikan sistem yang direkomendasikan tersebut.
2.5. Penelitian Terdahulu